Chapter 6

409 49 1
                                    

Sedikit kesempatan rupanya tengah Tuhan coba berikan untuk sebuah hubungan kekeluargaan yang pernah patah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedikit kesempatan rupanya tengah Tuhan coba berikan untuk sebuah hubungan kekeluargaan yang pernah patah. Jika dianalogikan dengan sebuah tembikar yang telah pecah sebelumnya dan coba untuk dipersatukan kembali kepingannya, mungkin bisa terbentuk sama persis dengan kondisi awal sebelum ia pecah. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa bentuk tersebut tak akan pernah bisa menjadi bentuk yang sempurna seperti sebelum ia pecah.

"Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar adikmu?" Tuan Joe membuka obrolan. Dengan gaya santai, berdiri sambil menghisap rokok yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Dia baik-baik saja." Jawab Jungkook singkat.

"Syukurlah kalau begitu. Tapi aku tidak pernah menyangka akan bertemu denganmu dengan cara seperti ini."

"Kenapa? Apa terlalu mengejutkan mu?"

"Sejujurnya, iya. Yah... ternyata dunia ini memang terlalu kecil bagi kita, bukan begitu?"

Jungkook menoleh dan menatap sinis Tuan Joe yang merupakan Ayah kandungnya.

"Benar, dan aku sangat menyayangkannya. Aku selalu berharap, baik aku maupun Somi, kami tidak akan pernah bertemu lagi denganmu. Tapi sayangnya Tuhan tak pernah mau mendengar harapanku, sama seperti sebelumnya."

Senyum pahit pun tersungging setelah Tuan Jeo mengepulkan asap rokoknya.

"Mungkin Tuhan hanya tak ingin membuatmu menyesal. Karena membenci orang tua itu tidak dibenarkan oleh-Nya." Tandas Tuan Joe seraya balik menoleh dan menatap Jungkook dengan tatapan menantang.

Grab...!

Emosi Jungkook mencuat dan spontan menarik paksa kerah warepack Tuan Joe.

"Noe...!" Teriaknya dengan wajah pasi dan mata penuh amarah.

"Yeobo?"

Tiba-tiba saja Sohyun datang dengan tertatih sambil merambat pada dinding.

Mengetahui kehadiran Sohyun yang berusaha mendatangi dirinya, dengan cepat Jungkook melepaskan cengkeramannya dan bergegas datang membantu Sohyun.

"Oh, hati-hati Buin." Ujarnya dan dengan sigap segera meraih tangan Sohyun untuk dijadikannya penopang.

"Aku mendengarnya berteriak kencang tadi. Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Ah, anniyo. Aku tidak apa-apa. Bagaimana dengan gucinya? Apa sudah selesai?" Jawab Jungkook dan segera mengganti topik pembicaraan.

Sohyun menggeleng. Kemudian Sohyun dan Jungkook kembali ke ruang prakarya dan melihat hasil akhir pekerjaan Sohyun. Rupanya guci yang hendak dibuat Sohyun tidak berbentuk dan tampak berantakan.

"Padahal aku selalu berhasil menyelesaikannya​ sebelumnya. Tapi ternyata cukup sulit melakukannya​ dengan keadaanku​ yang seperti ini." Keluh Sohyun.

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang