.Minyoon.[01].

5.6K 582 50
                                    


Jimin datang, Yoongi tahu akan hal itu. Jimin mengamuk didepan gerbang Yoongi tahu akan hal itu. Jimin berhasil masuk kedalam halam rumah Joonmyeon Yoongi tahu akan hal itu. Jimin terus berdiam diri sembari memanggil namanya Yoongi tahu akan hal itu. Jimin terus diam bahkan saat tubuhnya diterpa hujan Yoongi juga tahu akan hal itu. Hanya, Yoongi memilih diam dan menatap Jimin jauh dari jendela kamar miliknya. Meihat bagaimana ringkihnya tubuh Jimin yang diterjang hujan deras diluar sana. Dia tidak bergerak barang sedikitpun dari tempatnya berada. Hanya terus menatap tanpa merasa kasihan pada Jimin yang kedinginan. Yoongi baru bergerak setelah Joonmyeon mengatakan jika dia harus menemui Jimin saat ini juga.

"Bangun."

Yoongi hanya berdiam tanpa berniat mengangkat Jimin yang tertidur payah diatas aspal. Tubuhnya ikut basah terkena air hujan. Tidak ada apapun yang bisa menaunginya dari hujan.

"Kau tidak mau bangun."

Tangannya terangkat, mengusap luka dipelipis kiri Jimin yang mengeluarkan darah. "Kau mau membuatku kehujanan."

Tapi Jimin tidak kunjung bangun. "Bangun bodoh."

"Kau tidak berniat membawanya masuk kedalam." Suara Joonmyeon menyahut dari arah belakang. Yoongi menggeleng sebagai jawaban. "Biarkan saja."

"Bangun dan katakan apa yang akan kau katakan. Aku akan pergi jika kau tidak kunjung bangun."

Satu detik Yoongi menunggu terus menunggu hingga detik kelima. Dirinya akan bangkit untuk kembali masuk kedalam.

"Ma-maafkan aku." Suara parau Jimin terdengar, sangat pelan hingga Yoongi tidak bisa mendengarnya. "M-maafkan aku."

"Hujan, aku tidak mendengar apa yang kau katakan." Maniknya menatap Jimin tanpa pandangan penuh arti. Hanya pandangan kosong.

"M-aafkan aku, ma-maafkan aku."

"Aku sudah mendengarnya, kau bisa pulang sekarang."

Yoongi sudah akan bangkit. Benar-benar akan meninggalkan Jimin jika tangannya yang masih berada tepat diatas luka Jimin tidak ditahan oleh genggam Jimin yang lemah.

"K-kau tidak mau m-memaafkanku?"

"Apa harus?" Yoongi mengangkat alisnya.

"A-apa tidak ada kesempatan untukku?"

"Kesempatan apa yang harus aku beri." Yoongi membelai wajah Jimin yang basah. "Bagian mana yang harus kuberi ruang?"

Jimin terpejam, menikmati rasa sakit yang terus menerjang tubuhnya tanpa ampun. "Ti-tidak bisakah kau memaafkanku?"

"Kau pikir memaafkan itu mudah?"

Jimin menggeleng.

"Sudah tahu, mengapa masih meminta?"

"H-hanya berusaha."

"Apa ini bagian dari usahamu?"

Jimin diam, sakitnya semakin menjadi saat mendengar apa yang Yoongi katakan. "A-aku tidak tahu."

"Katakan padaku, bagaimana caranya agar aku bisa memaafkanmu?"

Jimin terdiam.

"Kenapa diam, kau ingin aku memaafkanmu bukan?"

"A-aku tidak tahu, itu ada pada dirimu sendiri."

Yoongi tertawa kecil. "Kau sudah tahu, tetapi masih meminta."

"A-apa sangat sulit untuk memaaafkanku?"

"Kau pikir mudah bagiku menerima semua luka yang kau beri?" Yoongi menggeleng. "Tidak mudah Park Jimin."

終わり || KV.MY || ✅ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang