Billionaire's Sorrow 21 - Kepergian

29.6K 1.7K 84
                                    

Ditulis oleh AstieChan untuk Sexy Project

Setelah menolak dan berdebat cukup lama dengan William akhirnya Mysha menurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menolak dan berdebat cukup lama dengan William akhirnya Mysha menurut. Pria itu benar, dirinya tidak akan bisa berjalan maju jika masih berkubang dalam pikiran tentang Axel. Dan pertemuan ini ibarat sebuah pintu yang akan menentukan ke arah mana langkah berikutnya harus ia tempuh.

William masih tetap diam sepanjang perjalanan. Pria itu bahkan tidak memberi tahu ke mana tujuan mereka. Mysha pun menyerah. Ia berhenti bertanya dan memalingkan wajahnya, menatap pemandangan dari jendela.

William berusaha berkonsentrasi untuk menyetir, tetapi pikirannya tetap bercabang. Melihat Mysha hanya membuang pandangan ke luar jendela, ia semakin yakin, ada pergulatan batin di sana. Ia ingin menenangkan wanita itu, tapi ia tak tahu harus berbuat apa. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya menunggu.

Ada rasa lega di hatinya karena pada akhirnya Axel meluluskan permintaannya. Ia berharap sakit hati Mysha bisa hilang setelah tahu alasan kepergian Axel yang sebenarnya. Di sisi lain kekhawatiran memenuhi benaknya. Akankah Mysha kembali kepada Axel dan melupakan kedekatan mereka yang mulai terbangun?

 Akankah Mysha kembali kepada Axel dan melupakan kedekatan mereka yang mulai terbangun?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

William memarkirkan Maserati-nya di sebuah apartemen mewah tempat Axel tinggal. Saat ini, dirinya sungguh ingin merengkuh Mysha dan menguatkan batinnya yang terlihat goyah. Wajah pucat wanita itu memperlihatkan dengan  jelas betapa kalut pikirannya.

"Masuklah! Axel sudah menunggumu," pinta William ketika berhasil membuka pintu apartemen Axel dengan kartu pass-nya.

William melihat Mysha menarik napas panjang. Pasti wanita itu berusaha menenangkan dirinya. Wajahnya tampak amat tegang.

"Di mana Axel?" tanya Mysha penasaran ketika tidak dilihatnya sosok Axel Delacroix di ruang tamu mewah yang dimasukinya.

William tak menjawab. Ia hanya merangkul bahu Mysha dan membimbing agar wanita itu mengikutinya. Di depan sebuah pintu berwarna cokelat gelap, William berhenti lalu membuka ruangan yang ternyata merupakan kamar tidur utama.

"Dia di sana. Take your time," bisik William sambil melangkah pergi. Pria itu berusaha keras untuk tidak mendampingi Mysha melewati masa terberatnya. Ada rasa tersayat ketika ia memulai langkahnya menjauh. Ketidakmampuanya untuk berada di sisi wanita yang dicintainya di saat-saat sulit.

[END] The Perfect BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang