EMPAT : STALK MODE ON

42 9 2
                                    

Ternyata Raka tidak langsung pulang setelah mengantar Hana. Dia mampir dulu di rumah Hana. Kebetulan, Bundanya Hana sedang membuat kue kering untuk dijual. Dan beliau menyuruh Raka untuk menjadi tester. Raka sih, tidak keberatan. Pasalnya, makanan hasil racikan bundanya Hana selalu enak.

"Enak kok, Tan. Mau langsung dijual, ya?" tanya Raka sembari mengambil satu buah nastar lagi.

"Kayaknya waktu Ramadhan aja Bunda jualnya. Kan bisa buat Lebaran." jawab Bunda. "Eh sebentar. Di dapur masih ada 2 kue lagi. Kamu nggak keburu pulang, kan?"

Raka menggeleng. "Enggak kok, Tan."

"Ya udah, bentar Tante ambilin dulu," pamit Bunda. "Hana, buatin Raka minum kek. Jangan mainan HP mulu!"

Hana, yang sedang menyetalk akun Nino, sontak terkejut dengan seruan bundanya. Hal itu membuat Raka mengernyit.

"Kenapa? Kok kayak kaget gitu?" tanya Raka.

"Hah? Ah-- anu-- enggak, gak papa, kok." jawab Hana gugup. "Ehm, aku buatin minum dulu." Setelah itu, Hana segera melenggang ke arah dapur dengan masih menggenggam ponselnya.

'Mungkin dia lagi asyik sama pembaca-pembacanya' batin Raka.

Setelah tau Hana adalah penulis Funwrites, Raka jadi lumayan maklum jika konsentrassi pacarnya itu selalu tertuju ke tulisannya. Namun, dia tidak mentolerir jika berhubungan dengan akademis Hana. Jadi, tiap malam dia akan me-VC Hana untuk memastikan gadis itu benar-benar belajar. Kadang, dia juga mengajari apa yang Hana tidak bisa. Salah satu perhatian yang membuat Hana kadang tidak enak karena merasa merepotkan. Padahal Raka biasa saja.

"Ini ada kue salju sama brownies. Kamu cobain, ya. Bunda mau bangunin Ila dulu." Raka mengangguk. "Itu Hana lagi ke toilet dulu."

"Iya, Tan."

Lebih dari 7 menit Hana belum kembali dari dapur. Raka kebingungan. Dia ingin menyusul pacarnya itu ke dapur, tapi dia tidak enak. Walau bagaimanapun, dia hanya tamu. Padahal, oleh keluarga Hana sendiri, Raka sudah dianggap seperti anak sendiri.

Di menit ke-10, Hana baru keluar dari dapur. Mukanya cemberut. Dan parahnya, dia tidak membawa minuman untuk Raka.

"Kamu bukannya dari dapur, Han?" tanya Raka. Hana mengangguk sambil masih melihat ponselnya. Mukanya masih cemberut.

"Bukannya mau buatin aku minum, ya?" Mendengar pertanyaan itu, Hana tersentak.

'Mampus! Gue lupaa! Ini gara-gara Nino!'

{}{}{}{}

Sahur sahurrr 😂

Kayaknya nih cerita bakal update 2x sehari, pagi sama malem.


NOTIFICATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang