Bagian 7

26 6 4
                                    

Andien POV.

Sepulang dari rumah pohon, gw langsung rebahan di kasur kesayangan, kalo udah cape mah gw udah ga mood buat ngelakuin apa-apa, yang gw butuhin cuma ketenangan. Tapi, ada satu mahluk yang suka banget ganggu ketenangan gw.

"Kak Doraaa, gw minta odol punya lo ya!"

Iya, dia adek cowo gw, umurnya 14 tahun, masih SMP kelas dua. Namanya Nano, mahluk ghaib yang ga pernah gw anggep kehadirannya di hidup gw, sama kaya namanya Nano, orangnya gajelas, aneh, sukanya ngajak ribut.

"Kemarin baru aja lo maling odol gw, sekarang lo mintain lagi!" teriak gw.

"Yeu odol lo yang kali ini rasanya jeruk" jawabnya dari balik pintu kamar gw.

Heran? Ngerasa aneh? Wajar. DIA INI HOBINYA NYEMILIN ODOL, dia bisa ngabisin 3 odol perhari cuma buat dicemilin doang di depan tv, atau ngga pake bekel ke sekolah. Kejadian odol sering ilang dirumah itu biasa, udah ketahuan siapa pelakunya.  Entahlah, emak gw dulu kena kutukan apaan sampe ngelahirin itu mahluk.

Karna udah terlanjur melekat sama gravitasi kasur, kali ini gw biarin tu anak. Gw beralih ke handphone, ternyata ada pesan yang belum gw baca dan itu dari... REYNAND!

Rey.
>Ndien, tau ga gue tadi ketemu sama Bella di UKS

Andien.
Oh ya? Kok bisa?

Rey.
>iya ga sengaja gitu ketemu, sumpah dia cantik banget orangnya, apalagi kalok diliat dari deket

Jujur gw ngerasa kecewa sama pendapat Reynand tentang Bella, cewe mana sih yang ga kecewa denger cowo yang dia suka muji-muji cewe lain.


Cuma satu yang gw takutin, kalau suatu saat nanti, akhirnya Reynand jatuh hati sama Bella.

***

"Ma, Andien berangkat dulu ya"

"Iya hati-hati ya nak"

Andien melambaikan tangan pada mamanya, ia bersiap untuk bekerja di sebuah cafe kecil yang terletak tak jauh dari rumahnya.

Semenjak ia naik ke kelas 12, Andien memutuskan untuk bekerja sampingan dan mengambil shift malam, ia berniat menabung untuk kuliah di universitas favoritnya di Perancis.

Di cafe ia bekerja sebagai pelayan, kerja disitu juga sangat nyaman, orang-orangnya ramah dan bosnya juga baik hati suka memberi bonus gaji apabila bekerja dengan baik dan ramah senyum.

"Andien tolong antar pesanan ini ke meja nomor 2 itu ya" ucap chef tersebut pada Andien.

Andien pun mengangguk,
"Siap chef"

Ia segera mengantar pesanan itu ke meja yang terdapat tulisan nomor dua. Namun firasatnya seperti mengenali sosok pelanggannya itu, wanita itu sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya.

"Permisi mbak, ini pesenannya"

Mata mereka saling bertemu, terlihat ekspresi shock dari keduanya.
"Loh? Andien?"

"Bella?"

Andien berusaha menekuk bibirnya membentuk sebuah senyuman yang kaku. Sebenarnya pekerjaannya  ini ia sembunyikan dari semua teman-teman sekolah, bahkan Reynand juga tidak tahu jika Andien bekerja, laki-laki itu pasti tidak membiarkan Andien bekerja keras dan lebih memilih memberikannya sebongkah uang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tertanda, KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang