(2)

434 27 2
                                    

[Author's POV]

"Rein, bangunnnnn... Nanti telat ospeknya, mama udah buatin sarapan"

Teriak seorang wanita dari luar kamar, tanpa ia ketahui yang diteriaki sudah terbangun sedari tadi, namun belum terbangun dari lamunannya, dan baru tersadarkan karena teriakan wanita itu.

"Reinnnnnn"

Teriak wanita itu lagi dengan nada meninggi.

Rein, sebutan wanita itu untuk putri bungsunya yang bernama lengkap Leoni Reinka Wijaya, entah mengapa ia lebih nyaman dengan nama panggilan Rein.

Leon terlahir dari keluarga Wijaya, dengan ayah bernama Samuel Wijaya dan ibu bernama Putri Maria Wijaya. Kebersamaan adalah hal utama dalam keluarga ini.

"Iya mah, ini udah bangunnn, mandi dulu"

Teriaknya dengan nada malas dari dalam kamar, sambil mengacak-acak rambut pendeknya dan bergegas untuk mandi.

"Pagi mah"

Ucap gadis itu datar lalu duduk untuk sarapan dengan pakaian khas ospek sesuai yang ditentukan.

Ia menempuh perkuliahan disalah satu universitas swasta yang termasuk ternama di kota Jakarta jurusan ekonomi dan hari ini adalah hari pertama ia mengikuti ospek difakultasnya.

"Sarapan dulu sayang, mamah udah buatin kamu sarapan paling enak didunia ini dan pastinya yang paling kamu sukai"

Ucap wanita yang merupakan mamahnya itu sembari memberikan senyum termanisnya untuk putri bungsu kesayangannya.

Leon meraih makanan yang mamahnya berikan tanpa ekspresi apapun.

Mamahnya benar benar bingung apa yang membuat putrinya ini seakan hilang semangat lagi akhir-akhir ini bahkan untuk tersenyum pun tidak bisa, sama seperti kejadian setahun lalu dimana ia mengalami kejadian yang sama dan itu terulang lagi saat ini, entah apa yang membuatnya sedih, dan apa yang mampu memberikannya semangat lagi.

Leon anak ketiga dari tiga bersaudara ia mempunyai dua kakak laki-laki yang pertama berkuliah di universitas swasta ternama di Bandung semester akhir bernama Rendi Wijaya dan yang kedua kuliah di universitas swasta ternama juga di kota Jakarta dan sekarang semester 4 bernama Fandi Wijaya yang selalu bersama dan menemani Leon dan untuk mengantarnya jika Leon menginginkannya.

Kedua kakaknya sangat menyayanginya karena ia perempuan satu-satunya dan menjaganya selalu.

Ia sangat dekat dengan kedua kakaknya ini, dan kedua orangtuanya sangat mengasihi mereka bertiga terlebih kepada Leon karena dia anak perempuan satu-satunya dan berpesan kepada kedua kakaknya untuk menjaga dan menyayangi Leon.

"Mah, aku berangkat"

Ucap gadis itu.

"Gak bareng kakak mu Fandi?"

Tanya wanita itu lagi.

"Gak mah, aku naik motor aja, nanti telat, lagian kak Fandi kan masuk siang juga. Biarin aja, biar mimpinya panjang"

Jawab Leon lagi sedikit mengejek.

"Mamah kan bisa bangunin supaya nganterin kamu"

Jawab wanita itu lagi.

"Mah, Leon kan udah bilang, Leon bisa kok, udahlah Leon gak anak kecil lagi mah".

Jawab gadis itu singkat, sembari menyalam tangan mamahnya, mencium pipi kiri dan kanan mamahnya lalu berpamitan.

Awalnya mamahnya ragu dan tidak mengizinkannya, namun akhirnya ia memperbolehkan putrinya itu untuk pergi.

Leon membawa kunci motor kesayangannya hadiah pemberian papahnya pada ulang tahunnya sewaktu SMA kelas 2.

BERBEDA [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang