SATU : DIRECT MESSAGES

54 7 19
                                    

"JEJEEEEEEE!!!"

Teriakan heboh itu berasal dari koridor lantai 2 SMAN 4. Seorang gadis berseragam OSIS SMA dengan tangan menggenggam ponsel tampak bersemangat berlari di seanjang koridor untuk sampai kelasnya. Di depan kelas, kebetulan, Jessi--orang yang tadi dipanggil, sedang membuang sampah. Jadi, dia bisa langsung mengetahui siapa pelaku teriakan heboh di pagi yang gerimis ini. Gadis itu bernama Hana Maisha.

"Kenapa, sih, Han? Malu tau diliatin yang lain!" Jessi langsung menarik Hana ke dalam kelas.

"TAU GAK SIH?1 MASA--"

"Enggak," potong Jessi cepat. Membuat Hana mencebikkan bibirnya kesal.

"Gue belum selesai ngomong, ih. Dengerin dulu."

"Ya udah. Ya udah. Lanjut," sahut Jessi akhirnya.

"TAU GAK SIH?! MASA DM GUE DIBALES SAMA KAK NINOOO!!! AAAA SUMPAH DEMI APAAA?!! GUE SENENG BANGET TAU JEEEEE!!!" Hana memekik girang sambil menggoyang-goyangkan badan dan ponselnya. Dia juga melompat-lompat kegirangan. Dia tidak menghiraukan tatapan dari anak-anak sekelasnya yang lain.

"SERIUSAN?! SUMPAH?!" Jessi langsung ikut heboh. Sebagai jawaban, Hana menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Bentar, bentar. Gue liatin." Hana segera membuka lock-screen ponselnya. Kemudian, jari-jarinya membuka laman DM instagramnya. Di urutan paling atas, terdapat nama nino.alf . Dia langsung menyerahkan ponselnya ke Jessi. "Nih, nih! Baca!"

"Hai kak. Salken, aku Hana. Aku penulis Funwrite, dan aku lagi butuh visual buat cerita baruku. Aku izin buat jadiin kakak visualnya, ya. Boleh gak?" Jessi membaca deretan tulisan yang ada di layar.

"Baca balesannya," perintah Hana sambil masih berjingkrakan di samping Jessi.

"Iya, boleh."

"What the??!! AAA HANAAA GUE MAU JUGAAAA!!!" pekik Jessi histeris.

"Liatin waktunya, deh. Cepetan. Dia fastrespond, tau!"

"Lo ngirim pukul 21.58. Kak Nino balesnya pukul... 22.01?! AHH GILAAA! LO GILA SUMPAH! AAHH GUE MAU JUGAAA!!"

Dan, akhirnya mereka berjingkrakan bersama. Tidak dihiriraukan keberadaan teman-teman sekelas mereka yang melihat tingkah mereka yang sudah seperti orang kesetanan. Tapi, temen-teman mereka sudah lumayan maklum, sih. Hana dan Jessi itu teman yang sangat klop di segala bidang. Kecuali satu, hal yang berhubungan dengan Korea. Hanya itu. Jadi, jika mereka sudah berkumpul menjadi satu, yang lain hanya sebagai figuran.

Seperti saat ini.

Bahkan, mereka tidak sadar jika Pak Utomo, guru PPKN mereka, sudah hadir di depan kelas dan sudah memasang ekspresi paling menakutkan.

"Hana Maisha, Jessika Adara. Keluar kelas sekarang dan kerjakan soal di buku paket halaman 207-212. Harus selesai saat saya keluar kelas."

{}{}{}{}

Ngebut nih update-nya, wkwkw :v

Pumpung lagi ada komputer+wifi, soalnya HP dan laptopku mati. Maapin ya kalo ntar jadinya spam :'v

Dikit banget, kan? Sengaja :v

NOTIFICATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang