Bagian 8

27 3 0
                                    

"Sejatinya cinta tak akan berawal dengan mudah, tetapi tak kan mudah berakhir"

Pagi ku cerah ku
Matahari bersinar
Hmm...

Pagi ini aku merasa sangat bahagia. Entah lah, karena dongeng dari Imanuel semalam atau ini sugesti dari diri sendiri:))

"Sarapan pagi sudah siap!!", kata ibuku dengan semangat. "Wih, ibu semangat banget deh, kenapa nih?", tanyaku penasaran. "Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan ibu dan ayah", katanya sekali lagi. "Cieeee,,ibu sama ayah,,cieee", ejek ku sembari tertawa lepas.

"Heh, sudah, jangan tertawa terus. Sarapannya di habiskan, nanti kita berangkat.", kata ayah dengan nada malu.
"Kamu mau kasih kado apa Sha ke ayah sama ibu?", tanya abang Rey diam diam.

*berpikir sejenak

"Apa ya? Ahh, aku ada ide, nanti aku akan membeli sesuatu untuk mereka.", kataku dengan nada bahagia.

Setelah selesai sarapan, aku berangkat bersama ayah." Dah ayah.", kataku sembari melambaikan tangan. "Daah..", balas ayah.

Setelah memasuki gerbang sekolah, aku melihat ada banyak adik kelas di depan ruang OSIS. "Mereka ngapain sih?", tanyaku pada diriku. Saat sampai di depan ruang OSIS, aku bertemu dengan Pak Aris, pembina OSIS. "Ini ada apa ya pak? Kenapa mereka berkumpul disini?", tanyaku bingung. "Mereka mau mendaftar sebagai anggota OSIS baru, apa kamu tidak buka grup whatsapp tadi malam? Memang mendadak informasi ini", kata beliau dengan serius."Aduh pak, maaf, tadi malam saya tidak online", kataku malu.
"Ya sudah, tidak apa, sudah ada yang lain yang membantu mengurus tugas ini. Kamu menyusul yang lain saja ya.", katanya sekali lagi. "Baik pak,"

"Dari mana aja lu", tanya Sesil. "Yaelah, maaf bep, semalem ane ga online" celotehku

~~~

Setelah kegiatan pendaftaran anggota OSIS selesai, gue dan semua temen OSIS istirahat sejenak sambil bebenah kertas formulir yang ada di meja. 'Hmm, aku harus membeli apa untuk ayah dan ibu ya?' Gumamku dalam hati. "Sha, jangan ngelamun entar kesambet lho" tak ku hiraukan suara Sesil. "Shahara, kamu kenapa?" Lirih ucap Imanuel. "Ehh, iya Man, kenapa?" Sentakku terkejut. "Kamu yang kenapa? Dari tadi bengong terus. Lagi mikirin apa sih?" Ucap Imanuel sedikit khawatir. "Aku mau beli sesuatu untuk ibu dan ayahku. Karna hari ini adalah wedding anniversary mereka, tapi aku bingung harus beli apa buat mereka." Ucapku sedikit curhat. "Sudah, masalah itu gampang, nanti aku bantu cari hadiah untuk mereka." Senyumnya mengembang. "Makasih Imanuel💕" 

~~~

Sesampainya di mall, Imanuel mulai menyebar pandangannya. Dia tarik tangan gue ke arah butik. 'Hah, ngapain ke butik?' Punta gue dalam hati. "Sha, kita belikan saja baju batik yang sama motifnya sehingga mereka terlihat lebih serasi! Bagaimana?"
Emang dah ga salah pilih cowo gue😂. "Boleh tuh, kenapa ga kepikiran ya?" Ucap gue dengan nada bodoh. "Kamu pilih warna yang kamu suka, nanti aku yang bayar" Imanuel menyuara. "Jangan, gausah, ini anniversary orang tua aku, Man. Gausah repot- repot" nada memelas kali ini.
"Udah, gapapa." Ucapnya dengan tersenyum. Anjirrr..melting, melting luhh😂 lama- lama gue diabetes kalo liat senyum lo💕. "Makasih:)"

Mau tau lanjutan ceritanyaaaaa..
Swipe:))💕
Kebayang gantengnya cowo gue- ralat doi gue😂💕
Imanuel! Dung dung dung dung dung
Imanuel! Dung dung dung dung dung

Endless WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang