(3)

339 21 8
                                    

[AUTHOR POV]

Disalah satu ruang medik terlihat seorang gadis yang sedang pingsan yaitu Leoni dan ditemani oleh seorang gadis lainnya yaitu Kanya.

Ruangan itu tampak sepi, karena hanya ada 2 orang didalamnya, dimana Kanya hanya bisa menanti Leoni sadar.

Kanya hanya bisa menatap wajah Leoni, sembari berharap ia cepat sadar.

[Kanya's POV]

Aku ikut membawa gadis itu ke salah satu ruangan medik yang telah disediakan panitia ospek untuk persiapan peserta yang sakit dan menantinya hingga sadar.

Dan dia sudah sangat lama pingsan dan jujur aku khawatir.

Aku belum tau siapa nama gadis ini.

Yang aku tau iya memiliki wajah yang teduh dan sangattt teduh, entah mengapa aku sangat tertarik padanya dan aku merasa dia memang orang yang menarik, dan tak sadar aku sedari tadi mengamati setiap inci wajahnya dan tidak ada yang terlewati sedikit pun.

Ia mulai mencoba membuka matanya, dan aku tak sadar sedari tadi mengamati wajahnya, dan seketika tersadarkan ketika dia mengerang kesakitan dan mencoba untuk bangkit tapi aku menahannya dan hanya menyandarkannya .

"Tetap disini aja dulu... Lu gpp? " tanyaku dengan hati-hati sembari memberikan air putih dan dia meminumnya.

"Kenapa gua ada disini?" Tanyanya

"Tadi kan lu pingsan waktu dihukum sama Fian anak kemanan" Kataku.

"Jadi manusia sialan itu namanya Fian? Gua benci dia" katanya lemah dan membuatku kasihan padanya.

"Nama lu siapa? Gua Kanya" Aku mencoba untuk akrab padanya dengan cara memperkenalkan diri.

"Lu siapa? Kenapa ada disini? Gua kasih tau juga gaakan penting buat lu kan, gua ga butuh nama lu dan gua ga minta lu perkenalin diri lu ke gua.

Intinya sekarang gua mau keluar dari ruangan menyebalkan ini" katanya dan seketika hatiku bagaikan ter iris pisau tajam.

Jahat, pikirku.

"Gua bagian panitia medik ya makanya gua ngurus lu disini. Tunggu dulu, keadaan lu kan belum membaik disini aja dulu" Kataku mencoba untuk menahannya, tapi aku kalah cepat, dia mulai mencoba bangkit dan berdiri.

Namun...

Seketika ia terjatuh dan aku dengan sigap menangkapnya, dan dia jatuh dipelukan ku, seketika itu mata kami kembali bertatapan untuk kesekian kalinya.

"Maaf" Kataku sembari kembali mendudukkannya dan jujur aku sedikit gugup.

Pandangan itu, pelukan itu.

Tidakkkkkk.....

"Lu" Belum sempat ia berbicara.

"Rein..."

Aku mendengar teriakan seorang wanita yang terlihat panik dan masuk memeluknya.

Wanita itu terlihat sedikit masih muda.

Aku tidak tau apakah dia kakaknya ataupun mamah nya.

Saat wanita itu memeluknya dan menyentuh tangannya ia sedikit mengerang kesakitan, sepertinya tangannya terluka dan mungkin sakit sekali.

"Mamah... Maafin aku" Katanya...

Ooohhh mamahnya, batinku.

"Sayang kamu kenapa, jelasin ke mamah"

Mamahnya melihat tubuhnya yg terlihat terluka.

"Tadi ada motor lain yang mengenai Leon mah" Katanya lagi lemah.

BERBEDA [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang