Bimbang

7 2 0
                                    

Di meja makan.
.
.
.
.
.
.
.

"mah, pah..  Aku ingin ke korea"

Uhuk.

Mamah,papah,kakak, semuanya tersedak. Memang sih aku mengatakanya terlalu tiba tiba.  Sangat tiba tiba. Aku menjadi merasa bersalah.

"heh cilok!  Ngapain ke korea? "


What? Cilok?



" Dek mamah sama papah belum libur kerja.  Nanti deh kalo waktu libur panjang kita ke korea"-mamah

"iya dek" - papah

"eng..  Engga pah,mah.. Aku mau ke korea sendiri"

Mamah papah membulatkan matanya,terkejut. Tak lupa dengan kak juno yang tak kalah heboh kagetnya.  Dia sampai nyemburin minuman yang barusan dia minum ke hadapan kursi kosong di depan kak juno.  Untung bukan mamah yang ada di kursi itu.  Kalau sampai kak juno nyembur ke arah mamah, udah pasti deh dia diceramahin abis abisan.

"ebuset! Kamu kira korea jaraknya deket kayak dari rumah ke warung depan? Enggak woi"

" ya aku juga tau kali kak"

"ya terus maksud kamu apa? Mau ke korea sendiri?  Ngapain coba?  Ketemu oppa oppa?  Gausah jauh jauh kali kalau mau ketemu oppa oppa, tuh panti jompo banyak oppa oppa sama ommanya malah"

"ish kakak nih, receh tau gak"

" gak punya receh maap"

"dek kamu mau apa ke korea? "

Kali ini papah angkat bicara. Karena sedari tadi papah hanya menonton ocehannya kak juno terhadapku.

"anu..  Pah, ada yang harus aku cari disana"

"kapan dan berapa lama kamu mau disana?"

"kalau dibolehin sih sekitar 3 bulanan mungkin pah"



Jika saja itu waktu yang cukup.

"Apa?!?! "

Untuk kesekian kalinya mereka bertiga tesontak kaget.

"tapi aku gaakan pake uang mamah sama papah kok.. Aku bakalan cari uang buat pergi kesana"

"*ekhm* gini dek... Bukan masalah uangnya, papah khawatir kalau kamu disana sendiri. Lagian kan kamu belum pernah kesana, dan kamu juga belum tentu bisa menyesuaikan suhu udara disana dengan tubuh kamu"

"aku usahain bisa kok pah"

"Cil, sebegitu kerasnya ya kamu mau ke korea, sebenernya kamu mau apasi? "

Aku diam menunduk. Tak mungkin aku menjawab untuk mencari jawaban dari pertanyaan pertanyaan mimpiku. Mereka akan menganggapku aneh dan mungkin mereka sama sekali tidak akan percaya. Dan peluang aku diizinkan juga akan semakin sedikit.

Papah berdiri dari tempat duduknya dan pergi memasuki kamar. Aku menjadi merasa tidak enak. 

Mungkin itu jawaban papah, yaitu "tidak boleh". Ya aku tau itu, bagaimana mungkin seorang ayah rela ditinggalkan anaknya pergi meninggalkannya dengan jarak yang bisa dibilang sangat jauh.  Tapi bagaimanapun aku harus pergi.

"pah.. "

Aku memanggil papahku dengan nada kecewa.

"dek mungkin papah butuh waktu buat ngijinin kamu. Mamah tau kok apa tujuan kamu sebenernya buat pergi ke korea"

Aku hanya mengangguk.

Mamah pun pergi memasuki kamar menyusul papah yang sedang bersedih? Entahlah.

Tapi apa yang mamah bilang barusan?

Tau tujuanku yang sebenarnya?

Tidak mungkin.




"Cah, jang.. "

Aku memotong pembicaraan kak juno.

" Apaan sih kak?  Cilok, bocil,  nama aku tuh rena. R, E, N, A. suka banget kayaknya ngejek adik sendiri, cah apaan lagi? "

"bocah,  hehehe"

Aku melakukan eyes rolling dan memutuskan untuk pergi ke kamar.  Ya semua ini menjadi canggung.

Apa aku harus mengurungkan keinginanku?  Dan mengalah pada egoku?  Sebenarnya aku benar benar ingin bertemu mereka, sangat ingin. Tapi aku juga tidak mungkin pergi tanpa persetujuan orangtua ku. Yang ada aku tidak akan tenang saat meninggalkan mereka, itu akan menambah beban di hatiku.

Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk pergi ke korea.  Dan berusaha berbicara dengan was was sama papah.

Knock knock.

Aku membuka pintu kamar orangtua ku secara perlahan. Aku melihat papah sedang duduk menghadap jendela memperhatikan suasana diluar. Dan aku juga melihat mamah yang sedang berbicara dengan papah.

"pahh.. "


Aku berdiri dibelakang papah. Sebelum menghampirinya,  mamah pergi meninggalkan aku dengan papah berdua.

Aku pun duduk disamping tempat duduk papah.  Aku bingung bagaimana aku memulai pembicaraan,  dan akhirnya papah mengalah dan memulai untuk berbicara.

"kamu bener bener mau pergi? "

"umm.. iya pah, tapi kalau papah ga ngijinin aku gaakan pergi kok. Janji"

Aku mengangkat kedua jariku dan membentuk lambang V.

"boleh papah tau apa tujuan kamu sebenernya untuk pergi kesana? "

Aku diam mematung. Pertanyaan papah membuatku bimbang,  apa aku harus memberitahu yang sebenarnya?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Halooo..  Pendek banget yaaa?  😣
Tadi nya mau aku satuin sama chapter selanjutnya, tapi gajadi deh pisah aja:v

Apaan dah kayak baso di bawa kerumah aja :v kuah nya di pisah biar ga beukah.

*plak*

Ngawur nih ngawur.

Au dah..


Vomment nya jangan lupa guaisss








With love, i 💓





dreamers | °nct°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang