Xukun menatap anak kecil berambut hitam yang duduk di sofa ruang tengah rumah pacarnya dengan mata memicing, anak itu juga menatap Xukun dengan tatapan mengancam yang tidak terlihat menyeramkan sama sekali dan malah terlihat sangat imut. Xukun tidak pernah tau kalau pacarnya itu memiliki sepupu atau keponakan yang seumuran dengan anak kecil itu, tapi anak kecil itu memang sedikit mirip dengan pacarnya.
"Eoh, Kunkun! Kau sudah datang?" Pacarnya muncul dari arah dapur dengan apron pink yang membalut tubuh kurusnya. Ia memberikan Xukun ciuman kecil di pipi dan membawa Xukun ke depan sofa membuat Xukun harus berhadapan dengan bocah kecil yang masih memberikan tatapan mengancam pada Xukun.
"Justin, beri salam." Anak laki-laki yang dipanggil Justin oleh pacarnya itu mendengus pelan dan memeluk kaki pacarnya meminta di gendong. Dan tanpa menunjukkan wajah keberatan sedikitpun pacar Xukun itu langsung menggendong Justin, dan Justin, bocah kecil itu dengan seenaknya memeluk leher pacarnya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pacarnya.
"Aku tidak pernah tahu kau memiliki hmmm keponakan?"
Pacarnya tertawa, dan tawa itu benar-benar terdengar merdu di telinga Xukun. Memang tidak salah kalau Xukun merasakan cintanya untuk pacarnya itu semakin membesar setiap harinya. "Kunkun, Justin ini sebenarnya adikku."
Xukun mengernyit mendengar pernyataan pacarnya itu. "Tapi Zhengting, bukankah kau anak bungsu?"
Zhengting, pacar Xukun itu tertawa kecil. "Aku memang anak bungsu, maksudku ini anak dari adik ibuku dan secara otomatis menjadi adikku," jawab Zhengting sembari mengelus punggung Justin.
"Justin lapar." Justin melepas pelukannya pada leher Zhengting dan menatap Zhengting dengan wajah cemberut.
Zhengting mengangguk pelan lalu mencoba menurunkan Justin dari gendongannya, tapi bocah itu merengek dan menolak untuk diturunkan. "Justin bilang lapar kan? Ayo turun, biar gege bisa lanjut memasak."
Justin menggeleng dan kembali memeluk Zhengting sembari bergumam pelan. "Justin mau digendong."
"Kalau Justin minta digendong bagaimana cara gege memasak?" Justin kembali menggeleng pelan membuat Zhengting menghela nafas dan menatap Xukun yang menatapnya dalam diam. "Atau Justin mau digendong Kunkun gege?"
Xukun yang namanya dipanggil mengernyit dan menggeleng dengan cepat menolak saran Zhengting itu dan langsung mendapat plototan tajam dari Zhengting. "Dengan Kunkun gege bagaimana? Biar gege bisa memasak."
Justin melonggarkan pelukannya pada Zhengting dan menatap Kunkun dengan mata berkaca-kaca dan mengangguk pelan karena perutnya benar-benar lapar.
"Babe, tolong aku ya."
Xukun menghela nafas pelan dan mengangguk pelan, ia menjulurkan tangannya dan mengambil Justin dari gendongan Zhengting. Setelah Zhengting kembali masuk ke dapur dan hilang dari pandangan keduanya Justin menendang Xukun dengan sembarang dan meminta diturunkan.
Xukun mengaduh ketika tendangan Justin itu mengenai paha dalamnya—untung bukan.... Ah sudahlah. Justin berdiri di depan Xukun yang masih mengelus pahanya, tendangan bocah itu meskipun memang tidak sakit sekali tapi cukup membuat Xukun merasa kakinya seperti terhantam batu.
"Apa maksudmu bocah?"
Justin bersidekap, dagunya ia naikkan dengan bibir yang mengerucut sebal. "Jangan dekat-dekat dengan Jungjung hyung!"
Xukun mengerutkan dahinya. "Jungjung?"
"Iya, Jungjung hyung!"
Xukun memutar otaknya mengingat siapa Jungjung itu, sepertinya ia tidak memiliki teman bernama Jungjung atau mungkin ia mengenal seseorang tapi tidak mengingatnya. Tapi, bagaimana mungkin Justin mengenal Jungjung itu kalau bocah itu—menurut prediksi Xukun—masih berumur 4 tahun?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot : Wanna Get Love✔
FanfictionWARNING!!! Boys Love / YAOI If you don't like it, please don't touch this work Oneshot or drabble compilation - Freud - Beautiful - Hello - Worried - Kiddo (ft Justin)