meledak

113 13 0
                                    

Aku sendirian di atap sekolah. Yoonjae sudah pergi dengan senyum tipisnya. Ia sudah berhasil menipuku lagi. Semua ini tidak akan ada habisnya. Bagaimana jika aku menunjukan sisi lainku padanya. Apakah akan seru?

Aku tidak akan berpura pura lagi. Sudah cukup menjadi polos dan ketakutan. Aku mengusap kepala tiga kali dan turun dari atap.

"Ha? Ryujin? Kenapa dari atap?" Tanya youngjun.

"Ahh mencari udara segar." Kataku dengan senyum biasa.

"Okeyy ayo ke kantin." Kata youngjun.

"Okeyy. Kajja." Jawabku.

Kami berjalan santai ke arah kantin. Adiku duduk di meja sambil mengomel padaku dan youngjun.

"Dari mana saja kalian. Aku menunggu lama." Kata shihoo.

"Kakakmu yang membuat lama. Jangan salahkan aku." Kata youngjun.

"Ngomong ngomong. Kenapa kakak bertemu dengan yoonjae di atap?" Tanya shihoo padaku. Dari mana ia tau? Padahal aku tidak pernah memberitahukan yoonjae pada shihoo.

"Ottoeke?" Tanyaku sedikit kebingungan.

"Ani.. aku melihatmu dan yoonjae di atap. Seperti mengobrol serius tapi kau nampak ketakutan." Kata shihoo.

"Mwo?! Apa kau diganggu?" Tanya youngjun.

"Ahh.. ani ani. Dia tadi seperti ingin bunuh diri jadi aku keliru dan menahannya. Aku sangat takut tadi. Padahal dia cuma bermain di atap." Kataku membuat alasan realistis. Jika dipikir pikir aku sangat pandai mengarang cerita.

"Ahh... jika dia mengganggumu aku akan membuat dia bisu." Kata youngjae.

"Tidak tidak. Kau terlalu berbahaya youngjun." Kataku dengan senyum.

"Aishh.. aku berbahaya jika itu menyabgkut dirimu." Kata youngjun.

"Gomawooo." Jawabku menundukan kepala.

Pandangan mencekam lagi lagi di arahkan yoonjae padaku. Di sudut kantin ia memandangi kami dengan mata elangnya. Memperhatikan setiap gerak gerik kami.













...

"Harusnya kau tidak meremehkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harusnya kau tidak meremehkanku." -ryujin.


21.23
Aku menghubungi yoonjae. Dengan nada ketus aku mengajaknya bertemu.

"Yoonjae, ayo bertemu. Aku ingin sesuatu darimu." Kataku lewat ponsel.

Ini akan membuatnya penasaran padaku.



...
21.45

Aku sudah sampai ditempat janji temu dengan yoonjae. Pakaianku dress selutut berwarna putih dengan rambut tergerai lurus. Akupun tak memakai riasan apapun.

"Kenapa memanggilku?" Tanya yoonjae.

Aku tersenyum lebar ke arah yoonjae. Membuat yoonjae bingung dengan apa yang sedang kulakukan. Ia hanya memiringkan kepalanya ke arahku tanda bingung. Aku meletakan tanganku di wajah sebelah kiri. Lalu tersenyum tipis.

"Yoonjae-ya. Harusnya kau tidak meremehkanku." Kataku padanya.

"Wae? Kau berubah pikiran? Ingin jadi psikopat?" Tanyanya padaku.

Aku masih tersenyum geli mendengar ucapannya.

"Sudah hahahaha.. cukup.. hahahaha.. ahh kau sangat lucu. Memintaku untuk mencarikan mangsa? Ahh yang benar saja." Kataku.

"Hmm? Kenapa denganmu?" Tanya yoonjae.

"Kau psikopat peniru. Jangan mencoba meniruku." Kataku padanya dengan sedikit serius.

"Apa maksudmu?" Tanya yoonjae bingung.

"Kau pikir kenapa dari awal banyak anak yang menghilang atau kecelakaan?" Tanyaku.

"Karena kau?" Tanya balik yoonjae.

"Bukan. Karena kepribadian gandaku muncul." Jawabku.

"Mwo? Ganda?" Tanya yoonjae.

"Harusnya kau selidiki dulu aku sebelum menyukaiku. Selamat tinggal." Kataku langsung menusuknya dengan pisau berkarat.

CRPPP....

Aku mendorongnya ke dalam danau. Dengan pisau masih menancap pada tubuh yoonjae. Aku tersenyum melihat tubuhnya perlahan masuk ke dalam air dingin itu.

"Untuk membuatmu tidak berkutik. Aku harus melakukan ini kan? Psikopat?" Tanyaku sambil memukul tubuhnya dengan balok dan mendorongnya ke tengah. Balok kayu juga ku lemparkan ke arahnya.

"Ini untukmu yoonjae. Kau akan butuh teman di danau ini." Kataku.

Aku pergi meninggalkan yoonjae sendirian. Aku bukan takut karena menjadi sepertinya. Aku takut karena sudah menjadi sepertinya jauh sebelum kalian menyadari. Dari sejak aku memulai cerita ini. Aku sudah tidak normal dan memang aku sudah bukan orang normal.

Ini adalah babak baru kehidupanku setelah membunuh cecunguk kecil yang sok sok an ingin membuatku menjadi budaknya dengan memenuhi hasrat membunuhnya seminggu sekali. Oh yoonjae. Kau terlalu naif.

-------cut---------

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang