Bagian - 4

41 3 0
                                    

***
Setitik cahaya muncul dibalik gorden kamar yang bernuansa abu abu, sedikit demi sedikit cahaya itu semakin membesar dan mengenai wajah cantik Ranista.

Rani terbangun dari mimpinya, sudah kesekian kali ranista memimpikan mamanya, ranista rindu jika keluarganya lengkap ranista rindu dinyanyikan lagu favoritnya saat menjelang tidur sebulir kristal pun tanpa diundang telah menetes.

Mama, Ranista sangat merindukan keluarga kecil kita.

Ranista tidak pernah tahu mengapa mamanya tega meninggalkannya. Ranista menyeka air matanya ia tidak ingin terlalu berlarut larut dalam kesedihan.

Ranista sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap dengan kacamata andalannya, lalu ia turun ke bawah dan menghampiri kedua orang yang sangat begitu berjasa dalam kehidupannya.

"Selamat pagi"Tutur Rani.

"Selamat pagi sayang, sarapan dulu nak "Papa rani.

"Selamat pagi anak toa"Ledek devan.

Rani mengerucutkan bibirnya dan ikut sarapan bersama karena waktu masih pagi.

"Pa, ka devan tuh suka banget bikin mood rani turun terus"

"Yaelah, cuman gitu doang aja ngambek"

"Iya iya terserah lu deh anak dugong"Jawab rani dengan santai sambil memakan rotinya.

"Hey" Erlan mulai angkat bicara, rani dan devan pun saling menoleh bingung.

"Kalian tuh sebenernya anak siapa sih? Daritadi bilang anak dugong apaaan coba tuh" decak kesal papa erlan melihat kedua anaknya berantem tak habis habis.

"Hehe papa, yu ah sarapan rani udah habis tinggal let's go berangkat"Rani

"Dadah ka devan" devan mendelik mendapat kiss bye dari rani.

Devan belum memakan makanannya sebelum papa dan rani berangkat pun pikiran devan sedang berkecamuk entah kemana ia hanya saja bingung.

"Dev, papa berangkat dulu yah" Devan pun mengangguk, erlan dan rani pun menuju parkiran mobil.

"Maafin devan pah"Gumam devan.

***

Rani telah tiba disekolah tepat waktu lalu ia turun dari mobil dengan sigap.

"Pah, rani pamit yah" Jawab rani menyalami punggung tangan ayahnya dan berjalan menuju area sekolah.

"Belajar yang rajin sayang"  Rani mengangguk dan mobil ayahnya pun sudah melesat pergi ke jalanan.

Rani berjalan santai menuju koridor sekolah karena waktunya masih pagi, tapi murid sudah berlalu lalang dan saat itu langkah kaki rani terhenti sesaat setelah melihat apa yang membuatnya tidak yakin.

Itu kak adam, sedang apa dia.

Rani memicingkan matanya untuk memperjelas kembali penglihatannya apakah itu kak adam atau bukan dan benar itu Dia!

Astagaa!

Mata rani membulat sempurna refleks menutup mulutnya dengan tangan, ia tidak menyangka kak adam melakukan hal tak senonoh pada murid disini padahal banyak murid yang melewatinya, rani syok lalu membalikan badannya dan...

Reach Me Love You DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang