Sakit

925 59 6
                                    

Happy reading...-_-

Sekarang aku mencoba bangkit dari semua ini. Membiarkan orang orang mencemooh tanpa berfikir panjang. Meredam rasa ingin membunuh dan tetap menjalani hidup seperti orang normal. Sebelumnya aku hanya mengutarakan kebencianku pada manusia tanpa memperkenalkan diriku.

Namaku adalah Han ryu jin, aku malas menyebut tanggal lahirku. Aku hanya suka tentang darah dan vampire. Tentu saja aku suka dengan oppa yang mirip dengan vampire.

Hidup yang berantakan di usiaku yang masih 15 tahun. Aku sangat tersiksa.. eohh kalian tau aku ikut ekstrakulikuler disekolah dan mereka begitu memilih, tanpa memberikan kesempatan pada yang lain. Aku sungguh muak, tidak ada yang cocok denganku, aku bingung harus bagaimana.

Appa sudah pergi meninggalkanku, hanya eomma dan saeng ku yang tersisa. Eomma bekerja sendirian, sedangkan saeng sekolah disekolahku juga, namun dia tingkat 1. Ini sangat memaksaku mengambil pekerjaan.

Namun apalah yang bisa didapat dari anak usia 15 tahun. Mereka juga tidak ingin masuk penjara karena memperkerjakan anak dibawah umur. Pekerjaan sehari hariku hanya mengantar koran di sekitar rumah.

Hari ini hujan mengguyur kawasan gwangju, dekat rumahku, aku kebasahan, bajuku penuh dengan air. Untung saja semua koran sudah aku antar sebelum hujan datang. Aku berangkat sekolah dengan keadaan basah kuyub.

"Ya! Apa kau baik baik saja." Woojin menghampiriku dengan tergesa gesa.

"Ne-e ak-u ba-ik ba-ik saja." badanku panas dan aku terbata bata. Aku tetap mengucapkan kata kata baik baik saja.

Bruakk.. tak lama kemudian aku tersungkur ambruk didepan woojin.

"kau pingsan bagaimana ini? gwenchana?" Woojin panik dan langsung mengangkatku.

Banyak siswa yang melihat kami. Tentu saja itu adalah beban bagiku, woojin adalah orang terpopuler di sekolah dan aku mencari mati dengan pingsan didepan woojin.

Aku terbangun dari pingsanku, "ahh aku sangat pusing." Aku mencoba bangun dengan kedua tanganku.

"Kau sudah siuman?" Suara itu dari arah meja dokter, dia adalah dokter gyeori.

"Ne-e." Aku masih terbata bata.

"Makan roti itu dan Minum obatmu." Dokter gyeori sangat baik padaku, aku sering ke uks untuk meminta vitamin dan dia selalu memberikanku secara gratis.

Aku segera makan roti dan meminum obatku. Aku langsung pergi ke kelas. Aku pasti sudah gila melewatkan pelajaran. Aku berada diurutan tengah dalam kelas, itu lumayan untuku.

Ternyata dikelas pak lee sedang keluar dan kelas kosong, aku segera masuk dan duduk dikursi favorit miliku. Semua mata yeoja menusuk tajam badanku, aku sudah dipandangi sebagai pelaku kriminal saja disana. Tiba tiba teman yang satu satunya aku punya.

"Jin, kenapa kau pingsan?" Tanyanya padaku dengan pandangan menyelidik.

"Aku kehujanan dan kepalaku pusing, oh iya siapa yang.." belum sempat aku melanjutkan dia sudah memotongnya.

"Woojin! Dia yang membawamu ke UKS." Jiwon dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

"What!! Ashh pantas saja mereka menatapku dengan ganas." Kataku menahan umpatan.

"Dimana woojin?" Sambungku bertanya pada jiwon.

"Dia diatap, dari tadi mereka terus menanyakan hubungan kalian." Jawab jiwon, dengan menunjuk atap.

Aku segera bangkit dari kursi dan langsung keluar menghampiri woojin, semuanya menatapku, aku tidak suka itu. Aku tidak suka dipandangi seperti itu. Aku tidak ingin menjadi terkenal karena ini. Woojin dasar sekiya.

"Woojin, asshh apa yang harus aku lakukan sekarang? Mereka (fansmu) sangat ganas." Keluhku pada woojin yang sedang menatap langit.

"Mian, mian karena aku terlalu populer, kita tidak bisa seperti dulu." Woojin berdiri dan mengatakan itu padaku.

Aku mengangguk dan langsung pergi. Aku ke gudang sekolah, tempat yang paling aku sukai dari seisi sekolah. Di gudanglah aku bisa menyendiri, tidak akan ada yang bisa menemukanku disini.

