Percobaan pembunuhan

541 54 0
                                    

Happy reading..-_-

Teett.. tett.. teett..
Bel berbunyi waktunya pulang sekolah, aku segera bergegas menemui shihoo dan pergi dengannya. Kami ingin mengambil titipan dari tetangga agar kami mendapat uang. Kami berjalan beriringan.

"Asshh, kau sungguh berani tadi, shihoo." Kataku memuji dirinya.

"Jinja? Ah aku melakukannya untuk eonnie." Shihoo yang malang, harus melindungi kakaknya yang sangat bodoh ini.

"Gomawo shihoo." Kataku dengan aegyo kebanggaanku.

"Lihatlah eonnie sungguh kiyowo." Katanya merekahkan senyuman.

Aku sangat bersyukur punya saeng seperti dia. Dia mengerti mentalku ini, sangat rapuh, aku juga peringkat terbawah dalam kelas. Aku paling bodoh asshh..

Kami pulang, aku langsung bergegas mandi, shihoo langsung masuk ke kamarnya. Aku membuat sketsa gambar seolhee dikamarku. Aku memikirkan bagaimana aku akan membunuhnya. Ya setidaknya aku menghayal melakukan itu. Tapi aku sungguh tidak punya keberanian melakukannya.

"Eon, kau dipanggil eomma." Shihoo memanggilku.

"Jinja? Nee aku segera kesana." Aku langsung berlari ke arah dapur dan membantu ibuku.

Shihoo, dia masuk di kamarku dan melihat sketsa yang aku buat. Dia selalu begitu, mengendap endap masuk dan mengagetkanku. Dia juga kerap jahil dengan menyembunyikan sketsa sketsa pembunuhan yang aku buat.

Author POV
19.00
SEKOLAH GEUNDAM

Pesan :

+01062846596

Seolhee, ini aku woojin, aku ingin bertemu denganmu, bisakah kau ke sekolah, jangan lupa memakai seragam, kau sangat cantik jika memakainya.

Woojin? Jinja? Apa nomermu baru?

Nee, aku baru membelinya, ini khusus menghubungimu.

Seolhee sangat senang mendapat pesan itu. Dia bergegas ke sekolah, jangan lupakan dia berandal sekolah, tentu saja jam segini dia masih menggunakan seragam dan berkeliaran ke warnet.

Seolhee masuk pintu depan sekolah, saat itu tak seorangpun satpam menjaga sekolah itu. Dia berjalan dilorong menuju kelasnya. Disana telah menunggu sesosok pemuda dengan jaket hitam yang kebesaran dan sepatu putih. Seolhee langsung memanggilnya mengira itu adalah woojin.

"Ya! Oppa woojin, ashh kau kenapa dandananmu seperti ini?" Tanya seolhee pada pemuda itu.

Pemuda itu berbalik memegang balok kayu. Mukanya pun tertutup masker, seketika seolhee tertegun melihat sosok itu.

Lelaki itu hanya tersenyum dibalik topengnya. Dia melambaikan tangan mengisyaratkan untuk seolhee segera kabur darinya. Namun seolhee tidak menanggapi. Sosok berhodie hitam langsung memukulnya dengan brutal, namun tidak ada satupun pukulan menyasar dengan tepat. Ia ingin agar seolhee mengalami ketakutan yang luar biasa.

"Aaaaa!" Teriak seolhee, namun tidak ada satupun orang disana.

Seolhee segera bangkit dan lari. Lelaki itu lagi lagi tersenyum dibalik maskernya. Ia hanya berjalan santai mengikuti seolhee, dengan menyeret balok kayu di lantai. Seolhee sudah mulai menjauh dari sosok itu. Namun dia malah sembunyi di ruangan kosong gudang sekolah. Ruangan itu adalah tempat favorit ryujin.

"Aku harus bagaimana hik-s hik-s dia sangat menakutkan." Rintih seolhee yang sangat takut.

Tok.. tok.. tok..

Bunyi balok kayu yang diketukan di lantai, semakin nyaring saja. Seolhee hanya menangis dan tidak tau harus bagaimana. Ia sangat takut, tidak ada dipikirannya akan jadi seperti ini. Apa dia woojin? Tapi tubuh aroma parfumnya sama sekali tidak sama. Seolhee sangat hafal itu.

Kriett..

Bunyi pintu yang dibuka perlahan oleh lelaki itu. Dia sangat ingin membuat bekas luka pada seolhee yang tak akan pernah sembuh.

"Seolhee ini aku woojin. Aku aku sangat merindukanmu seolhee, bisakah kau menemuiku?" Ucap sosok itu dengan gaya khas woojin.

"Apa itu benar kau?!" Teriak seolhee dari persembunyiannya.

"Ne-e, ini aku seolhee, mengapa kau takut?" Kata lelaki itu.

Seolhee keluar dan sosok menakutkan itu berada persis didepannya. Tanpa menunggu waktu laki laki itu langsung melayangkan pukulan keras di kepala seolhee. Tentu saja seolhee pingsan dan darah berlumuran kemana mana.

"Jika kau beruntung, kau akan selamat, cobalah hal berguna, jangan ganggu aku, jangan ganggu yang lainnya, hiduplah tenang." Kata laki laki itu sebelum ia meninggalkan seolhee sendirian di gudang.

Ia langsung berlari keluar gudang dan pergi dari area sekolah. Semua satpam patroli jam 8 malam. Tentu laki laki itu tau persis kapan satpam pulang pergi. Dia sangat teliti dalam setiap tindakan. Bagaimana keadaan seolhee sekarang, dia bahkan tak sadarkan diri. Darah juga terus mengalir dari kepalanya.

Ryujin POV
06.00
Rumah Ryujin

Aku bangun cukup pagi hari ini, dengan harapan mereka para sekiya tidak akan menggangguku lagi. Mereka yang membuat aku ingin membunuh. Asshh mereka sungguh idiot. Aku mengumpat didalam hati. Kami sedang sarapan pagi ini. Eomma selalu bekerja keras untuk kami bisa makan.

"Ryujin, jangan lupa belajar, kau harus meningkatkan nilaimu." Eomma pagi pagi begini mengomel saja.

"Ne-e eomma, aku akan belajar, sampai eomma bangga padaku." Kata palsu yang selalu aku ucapkan untuk eomma.

"Ashh kata itu selalu kau pakai, apa tidak ada kata lain." Umpat eomma dengan mengacungkan sendok kearahku.

"Jangan khawatir eomma, kali ini eonnie akan bisa mendapat rangking 50." Kata shihoo dengan menepuk pundaku.

"Apa kau gila? 50? Asshh rangking 100 saja aku tidak yakin." Kataku dengan memukul lengan shihoo yang berotot.

"Hajima eonnie, cheongmal mianhae." Shihoo memang orang yang mudah membuat kesalahan lalu meminta maaf.

Kami segera menyelesaikan sarapan dan pergi ke sekolah. Disekolah semua ramai, aku pun tidak tau kenapa polisi berkerumun di sekolahku. Bahkan ada mobil ambulance. Aku melihatnya, ya dia seolhee yang tertutup kain selimut. Kepalanya sungguh mengenaskan. Darah dimana mana menyelimuti bagian kepala.

Entah kenapa aku malah merasa sangat senang. Assh aku pasti sudah gila. Polisi mengamankan ruangan gudang, aku melihat dengan teliti. Ini seperti sketsa yang aku gambar kemarin sore, persis, seolhee terbunuh tepat di gudang kesukaanku dengan luka dikepala.

"Permisi, pak apa seolhee baik baik saja?" Tanyaku pada seorang polisi disana.

"Ne-e dia baik baik saja, tapi lukanya sangat serius, semoga saja dia bisa selamat." Kata polisi itu membuatku senang. Aku tersenyum tipis mengisyaratkan suasana hatiku. Shihoo memperhatikanku dengan tersenyum juga. Kami pun pergi ke kelas masing masing.

"Kau lihat itu? Sungguh siapa yang melakukannya, seolhee-ku padahal dia masih muda." Yeomin.

"Nee aku juga merasa kasihan padanya. Lukanya sangat serius." Gyeoljun.

Mereka dikelas membicarakan bagaimana berandal kelas mereka bisa sekarat seperti itu. Siapa yang melakukannya, mengapa dia melakukannya. Semuanya bertanya begitu. Namun aku senang dengan apa yang dilakukan sosok itu, dia bisa mewakiliku yang tak punya keberanian ini. Aku sangat berterimakasih padanya..

To be continue..

Jangan lupa vote, komen, share -_-
Gw tunggu!!
Author tata'-'

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang