This is NOT the end

800 72 23
                                    

"Duh.. Anak gadis Mamah, akhirnya menikah..." kata Mamah sambil memandangku yang baru selesai dirias.

"Si Neng cantik banget ya Mah.. Begini nih, kalau jarang pakai make-up, sekalinya make-up benar-benar kelihatan bedanya.." kata Teh Ina yang kini perutnya sudah kelihatan membuncit.

Ah, aku belum cerita ya.. A Dennis akhirnya menikah setelah lebaran. Acara lamaran waktu itu berubah menjadi akad nikah, karena Aa sangat sentimental orangnya.. Dia ingin aku ada saat moment sakral itu terjadi dalam hidupnya. Dia tidak peduli resepsinya mau kapan, yang penting saat ijab kabul aku ada. Resepsinya sendiri aku tidak hadir karena sudah kembali ke Welly. Resepsinya juga digelar seperti tradisi keluarga kami, semacam pesta rakyat di aula keluarga yang siapa saja boleh datang.. keluarga pasien pun banyak yang datang, tidak ada tamu VIP, semua berbaur. A Dennis punya permintaan khusus pada tamu untuk tidak memberi kado, tapi jika tetap mau memberikan tanda kasih, dia meminta bantuan dana seikhlasnya untuk mendukung keluarga pasien yang membutuhkan. Akhirnya yaaa terkumpul dana lebih dari 700 juta Alhamdulillah.

"Iya, Na.. Alhamdulillah.. Mamah mikir teh si Neng bakalan gak mau nikah semenjak bermasalah sama..."

"Udah Mah.. jangan di bahas lagi.. Masa lalu biar jadi kenangan aja." Kataku pelan sambil menggenggam tangan Mamah.

"Neng.. Mamah tau betapa beratnya perjalanan kamu sampai kamu tiba di hari ini. Mamah bahagia akhirnya kamu bisa menemukan kebahagiaan kamu."

"Alhamdulillah.. Ini semua kan berkat do'a Mamah.." kataku.

"Teteh juga bahagia banget, apalagi jadi bisa sekalian babymoon gini hahaha!"

"Iya.. Si Ina karunya ih, baru nikah rencana mau honeymoon ketunda gara-gara si Aa banyak pasien. Tapi Alhamdulillah ya Na, rencana ke Bali malah jadi ke Welly. Hahaha"

"Yaaa.. resiko punya suami dokter Mah hahaha.. Untung sayang..."

Tok..tok..tok..

"Kak Lan... boleh masuk gak? Ada kiriman bunga.." kata Cici.

"Bunga? Dari siapa Ci?"

"Baca aja nih.." kata Cici sambil menyodorkan bouquet mawar putih dengan kartu warna biru di atasnya.

Aku buka perlahan dan kubaca...

Hey, Lana.

Selamat atas pernikahanmu hari ini. Dari dalam lubuk hatiku, aku do'akan semoga kalian berbahagia selalu. Aku percaya bahwa dia adalah pria terbaik yang dipilih Tuhan untuk wanita sebaik kamu.

Tenang, ini gak kayak di film-film kok. Aku gak lagi menyepi di gunung sambil merenung dan dengerin lagu sendu. Aku sekarang ada di depan nunggu acara akad nikah kamu dan berdo'a semoga lancar supaya aku juga bisa cepetan makan. 😜

Aroha nui,
Rian

Hahaha.. Dasar Minyak!!! Tapi aku senang pada akhirnya kami benar-benar bisa move on dari cerita masa lalu kami dan berteman dengan baik. Malah dia ikut mendukung saat aku memiliki rencana menikah. Aku juga berdo'a semoga dia segera menemukan belahan jiwanya. Dan, jangan bilang siapa-siapa dulu ya.. sepertinya Si Cici lagi PDKT sama Rian, apalagi semenjak Cici pindah ke flat-ku sebulan lalu. Aku terpaksa pindah ke apartment karena aku pikir setelah menikah tentu lebih enak tinggal berdua dengan pasangan. Lebih bebas gitu lah..

"Alana... sepuluh menit lagi acara dimulai ya.." Kata Jossy, wedding organizer ku yang super duper helpful. Dia yang lebih excited karena ini pertama kalinya dia menangani client dengan budaya Sunda modern.

WellyLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang