Tepat saat bel berdering, aku sampai di depan kelas. Di SMA Bangsa aku mengais ilmu. Sudah hampir 2 tahun mengubek- ubek sekolah ini. Tak ada kata bosan untuk berangkat ke sekolah. Itu karena satu alasan, Imanuel.
Saat sampai di kelas, Sesil menyapa diriku dengan riang, "Pagi Princess Shaharaaaaaaaa.". "A nya kebanyakan Sesiiiiiiil."kataku sambil cekikikan. Saat aku duduk, tiba- tiba Imanuel datang menghampiriku. Ia menerobos pintu kelasku, padahal pelajaran hampir di mulai.
"Sha, mana print- print an kemarin?" tanya Imanuel. Beberapa detik aku terpaku melihat mata biru Imanuel. Menggoda iman Masyaallah.
Sontak, lamunanku pecah saat Sesil menyentuh pundakku, "Woy diem diem bae, itu Imanuel lagi ngomong. Mbok ya di sauri².". "Ehh, iya iya kenapa?" tanyaku gugup. Dan itu pun masih keadaan senyum senyum sendiri. "Print- print an kemarin kamu kemana in?" tanya Imanuel sekali lagi. Kamu.. K A M U!! Serius dia pake kata kamu!! OMGGG!! Sebelumnya aku belum pernah denger dia pake kata kamu ke temen yang lain. Apa mungkin karena aku bicara menggunakan bahasa Indonesia baku, atau karena?!?!?!
'Blaakkkkk' suara tangan Sesil menghantam meja. "Bujuk busyet, ngagetin aja lu nyet.".Kata spontan yang aku keluarkan membuat ku malu sendiri di depan Imanuel. Untuk menutupi rona pipiku, aku pura- pura mengambil sesuatu di dalm tasku, yang sebenarnya ternyata ada di laci meja.
"I..ini," ku sodorkan kertas hvs putih yang penuh dengan tulisan komputer. Itu adalah laporan yang kukerjakan untuk mengisi data keperluan OSIS. Memang aku ini anggota OSIS, tapi sebentar lagi masa jabatanku habis karena harus fokus untuk persiapan ujian.
"Bedankt." Katanya. "Hah??" Tanyaku dengan polos. "Artinya terimakasih." Jawab Imanuel dengan senyum khasnya. Sungguh, senyum Imanuel membuat diriku melting ga karuan.
Saat Imanuel pergi beranjak keluar, Sesil bergumam di sampingku, "Ettdahh ni anak kesurupan Lucinta Banana kayanya deh, senyum- senyum sendiri ga jelas, woy Shahara Adi Jaya Siregaaaar!!". "Eheh, sembarangan kalo ngomong, pake bilang gue kesurupan Lucinta Banana lagi. Gue abis di datengin pangeran Belanda di bilang kesurupan." gerutuku tapi tetap dengan keadaan yang sama. Tawa Sesil pecah ketika mendengar perkataanku. "Tinggal lu kan yang kesurupan Mimi Peri wkwkwk." balasku dengan tawa.
Bu Endang sudah memasuki ruang kelas, saat itu pelajaran berlangsung.
***
Gimana bagian 5 nya?? Ada lucinta luna sama mimi peri wkwkwk,
Jangan lupa vote dan comment ya,
Mau usul siapa lagi buat di masuk in ke cerita? wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Non-FictionPenantian seolah tak berarti bagimu. Yang telah rela meluangkan seluruh waktunya untukmu, kau sia-siakan begitu saja. Tak paham arti setiap detik nya.