Chapter 4

437 66 9
                                    

Hari ini terasa berbeda dari hari-hari biasanya bagi Somi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini terasa berbeda dari hari-hari biasanya bagi Somi. Karena mulai hari ini Somi memutuskan akan berangkat ke sekolah dengan berkendarakan transportasi umum, yaitu bus. Ia tak lagi diantar oleh Jimin seperti sebelumnya. Karena itu Somi berangkat lima belas menit lebih awal sekarang. Ia sudah memperkirakan jarak tempuh bus juga lamanya menanti kedatangan bus di halte.

"Aku akan buktikan padanya kalau aku bisa melakukan apapun yang kumau, sendiri. Tanpa harus melibatkannya. Apapun itu!" pikir Somi sepanjang perjalanannya menuju ke sekolah. Hatinya masih agak dongkol rupanya setelah menerima perlakuan Jimin kemarin. Harga dirinya pun mulai naik saat ini.

Setibanya di kelas, Somi duduk dengan kasar sambil membanting tasnya. Bruukkk! Wajahnya ditekuk dan bibirnya pun manyun. Bahkan ia menyandarkan kepalanya di atas meja. Ia tak pernah melakukan hal itu sebelumnya, lho. Setidaknya itu yang Hana tahu sejak ia mengenal teman sebangkunya itu. "Seperti bukan Somi yang biasanya saja", pikir Hana.

Hufth....

Kali ini Hana pun mendengar dengusan Somi. Ia ingin sekali bertanya kepada Somi, ada apa Somi-ah? Apa kau sedang kesal? Apa kau baik-baik saja? Apa kau sedang ada masalah? Setidaknya Hana ingin menjadi pendengar keluh kesahnya meski tak banyak membantu. Tapi Hana ragu. Ia merasa hubungannya dengan Somi tak sedekat itu. Ia tak yakin apakah Somi akan senang atau malah terganggu karena sikapnya nanti. Akhirnya Hana pun mengurungkan niatnya dan meneruskan mengisi soal LKS yang harus dikumpulkan hari ini.

Tak berapa lama bel tanda masuk pun berbunyi. Seluh siswa memasuki kelasnya masing-masing. Guru Min selaku wali kelas 2-4 memasuki kelas. Tapi kali ini beliau membawa kejutan. Bersamanya Guru Min masuk ke kelas dengan membawa siswa pindahan dari Daegu, namanya Park Jihoon. Seisi kelas mendadak riuh. Terutama para siswi yang sedang masanya pubertas. Mreka mengelu-elukan murid pindahan baru itu karena wajahnya yang terlihat tampan.

"Tenang! Tenang! Ada apa dengan kalian ini? Aigoo... Aigo... Baiklah, Park Jihoon. Di belakang ada dua bangku yang kosong. Terserah kau mau pilih yang mana. Yang penting kau duduk tenang dan mengikuti pelajaran di kelas ini sebaik-baiknya. Pergilah sana!" Kata Guru Min dengan gaya bicaranya selengekannya yang khas itu.

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang