"Han, tuh pawang lo udah nungguin." Jessi yang tadi sudah keluar kelas, terpaksa balik lagi hanya untuk memberitahukan hal itu.
"Siapa?" tanya Hana. Saat ini dia sedang menyelesaikan catatan dari papan tulis. Dan di kelas hanya tersisa dirinya seorang. Biasanya Jessi akan menemaninya. Namun, hari ini katanya dia akan mengantar adiknya ke tempat les.
"Siapa lagi kalo bukan Raka," jawab Jessi malas. Dia ikut duduk di sebelah Hana.
"Oh."
Jawaban singkat dari Hana membuat Jessi menggeplak lengan Hana yang sedang menulis.
"Kecoret Jejeee!!!"
"Ya makanya sana buruan pulang. Cowok lo nungguin di ujung koridor udah kayak patung tau. Dieeemmm banget."
Hana mendesah. "Cowok gue kenapa gak kayak tokoh-tokoh di cerita gue, sih?"
Plak!
Jessi menggeplak lengannya lagi.
"Kalo ngimpi makanya gak usah ketinggian," cibir Jessi.
"Ya udah santai. Gak usah nggeplak-nggeplak dong. Lo mau balas dendam kan?"
"Udah ah. Sana pulang!" Jessi mendorong tubuh Hana agar segera berdiri dari duduknya. "Gue buru-buru mau pulang juga ini. Ntar gue kena ceramah sama kanjeng ratu kalo telat."
Terpaksa, Hana mengemasi alat tulisnya ke dalam tas dengan ogah-ogahan. "Catatan gue belum lengkap, kan, jadinya."
Setelah itu, dia menghapus tulisan di papan tulis, karena kebetulan hari ini dia piket.
"Minjem catatan Raka kek," saran Jessi.
Hana yang sedang menghapus papan tulis hanya mencebikkan bibir. Dia kadang malu untuk meminta tolong pada Raka. Karena Hana sadar, dia sudah terlalu sering merepotkan cowok itu.
"Bu seksi kebersihan, pokoknya Hana Maisha udah piket ya," lapor Hana kepada Jessi. Jessi hanya bisa memutar bola matanya malas. Kebiasaan anak-anak kelasnya selalu sama. Jika disuruh piket, mereka hanya akan bergantian menghapus papan tulis.
"Serah lo aja, deh."
Sepanjang perjalanan menuju ke ujung koridor, tempat Raka menunggu, mereka melanjutkan pembicaraan tentang visual dari cerita baru Hana.
"Terus visual ceweknya siapa, Han?" tanya Jessi.
Pasalnya, Hana jarang memberikan visual untuk cerita-ceritanya. Jika dia memberikan visual, itu artinya Hana sangat excited dengan ceritanya. Hana juga dalam mencari visual tidak main-main. Dia selalu mencari yang benar-benar pas dan cocok dengan tokohnya.
Hana tampak berpikir sebentar. "Gue aja gimana?" celetuknya.
Jessi seketika tersedak. "Anjir! Kesenengan di elo."
"Ya kan terserah authornya," kilah Hana.
"Emang si Raka gak bakal cemburu?"
Seketika Hana ingin kembali ke masa saat dirinya masih single.
{}{}{}{}
Ehehe nunggu buka sambil mantengin wp tu suatu keasyikan tersendiri :v
Buat yang lagi nunggu buka, yang sabar ya. Nunggu doi aja sabar masa nunggu buka gak sabar 🙊😂
Karena updatenya sekarang, ngucapin selamat berbukanya sekarang aja ya 😂
Selamat berbuka semuaaaa 😚
Salam dari selingkuhannya Kenan 🙊 (lah nyasar dia kesini :v)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTIFICATION
Short Story"Tokoh di cerita gue itu nyata. Bukan nyata dalam artian kisahnya real story. Tapi, nyata disini kayak gue ngerasa gue interaksi sama tokoh-tokoh gue sendiri, yang udah gue anggap kayak anak sendiri. Makanya, gue cinta banget sama mereka." - Hana Ma...