; annoying Hanbin

45 6 10
                                    

Hari ini weekend. Aku sudah meng-list kegiatan apa saja yang akan kulakukan untuk menghabiskan waktu liburku dari jauh hari ; tidur. Iya, aku memilih untuk tidur sepanjang hari. Toh, tidak ada lagi kegiatan yang bisa aku lakukan selain berada dikasur dan bermalas-malasan.

Aku merasa kali ini tidurku tidak nyaman. Berkali-kali aku berguling kesana-sini hanya untuk mendapatkan posisi pw dalam keadaan mata masih terpejam. Kemudian aku memeluk guling yang ada disampingku. Tapi untuk kali ini, aku merasa ada yang janggal. Aku meraba gulingku. Ada hidung, mulut, mata, tel-- tunggu, kok komplit ya? Aku merasa hangat dan menenangkan ketika memeluk gulingku. Heran, saat ini aku sedang di dunia mimpi atau di alam bawah sadar? Ck, sama saja, bodoh.

Tapi tunggu, apa jangan-jangan yang sedang kupeluk ini merupakan sosok tak terlihat? Hantu atau jin, mungkin? Yang ganteng nan sixpack?

Tapi... mana ada hantu di pagi buta seperti ini? Dengan segenap keberanian aku mencoba untuk membuka mata. Perlahan tapi pasti.

1.....

2............

3......................

"AAAAAAAAAAAAAAAAA" teriakku

"PERGI GA JIN SIALAN PERGIIII!!!" aku memukul jin itu sekuat tenaga dengan bantal

"W-WOY AH SA..KIT..SAKIT."

"STOP DONG WOY SAKIT KONTOLLL"

"S-SAKIT... GUE HANBIN BIEBER BEGO.. YAKALI ADA JIN SEGANTENG GUE ADUH.. AAAA"

"AAAAAAAA" teriakku lagi mengalahkan toa. "ngapain lo disini?" aku masih memukul Hanbin dengan bantal

"Aduh..duh bisa seloan dikit ga?! Tenang, lo masih perawan kok" ucap Hanbin sambil menggunakan tangannya untuk melindungi diri "Btw, gue mau dong dipeluk lagi hehehe" jahilnya

"Dih mauan lo, belum pernah ngerasain bogeman yang awesome ya?"

"Galak mulu lo. Pantes jomblo" ucapnya bergedik bahu ngeri

"Yeu, kalo sama lo sih ga galak ga bisa" jawabku sambil menoyor kepala Hanbin menggunakan guling

Mungkin kalian sedari tadi bertanya-tanya kenapa aku menyebut Hanbin dengan kata 'lo' bukan 'kamu'? Hanbin memang salah satu orang yang terkecualikan dalam hal itu. Bukan karena aku sengaja, tapi dia yang memintaku untuk tidak menyebut 'kamu' ketika berbicara dengannya. Takut baper katanya. Lol. Aku hanya terbiasa seperti itu pada Hanbin dan Adel. Adel juga merupakan sahabatku di Bandung, sama seperti Hanbin.

"Lo kok tau password appart gue?" tanyaku heran pada Hanbin

"Di kasih tau mami" jawabnya sembari berjalan menuju jendela

"Lo ga takut apa masuk ke appart anak perawan diem-diem?! Kalo ada yang liat trus mikir macem-macem gim--"

"Bilang aja gue tunangan l-- eh suami lo aja deh, biar langsung kicep" jawabnya dengan enteng, sangat enteng.

"YAKALI ANJING GUE MASIH SMA GINI UDAH PUNYA SUAMI AJA GILA YA LO?!" teriakku sambil melempar guling kearah Hanbin. Fyi, aku juga terbiasa bicara kotor ketika bersama Hanbin dan Adel. Iya, hanya dengan mereka. I swear to God. Eh, terkadang termasuk dengan Angy juga, adikku yang super ngeselin. Hehe.

"Hey, calm fucking down. Gue kawinin juga lo lama-lama" Hanbin buru-buru keluar dari kamarku dan berlari terbirit-birit.

"ATHALA HANBIN PRATAMA MATI GA LOOOO"



Ting!

Langkahku terhenti ketika baru saja mengambil ancang-ancang ingin megejar Hanbin. Aku menghampiri ponselku yang berada diatas bupet

LINE

Cloudya

dineeee

jogging yuk?

p

p

gue jemput ya

prepare gih lo

ajakin si vio juga kek

jaemin otw jemput nih

bentar lagi gue cabs apart lo

ga terima penolakan, c u.

Lari pagi? Hell yang benar saja, itu merupakan ide buruk sepanjang lazy-weekend-ku. Tapi bagaimana pun juga, itu menjadi sebuah keharusan untukku. Biar kutolak pun, Claudya akan tetap memaksa, sehingga pada akhirnya aku berujung menjadi obat nyamuk lag-- ah, tidak. Kali ini ada Hanbin, jadi sekarang aku tidak harus menjadi orang ketiga lagi diantara Claudya dan Jaemin.

"HANBIN LARI PAGI YUKKKK" teriakku

"Lo aja deh yang lari, gue masih ngantuk." ucap Hanbin seraya berjalan menuju kasur dan merebahkan diri

"Ga baik tidur mulu, beb. Mending lari, jadi akal dan jasmani lo bisa sehat dikit" ucapku sambil menperlihatkan cengiran khasku

"Watch your mouth, girl." Hanbin menatapku dengan death glare-nya. "Yaudah, yuk." ajak Hanbin seraya berdiri sambil menarik tanganku

"Ya ga sekarang juga, bego. Ntaran dulu, tunggu Klod jemput"

"Klod?"

"Claudya. Temen baru gue di Airlangga"


















'kok kaya nama mantan ya?' batin Hanbin -author









keep voment,

so i'll try my best.

4GIVE US ; MKL x KHBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang