Bagian 7

35 5 0
                                    

Masih dengan wajah yang pucat pasi, kita sampai di kedai bakwan malang dekat sekolah. "Muka mu kenapa pucat? Apa kamu sakit? Aku pesan dulu bakwan malang nya ya, takut kamu pingsan. Bang, 2 ya, biasa, sama es tehnya 2." Ucap Imanuel sedikit khawatir karena memang wajahku sangat pucat.

"Tidak apa.Oh ya, kamu tadi mau bilang apa?" suaraku keluar tanpa ancang- ancang sedikitpun. Nadanya terdengar seperti aku sangat menantikan pertanyaan darinya. "Eh iya sampe lupa, aku mau bilang serius sama kamu Sha.".

Suara detak jantungku makin keras terdengar olehku sendiri.
Hal apa yang akan Imanuel katakan, apa dia akan menanyakan apakah aku menyukainya, atau dia akan mengungkapkan isi hatinya padaku, atau...

Suara dentingan teh yang di aduk menggunakan sendok mengejutkan lamunanku. "Jadi gini, Sha, sebentar lagi kita sudah tidak menjabat menjadi anggota OSIS, kita harus memilih penerus kita untuk menjadi anggota OSIS. Berarti, kita harus menyeleksi beberapa anak untuk di jadikan anggota OSIS. Bagaimana menurut mu?"

Ternyata hal ini yang mau dibicarakannya. Bikin orang jantungan aja, "Ehmm, menurutku kita pilih beberapa anak yang memang di kelas berperilaku baik,....". "Oke, kalo gitu." Ucap Imanuel.

Setelah panjang lebar berbincang, abang bakwan malang mengantar 2 mangkok bakwan, dan 2 gelas es teh. Kita berdua segera melahapnya. Di tengah jalan, Imanuel membuka percakapan lagi.
"Sha, nanti kamu pulang sama aku ya, aku antar kamu. Kasihan kamu pulang sendiri, teman- teman pasti juga udah pulang.". Aku sedikit berfikir, 'ini anak kenapa ya, ko tiba- tiba berubah gini? '. Tapi anehnya aku mengangguk tanpa pikir panjang lagi.

****
Setelah mengambil tas dari ruang OSIS, Imanuel langsung pergi menuju motor ninja berlapiskan cat berwarna kuning keemasan miliknya. Dengan gaya ala kerajaan, menekuk lutut nya dan mengayunkan tangannya, dia mempersilakan ku untuk naik ke motor ninjanya.

Saat sudah siap, dia menanyakan hal yang tak penting, namun sangat berkesan bagiku, "Apakah tuan putri sudah duduk dengan nyaman?" Aku menjawab dengan tawa kecil, "Sudah pangeran."
Aku menggigit lidahku saat aku mengucapkan kata pangeran, 'kalo Imanuel sampe tau kalo gue suka sama dia skakmat gue'.

"Pegangan ya tuan putri, terserah mau pegangan sebelah mana nya, asal jangan pegangan..." Tawaku semakin menjadi, "Wkwkwk, jangan pegangan apa??"
"Jangan pegangan kepala, ntar aku ga bisa liat jalan dong." Gurau Imanuel sebelum mengantarku pulang.

Di sepanjang jalan, terjadi kebisuan antara kita. Tidak ada satu katapun yang terlontarkan dari mulut. Hal itu cukup membuatku canggung. Namun kecepatan ninja miliknya, membuat perjalanan menjadi singkat.

Di depan rumah, ada Pak Suripto sedang menyiapkan mobil yang akan digunakan untuk menjemputku. Ibu terkejut melihat putri nya sudah pulang di antar temannya.

"Kenapa kamu tak menunggu Pak Suripto, hah? Siapa pria mancung itu? Alamak, pacar kau ya." tanya ibuku. "Bukan pacarku ibu, tapi CALON PACAR hihihi." gurauku pada ibu.
"Nak, ayolah masuk dulu, ibu baru buat bika ambon tu, masuklah."ucap ibu menyuruh Imanuel masuk. "Maaf tante, lain kali saja ya, ini sudah sore, takut mamah cariin."tolak Imanuel secara lembut. "Ooh, ya sudah kalau begitu, titip salam buat mamak kau ya."sekali lagi ibu bersuara. "Iya tante, saya pamit ya, selamat sore." . "Soree," giliran ku menjawab sembari melambaikan tangan pada Imanuel.

Saat masuk ke rumah, Abang Rey meledekku, "Cieee dianter pulang sama pacar kau yaaa.". "Apaan sih abang ihh, itu temen Shahara ko, satu organisasi."kuucapkan kata terakhir dengan meringis. "Ooh, aku kira itu pacar kau wkwkwk."

***
Saat malam tiba, aku mulai menyiapkan secarik kertas untuk menulis puisi pagi ini. Sebenarnya ada banyak puisi yang ingin ku tulis sekaligus, tapi aku hanya memiliki kesempatan menulis beberapa kalimat saja, tak mau merusak tradisi yang sudah rutin ku lakukan.

Tepat pukul 9, ada pesan masuk. Aku kira dari Sesil yang ingin menanyakan tugas untuk besok, ternyata itu pesan dari Imanuel.

Shahara...

Iya Man, ada apa ya? Tumben.

Ga ada apa apa.Cuma mau cek aja.

Cek apa ya? Laporan tadi siang?

Bukan

Terus?

Cek kamu udah tidur apa belum.

What!! Dia sms gue cuma nanyain gue udah tidur apa belum!!OMG!!! Demi apa ini, demi lucinta luna? Apa demi Roy Kiosi?
Kling kling..

Sha?

Iya?

Jangan tidur kemaleman ya,
takutnya kamu sakit.

Iya Man, ini mau tidur ko.

Ehh, maaf, aku ngganggu ya?

Engga ko, sante aja.

Ya udah, good night ya Sha, mooie dromen ya.

Hah? Apaan lagi tuh?

Artinya mimpi indah.

Eheh, iya.Night too.

:)

Read

Akhirnya setelah lama ga pernah tidur dengan kondisi bahagia, aku ngerasa malam ini malam yang paling bahagia di hidupku.

Good night guys🙌
Jangan lupa merem, mooie dromen yaa..

Jangan lupa vote dan comment
Happy nicedream..


Endless WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang