Part 3 (21+)

79.9K 2K 34
                                    

Happy Reading....

Jack mengantar Ruby ke kamarnya.

"Jadi namamu Ruby?" tanya Jack.

"Iya kak.." ucap Ruby.

"Kau sekolah?"

"Iya kak, aku sedang mengejar paket, karena aku sempat putus sekolah karena ayahku meninggal."

"Oh.. Aku turut prihatin, jika kau membutuhkan sesuatu aku siap membantu." ucap Jack ramah membuat Ruby senang, dia merasa beruntung memiliki kakak tiri sebaik dan setampan Jack.

"Aku di sini selama seminggu, setelah itu aku harus kembali ke Amsterdam." ucap Jack dan Ruby mengangguk.

"Senang memiliki kakak tiri sebaik kakak.." ucap Ruby dan Jack tersenyum.

"Bagaimana jika kita berbincang dulu? Kau pasti belum mengantuk?" ucap Jack dan Ruby mengangguk.

"Baiklah, kita mau berbincang dimana?" tanya Ruby.

"Bagaimana jika di kamarku? Biar Lena mengantarkan cemilan untuk kita." ucap Jack dan Ruby pun mengangguk setuju.

Mereka pun berbincang banyak hal. Ruby menatap wajah tampan Jack, Ruby menyukai Jack, dia pria lembut dan ceria.

"Kau belum memiliki kekasih?" tanya Jack membuat wajah Ruby tegang dan malu. Ruby tersenyum samar.

"Aku tak pernah berpacaran, aku sering di bully di sekolah karena ayahku sangat over protektif, apa lagi ketika ayah meninggal." ucap Ruby membuat Jack merasa iba.

"Sekarang kau aman, takkan ada orang yang berani membully keluarga Raymond." ucap Jack membuat perasaan Ruby bahagia.

"Benarkah?" tanya Ruby.

"Aku akan melindungi adik secantik kamu.." goda Jack membuat Ruby tertawa kecil.

"Kakak, kau selalu menggodaku, menyebalkan!" rajuk Ruby.

Mereka pun mengobrol hingga tak terasa mereka pun tertidur.

*****

Sinar matahari menembus kaca jendela Robin, Shania mengerjapkan matanya. Tubuhnya terasa remuk setelah bercinta secara dahsyat bersama suaminya. Shania terkejut dengan kekuatan Robin yang di atas rata-rata.

Dulu bersama Charlie percintaan mereka paling berdurasi dua jam tetapi bersama Robin, Shania harus rela di garap selama lima jam tanpa jeda.

Shania merasa miliknya sakit, dia meringgis kesakitan saat mencoba menggerakan kakinya.

"Hmm..." guman Robin yang merasa terusik.

"Sayang.." guman Robin saat menatap istrinya yang sudah terbangun di dalam pelukannya.

"Morning baby.." sapa Shania dengan wajah merona.

"Morning beb.." bisik Robin.

"Kau cantik sekali Shania.." bisik robin dan dia jadi teringat pada Ruby.

Ya, kecantikan gadis itu di turunkan oleh Shania.

"Terima kasih.." ucap Shania.

"Hmm... Aku cek anak-anak dulu apa mereka sudah sarapan. Kau mau sarapan di sini?" tanya Robin padahal dia ingin bertemu dengan Ruby, dia merindukan wajah cantiknya.

"Nanti saja, aku ingin berendam." ucap Shania dan Robin mengangguk.

"Aku keluar dulu." ucap Robin sambil mengecup kening Shania dan mengenakan pakaiannya.

Robin berjalan ke kamar Ruby dan menyelinap masuk, namun Robin gak menemukan gadisnya. Ranjangnya masih terlihat rapih tampak tak tersentuh. Robin pun berjalan ke kamar Jack untuk memastikan kecurigaannya.

Robin mengeraskan rahangnya ketika melihat Jack dan Ruby di atas ranjang Jack. Meski mereka masih berpakaian lengkap, tapi Robin cemburu melihat Jack tidur dengan wanitanya.

Robin segera berjalan ke kamarnya. Dia tak mungkin membangunkan Jack, anak emasnya dan mengusir Ruby. Ruby pasti akan takut padanya dan sulit di dekati.

Robin harus menahan ego dan gairahnya. Dia segera memasuki kamarnya dan menemui Shania yang sedang berendam sambil memejamkan matanya. Robin melepaskan pakaiannya lalu bergabung bersama Shania.

"Robin.." ucap Shania kaget.

Robin menarik tubuh Shania lalu menciumnya dengan kasar membuat Shania meringgis. Robin melepaskan pagutannya.

"Ada apa Robin?" tanya Shania kaget namun Robin tak menggubrisnya. Robin menarik shania ke dalam ruang shower dan menunggingkan tubuh Shania. memasukinya dengan kasar. Shania terpekik kaget dan merasa kesakitan dengan sikap kasar Robin.

"Kau milikku!" ucap Robin geram sambil terus menghujam tubuh Shania dengan kejantanannya.

"Akkh.. Robin stop..." jerit Shania ketakutan.

Robin menjambak rambut Shania sambil menciumi leher dan bahu Shania.

"Jangan pernah melawanku atau membuatku marah Shania!" bisik Robin sambil menyentuh lubang anus Shania.

"Kau mau aku hukum?" bisik Robin dan Shania menggeleng cepat.

Tenaganya yang terkuras semalam saja belum pulih, sekarang mendapatkan serangan mendadak dan hukuman? Hukuman macam apa yang akan Robin berikan?

Robin menarik tubuh Shania dan menempelkannya di wastafel hingga tubuhnya menekuk sembilan puluh derajat. satu telunjuknya menekan anus Shania.

"Tidak Robin sakiit.." ringgis Shania terkejut merasakan telunjuk suaminya memasuki lubang anusnya. Robin membiarkan jarinya di sana dan terus memompa tubuh Shania.

Shania mulai merasakan kenikmatan dan Robin mulai menggerakkan jarinya didalam sana membuat Shania semakin bergelinjangan penuh gairah.

Entah berapa kali orgasme, Shania mulai merasakan penglihatannya meredup, tubuhnya melemas sedangkan Robin masih terus menghantamnya.

"Kau nikmat sayang!" bisik Robin dan sesuatu yang hangat mengalir di dalam rahimnya.

Shania merasa lega, akhirnya Robin akan berhenti bergerak di bawah sana. Shania memejamkan matanya, melepaskan semua kesadarannya.

"Kau milikku Ruby..." desah Robin merasakan tetesan cairan terakhirnya yang dia semburkan di dalam rahim wanita itu.

Meniduri ibunya sudah begitu nikmat, apa lagi meniduri gadis segar seperti Ruby!

Robin menggeram kesal, dia ingin segera menjadikan Ruby miliknya, hanya miliknya!!

Tbc

See you next Saturday...

Aku harap kalian menyukai ceritaku dan...

Thanks for reading....

Love you

Muaaaah...

Ruby (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang