(6)

187 18 0
                                    

[Kanya's POV]

Seketika aku tersenyum2 mengingat Leon meminum minuman pemberianku dan buatanku, tapi pastinya dengan bantuan tante Putri. Entahlah, kenapa aku harus bangga dengan situasi seperti ini, tpi ini benar2 menyenangkan juga.

Aku kembali menemani tante Putri untuk memasak di dapur. Masakannya benar2 wangi, pasti lezat. Aku tidak tau dimana Leon saat ini. Mungkin sedang dikamar.

Masakan sudah selesai. Aku sudah tidak sabar ingin mencicipi masakan ini. Bagaimana pun ada tenaga ku untuk memasak ini, walaupun mungkin hanya sekedar melihat dan memotong2 sayur, tapi itukan butuh tenaga dan ke ikhlasan juga. Heheheh

"Sayang, tolong dong kamu panggilin Rein ke kamarnya ya" kata tante Putri.

"Iya tante, aku panggilin" jawabku.

Aku menuju kamar Leon. Dan mengetuk kamarnya. Beberapa saat kemudian tidak ada jawaban, kemudian aku membuka pintu kamarnya. Ternyata dia sedang membaca sebuah komik diikuti oleh earphone yang setia menemani di telinganya. Pantesan ga denger.

Aku menghampirinya, dia sedikit terkejut dengan kehadiranku dan segera melepas earphone nya.

"Ngapain lu kesini?" Tanya nya dengan nada ketus.

"Kata tante Putri ayok makan malem. Udah ditungguin tuh dibawah, udah masak semua" kata ku.

Aku sedikit kesal dengan responnya kemudian aku berbalik untuk keluar kamar dan turun ke bawah.

Tiba2 dia menarik tanganku. Jantung ku terasa deg2an. Perasaan apa ini? Aku membenci situasi seperti ini, tapi aku menginginkannya, aku ingin disentuh2 seperti ini. Ehhh...

"Kancing baju lu terbuka tuh. Bener2 gatau atau pura2 bego atau sengaja? Jangan pernah sengaja ngelakuin hal seperti itu hanya untuk menarik perhatian orang2, supaya dilihatin papah ataupun supir dan tukang kebun? Menurut gw, itu lu bukanlah hal yang menarik" katanya.

Tiba2 aku terdiam dan melirik kebawah. Astagaaaaaaa..... Aku baru menyadari kalau kancing bajuku terbuka. Mungkin karena terlalu asyik memasak dengan tante Putri.

Aku menutup mataku dan menghempaskan nafasku kasar. Ini sangat memalukan. Leon mendahului ku dan pergi meninggalkanku kebawah duluan. Aku teringat akan kata2nya barusan, apa iya bagian dalamku sudah dilihat oleh supir, dan tukang kebunnya? Tidakkkkkk....

"Kalau mau ttp didalam gpp, itu ada selimut dan bantal buat lu tidur. Atau mau ngapa2in juga boleh kok, bebas. Sekalian kalau lgi niat dirapiin yah"Kata Leon lagi. Sungguh menyebalkan.

"Eh... Gw gaada sengaja buka kancing baju. Kalau ngomong jgn ngasal ihhh" kataku kesal.

"Terserah, emg gw peduli?" Katanya tanpa melirikku sedikit pun. Sungguh dia menyebalkan. Sungguh...

[Leon's POV]

Rasanya aku sudah sangat lapar. Mamah masak apa ya kok lama gitu? Aku sudah lama menunggu untuk dipanggil makan. Sambil menunggu mamah aku membaca sebuah komik disertai mendengarkan musik dari earphone yg setia menempel ditelingaku.

Tiba2 aku mendengar ada yg mengetuk pintu kamarku. Kalau saja itu mamah pasti sudah langsung masuk, aku yakin itu pasti gadis tdi. Aku pura2 tidak mendengarkan ketukannya.

Tiba2 saja dia masuk kekamarku. Aku pura2 terkejut dan bertanya, sebenarnya aku tau dia datang.

Dia datang untuk mengajak makan namun sengaja ku cueki. Saat dia ingin pergi keluar aku menarik tangannya. Entah mengapa, tidak ada alasan khusus aku menarik tangannya, hanya respon tiba2 saja.

Seketika itu jg kancing bajunya terbuka. Aku tidak tau hanya berbalik saja sudah menyebabkan kancing bajunya terbuka. Aku sengaja ingin menjaili nya.

"Kancing baju lu terbuka tuh. Bener2 gatau atau pura2 bego atau sengaja? Jangan pernah sengaja ngelakuin hal seperti itu hanya untuk menarik perhatian orang2, supaya dilihatin papah ataupun supir dan tukang kebun? Menurut gw, itu lu bukanlah hal yang menarik" kataku.

Dia melirik kebawah dan terlihat malu. Harus ku akui, aku sangat senang menjailinya.

Aku berlalu bgitu saja melewatinya dan mulai menjaili lagi.

"Kalau mau ttp didalam gpp, itu ada selimut dan bantal buat lu tidur. Atau mau ngapa2in juga boleh kok, bebas. Sekalian kalau lgi niat dirapiin yah" kata ku.

Dia sudah benar2 kesal denganku. Harus kuakui itu. Tapi, siapa suruh dia datang ke kehidupanku?

"Eh... Gw gaada sengaja buka kancing baju. Kalau ngomong jgn ngasal ihhh" teriaknya kesal.

"Terserah, emg gw peduli?" Jawabku lagi sambil terkekeh membelakanginya lalu pergi meninggalkannya.

[Author POV]

Disebuah meja makan terlihat 4 orang sedang menikmati makanannya.

"Mah, kak Fandi dimana?" Tanya Leon.

"Katanya pergi tuh sayang, nginep dirumah temen katanya" jawab mamahnya.

"Dih... Tumben?" Tanya Leon lagi.

"Ngerjain tugas. Banyak tugas katanya" giliran papah Leon yg menjawab.

"Tumben nyariin? Kamu tuh kan biasanya kalau dekat suka berantem, tapi kalau jauh kangen2an" kata mamahnya lagi.

Mereka hanya bisa tertawa akan hal tersebut.

"Tadi nama kamu siapa nak?" tanya papah Leon.

"Kanya om" jawab Kanya.

"Om seneng ada akhirnya Leon punya temen. Selama ini kan ini anak cueknya minta ampun. Hahahah" kata papah Leon lagi.

"Hehhehe.... Iya om aku jg seneng kok" kata Kanya malu2.

"Walaupun anaknya yg ngeselin. Iya kan?" Tambah papa Leon lagi.

"Ih apaan sih pah? Baik2 gini jg" kali ini Leon angkat bicara.

"Udah2 jangan pada ledek2an. Mending makan aja dlu. Itu jg tadi masakan Kanya loh" kata mamah Leon.

"Hehehe... Bantuan tante jg kok" jawab Kanya tersipu.

Suasana malam itupun terasa hangat, dan disana mereka bagaikan keluarga. Mereka bercerita ttg banyak hal.

Setelah sudah semakin malam Kanya berpamitan pulang.

"Dianterin aja sayang" kata mamah Leon.

"Gausah tante aku naik angkutan aja" jawab Kanya.

"Gw udh bilang ke supir supaya lu dianterin" kini giliran Leon yang berbicara.

"Nah itu.. Ya udh gpp. Biar pak supir aja ya yg anterin kamu. Malem gini tante takut soalnya" kata mamah Leon lagi.

"Okedeh tante gpp kok, dianterin pak supir jg gpp kok. Aku izin ya tante, om, Leon. Sampai jumpa besok Leon" kata Kanya lagi.

"Hati2 ya sayang" kata mamah Leon dan papahnya.

Sedangkan Leon sudah duluan pergi kembali ke kamarnya

"Oke tante, om. Byee" kata Kanya.

Kanya sedikit sedih karena tidak diantarkan minimal sampai teras oleh Leon. Tpi disamping itu dia sangat bersyukur karena bisa mengenal Leon dan bisa sedekat itu dengan keluarganya dan bisa tau banyak tentang Leon.

Tanpa disadari diatas sana sudah ada yg memandang kepergian Kanya. Yaitu Leon yang mengawasi kepergiannya dari kamarnya.

Tetap vote, coment, dan follow atuh dah. Maapin urang kalau ceritanya belum sempurna. Ttp kasih saran dan masukan untuk kebaikan cerita ini😊 Semoga suka ceritanya ya...

Urang lope maneh semua😂😂😂😍😍

BERBEDA [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang