; misunderstanding

62 10 29
                                    

"Eh, Din. Inget ga yang pas lo disuruh pak Tomo ambil tugas ke kelas gue?" tanya Claudya

Aku menyeruput minumanku sambil mengangguk. "Kenapa?"

"Anak kelasan gue langsung pada tanyain lo noh. Pada nanya lo tuh siapa, anak kelas mana, gitu-gitu deh."

Aku pun berhenti mengunyah saat mendengar ucapan Claudya. Untuk apa mereka bertanya-tanya? Untuk menjadikanku target bully-an? "Oh." Hanya itu yang bisa kukeluarkan dari mulutku.

"Ih, kok lo jawabnya gitu doang sih?" Claudya berdecak sebal

"Trus maunya apa?"

"Yah apa kek gitu, keknya bentar lagi lo jadi eksis deh kek gue." ucapnya dengan heboh. Aku heran kenapa Jaemin menyukai cewek sepercaya diri Claudya. Apa itu daya tariknya?

"Yah engga lah. Palingan buat dijadiin bahan bully-an" Aku kembali melanjutkan acara makanku. Tidak mau memusingkan terlalu banyak hal seperti itu.

"Ga percayaan. Si Taeyong ampe nanyain lo tuh, tapi ga gue kasih tau sih." ucapnya lalu kembali meng-scroll timeline-nya "Eh tapi lo tau Taeyong kan?" tanyanya lagi.

"Engga."

"Apa? Are you fucking kidding me?!" Tanpa melihatnya, aku sudah tau bagaimana ekspresinya sekarang. Pasti ekspresinya shock berat yang di lebih-lebihkan, seperti baru saja mendengar kabar aku dicium Oh Sehun.

"Hmm." Hanya itu respon yang kuberikan.

"Lo seriusan ga tau Taeyong?" tanyanya dengan wajah polos "Dia tuh mantannya si Vio. Masa tuh anak ga cerita sih?"

"Oooo" aku hanya ber-oh ria

"Padahal masih anget banget putusnya. Gosipnya sih gara-gara mamanya si Vio ga suka ama si Tiwai. Gosip ya. Gatau bener apa ga" ucapnya dengan berhati-hati

Sebenarnya sejak daritadi pikiranku tidak disini. Tidak bersama dengan Claudya dan segala ceritanya. Aku terus teringat dengan si cowok 'flat'. Claudya pasti mengenalnya. Apa kutanyakan padanya saja pertanyaanku yang tertunda kepada Vio kemarin?

"Klod. Kamu tau Mark anak kelas aku ga?" aku pun memutuskan untuk bertanya

"Ya taulah. Gila aja anak airlangga ga kenal Mark" jawabnya setengah heboh "Naksir ya lo?" lanjutnya

Aku panik. Bagaimana bisa dia langsung menyimpulkan hal seperti itu? "Engga, nanya doang. Soalnya kalau dikelas anaknya diem gitu, ga banyak tingkah. Padahal clique-an nya pada rame" ucapaku semeyakinkan mungkin. "Ya heran aja sih" ucapku lagi

"Oh bagus deh." jawabnya

"Bagus?" tanyaku yang tidak mengerti apa maksud dari kata 'bagus' tersebut

"Lah iya. Mark tuh mantannya si Ran" jawabnya dengan santai dan saat itu juga aku shock. Pantas saja aku tidak pernah melihat interaksi antara Mark beserta Ran dan clique-nya.

"Putus dua bulan lalu. Tapi ampe sekarang si Ran tuh masih suka ngarep gituloh. Itu tuh yang lagi happening sekarang, ew." lanjutnya lagi

"Why?"

"Ya lo tau sendiri lah si Ran sedrama itu. Denger-denger sih, Ran nguler apa gimana gitu ama mantan kakel, kak Doyoung" ucapnya sambil bergedik "Lo ga tau soal itu juga?" lanjutnya

"Ya emang ga tau. Makanya aku nanya kan?"

Claudya menatapku sejenak "Lah iya juga ya. Bego banget dah gue, asli."

"Tapi kan lo sekelas sama mereka. Masa ga ada yang ngasih tau lo sih?"

Aku memutar kedua bola mataku. Aku mulai merasa gemas dengan anak ini. "Ah, udahlah. It's not a big deal"

"Gue kasih tau deh, biar lo ga ketinggalan banget" ucapnya menawarkan diri

"Seputar anak kelasan lo aja ya tapi. Kalau se-airlangga bisa ampe subuh ga kelar-kelar gue cerita" aku hanya mengangguk. Sebenernya ini tidak penting. Untuk apa juga aku mengetahui hal-hal di luar urusanku? Tapi aku tahu jelas, biar aku tolak pun Claudya akan tetap bercerita, huft.

"Jeno ama Arin mantanan. Lo tau ga? Gosipnya sih si Arin yang nembak. Geli ga sih lo" ucapnya sambil menahan tawa dan kubalas dengan anggukan "Tapi gue denger-denger lagi si Jeno sebenernya juga naksir ama tuh anak"

"Then?" tanyaku yang sekarang mulai kepo

"Tapi Jeno udah punya anjing. Lo tau maksud gue kan? Lagi ldr katanya jakarta-bali"

"Oooh"

"Chesa lagi an item-an ama Jungwoo. Tau?" lagi-lagi aku hanya mengangguk

"Lisa sam--"

"Ehem." Suara deheman cowok memotong pembicaraan Claudya. Itu Mark. Dia Mark. Aku tidak tahu sejak kapan dia ada di sekitar kami dan mendengar random talk kami. Sialnya, sekarang wajahnya sangat tidak enak untuk dilihat. Aku jadi ngeri, mungkin sama halnya dengan Claudya.

"Eh, Mark." Sapa Claudya canggung. Mark hanya melihat Claudya sekilas lalu pandangannya kembali tertuju padaku. Jujur, aku sangat takut.

"Emang penting buat lo tau semua hal yang bukan urusan lo?" tanyanya dengan wajah tanpa ekspresi. The kind of flat. Tatapannya seperti mengintimidasiku.

"M-maksudnya?" tanyaku gugup

"Penting?" ucapnya masih tanpa ekspresi "Penting buat lo tau semuanya?" lanjutnya dan kali ini ekspresinya berubah menjadi lebih datar. Demi apapun, aku tidak bisa berkutik. Tatapan itu benar-benar mengintimidasiku. Siapapun, tolong aku.

"A-aku--"

"It's not a big deal. And even if it is, it's not your business." JLEB.

Akupun memberanikan diri menatapnya, ia masih dalam posisi dan ekspresi yang sama. Hanya saja sekarang menatapku dengan alis terangkat. Mataku bertemu dengan matanya. Aku menelan ludah kasar. "S-sorry tapi ini sal--"

"Just eat that bullshit." Tepat setelah mengatakan hal itu, ia berbalik badan dan berlalu meninggalkan aku yang masih sangat blank dengan semua ini dan Claudya yang terlihat sedang tercengang. Ini gila. Benar-benar tidak masuk akal. Maksudku, mulutku seakan-akan terkunci, tidak bisa mengeluarkan kalimat-kalimat pembelaan. Jelas saja ini salah paham. Aku tidak salah. Cowok 'flat' itu salah paham.


"Dine, you okay?"

"Of course"

"Sorry. Gara-gara gue jad--"

"Chill, i'm not mad at you" aku tersenyum sedikit memaksa.

"Really?"

"All is fine"

"Even you don't look fine"

"Then stop looking at me." Aku pergi meninggalkan Claudya yang sepertinya tersinggung mendengar perkataanku barusan. Aku hanya tidak bisa berpikir jernih sekarang.




But all i know is--





--i need Hanbin, right now.

4GIVE US ; MKL x KHBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang