Pagi ini Reynand mengajak Andien ke suatu tempat, ia menyiapkan sebuah kejutan yang pastinya Andien sangat menyukainya. Semua kejutan dari Reynand tidak pernah mengecewakan Andien, ia selalu mempunyai cara unik dan menarik untuk di tunjukan.
"Eh lo tutup mata dari sini ya, ntar gue tuntun sampe tempatnya" ucap Reynand.
"Hm iya deh, kebanyakan gaya lo Rey" cibir Andien, lalu Reynand mulai mengikat kain berwarna putih di mata Andien.
Pelan-pelan Reynand menuntun Andien menuju tempat yang dituju, ia sangat menjaga keseimbangan tubuh Andien, jika terjatuh maka Reynand sudah siap menangkap tubuhnya. Tak perduli apapun, menurutnya keselamatan Andien lebih penting dari keselamatannya sendiri.
Sesampainya mereka disebuah taman dengan pohon besar di depan mereka, Reynand segera membuka penutup mata Andien,
"SURPRISEEE!!!" teriak Reynand sambil menunjukan pohon tersebut pada Andien.Awalnya Andien hanya terdiam saja, melihat pohon besar itu, dimanakah letak surprisenya? yang ia lihat hanyalah pohon besar biasa.
"Mana kejutannya Rey? Ini kan Pohon biasa" tanya Andien
"Duh! Dasar bego! Liat tuh keatas pohonnya" Reynand menunjuk ke atas pohon tersebut.
Raut wajah Andien berubah menjadi gembira, ini adalah satu satu hal yang paling ia impikan. Benar, itu sebuah rumah pohon. Andien segera memeluk Reynand dengan senyuman yang lebar, ia segera menaiki tangga disekitar pohon itu. Namun, licinnya lumut di tangga itu membuat Andien terpeleset dan jatuh, untungnya Reynand gerak cepat untuk menangkapnya.
"Pelan-pelan, itu tangganya licin, udah berlumut" ujar Reynand, sambil berwaswas bila Andien terpeleset lagi.
"Demi apah, jantung gue mau copot" Andien membatin seraya menaiki tangga.
Sesampainya di rumah pohon, Andien begitu terkesima dengan pemandangan dari atas, terlihat kumpulan pohon hijau dan beberapa rumah penduduk di sekitarnya.
"Gimana? Bagus ga?" tanya Reynand.
Andien membalikan badannya menghadap Reynand,
"Ba-bagus banget Rey, gue suka banget" ucapnya dengan mata yang berbinar.Menjelang sore, Reynand dan Andien bergegas untuk pulang, namun sebelum itu ada yang Reynand ingin tanyakan,
"Andien, impian lo apa?" tanyanya."Impian gue? sejauh ini sih gue pengen jadi ilustrator di Paris, ngelukis orang-orang yang lewat di menara eiffel" ujar Andien.
Sesampainya dibawah, Reynand menyiapkan dua pot berisi bibit tanaman pohon hawtorn. Konon di negara asalnya, pohon hawtorn ini dipercaya sebagai pohon harapan jadi apabila kita menanam nya dan merawat dengan baik maka harapan kita bisa menjadi kenyataan.
Mereka segera menanam bibit tersebut dekat rumah pohon tersebut,
"Gue harap selagi pohon ini tumbuh besar, kita bisa selalu bersama, ngeliat kedua pohon ini berkembang" ucap Reynand, seraya menanam bibit itu.Sedangkan Andien berharap dalam hatinya,
"Gue harap kalau pohon ini udah tumbuh besar, gue dan Reynand bukan sahabat lagi, melainkan sebagai pasangan kekasih" ucapnya sambil memejamkan mata."Lo berharap apa Ndien?" tanya Reynand.
"Oo gue berharap kalo pohon ini udah gede, semoga Reynand ga jomblo lagi" ledek Andien tertawa lalu berlari.
Reynand yang kesal segera mengejarnya, melihat rambut pendek itu berayun mengikuti gerakan Andien dari belakang, senyum manis itu selalu melekat pada ingatan Reynand.
Akhirnya Andien tertangkap oleh Reynand, tangannya ditarik kemudian tubuhnya disandarkan pada pohon. Mereka saling bertatapan, jantung keduanya saling berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda, Kirana
Teen FictionSeusai hari itu, senja menjadi sendu, hatiku dipenuhi rasa sesal dan sedih. Dia meninggalkanku, meninggalkan luka yang dalam untukku, hari ke hari hanya kugunakan untuk menyalahkan diri sendiri atas semuanya yang terjadi. Seharusnya dari awal kutah...