"Mereka begitu memuakan, heoll.. aku sangat menyedihkan, benar kan? Woojin dia sahabatku dari Sekolah Dasar, namun sekarang aku bahkan tidak bisa mendekatinya. Tidak ada yang berpihak padaku, semuanya sama, mereka semua sama. Aku ingin membunuh mereka satu persatu." Umpatku di ruangan lumayan besar itu.

Aku melipat lututku dan mendekapnya dipojokan. Aku sangat nyaman dengan posisiku ini. Posisi enak untuk menangis. Hik-s hik-s.. mereka sangat memuakan.

Aku sangat terbawa emosi dan menggaruk tanganku berkali kali hingga berdarah. Aku adalah tipe psikopat yang suka melukai diri sendiri, karena aku tidak punya cukup keberanian untuk membuat mereka bertemu ajal.

Tanpa aku sadari kedua tanganku robek, ya.. tanpa aku menyadarinya. Aku pun merasakan sakit setelah aku sadar. Aku menengok ke arah jendela, ada seseorang yang mengikuti dan memperhatikanku dari jendela, Aku berjalan keluar gudang, tidak ada orang diluar. Namun aku masih merasa ada yang melihat semuanya di dalam ruangan. Aku pun mengendap endap segera kembali ke kelas.

Lagi lagi semua anak memandangiku seolah aku adalah perebut woojin mereka. Aku hanya tertunduk dan duduk ditempatku. Rupanya woojin sudah kembali, dia sudah berada ditempatnya sekarang.

Tanganku bergelantung, aku tidak berani mengangkatnya ke atas meja. Darah terus menetes, tidak ada yang menyadarinya. Pak lee tiba tiba masuk kelas, aku kaget, aku harus apa sekarang, pak lee sangat teliti, semoga saja dia tak melihat tanganku.

"Baiklah anak anak, mari kita pelajari ilmu yang bapak janjikan dulu." Pak lee sambil meletakan buku bahan ajarnya di atas meja.

"Jinja?" Kataku dengan keras, aku sangat senang pak lee membahas hal yang aku tunggu tunggu, yaitu tentang ilmu psikologi.

Aku sangat ingin membunuh mereka semua. Aissh apa yang ada dipikiranku ini, aku bisa mempermalukan alm appa dan membuat eomma menderita.

"Nde-e, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, untuk membantu manusia menyelesaikan masalah dan mengobatinya." Kata pak lee menjelaskan.

"Lalu bagaimana dengan psikopat pak?" Tanyaku dengan serius.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau ingin tau bagaimana psikopat membunuhmu dasar jalang." Kim seol hee dia adalah anak yang paling tidak suka denganku. Semua gengnya tidak suka denganku, karena woojin.

"Ya! Seolhee apa yang kau bicarakan, emm.. begini ryujin, psikopat adalah gejala kelainan jiwa manusia, mereka para psikopat cenderung cerdas dan pandai berbohong, mereka tidak punya rasa bersalah dan selalu beranggapan mereka benar. Kasus psikopat bisa terjadi karena dendam, frustasi yang berlebihan sehingga muncul hasrat untuk membunuh orang lain. Jenis mereka juga banyak, ada yang sangat bapak sukai namun itu berbahaya untuk diri psikopat itu sendiri.." pak lee sungguh menjelaskan panjang lebar dan aku memotongnya.

"Apa itu pak?" Tanyaku yang tentu saja langsung terjawab.

"Psikopat yang senang melukai dirinya sendiri." Kata pak lee membuatku terbungkam, dia menyukai psikopat sepertiku.

"Kenapa bapak menyukai psikopat yang seperti itu?" Aku sangat penasaran dengan jawaban pak lee.

"Wahh kau sungguh tertarik ya ryujin, baiklah bapak akan menjawabnya. Karena mereka cenderung memendam sendiri penderitaan mereka dan cara meluapkannya malah dengan melukai diri mereka sendiri." Pak lee memperhatikanku sekarang, ia mulai menatap tajam diriku.

"Kenapa tanganmu ryujin?" Pak lee berjalan mendekatiku, heoll.. aku harus bagaimana sekarang? Aku harus menjawab apa.

"Tidak apa apa pak." Aku langsung menutupi kedua tanganku dibawah meja.

Tapi teman samping bangku ku menyadari darah yang menetes.

"Tanganmu.. eohh kau terluka." Jungwoo berteriak sambil menujuk tanganku.

Aku harus bagaimana sekarang.. aku harus menjawab apa jika ditanya? Ya tuhan bantulah aku..

To be continue...

Jangan lupa vote, komen, share -_-
Gw tunggu!!
Author tata'-'

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang