Xukun terlihat uring-uringan, dia sejak tadi berjalan mondar-mandir di ruang tamu dorm membuat Zhangjing yang sibuk mengemil biskuit dietnya hanya memandang Xukun dengan aneh. "Ada apa denganmu?" tanya Zhangjing."Tidak ada." jawab Xukun yang sama sekali tidak memuaskan rasa penasaran Zhangjing, laki-laki dari Malaysia itu hanya mengendikkan bahunya dan membawa kaleng biskuitnya menjauh sembari memanggil nama Yanjun agar pergi menemaninya membeli biskuit diet yang ternyata sudah habis itu—Zhangjing, bolehkah aku protes? Kau mengatakan kau diet tapi biskuit itu habis dalam sekejap!
Dobrakan pintu depan mengagetkan Xukun, tetapi senyumnya melebar berharap bahwa orang yang di tunggunya datang. Ia segera berlari ke depan dan melihat dua bocah dengan tinggi yang hampir sama sedang meributkan siapa yang harus mengangkut koper mereka ke lantai dua kamar mereka. Hanya kedua bocah itu, dan Xukun tidak mendapati orang yang ditunggunya.
"Mana gege kalian?"
Chengcheng dan Justin menoleh dan menatap Xukun dengan kerjapan mata. "Gege yang mana?" Itu Chengcheng.
"Kalau Ding-ge sedang di Korea, latihan untuk fanmeet NEX7, lalu Xinchun dan Quanzhe juga di Korea, sedangkan Jun-ge lagi—
Itu Justin. Tapi sebelum Justin dapat menyelesaikan ucapannya Xukun menyela bocah laki-laki itu dengan gelengan dan kibasan tangan.
"Maksudku Zhengting, mana Zheng-ge?"
Justin mencibir Xukun, bibirnya mengerucut karena ucapannya dipotong begitu saja. "Aku belum selesai bicara ge!!!"
Justin bersidekap membuat Chengcheng tertawa dan berlari ke lantai atas meninggalkan Justin dan koper mereka. "Jun-ge sedang bersama Zhengting membeli makan malam, huh?!" Ucap Justin lalu menarik kopernya dengan kasar. Ia kesal karena ucapannya di potong-potong begitu meskipun itu Xukun gege kesayangannya setelah member NEX7 lainnya dan juga karena Fan Chengcheng sialan itu kabur dan membuat ia harus membawa koper mereka yang berat itu.
Xukun menghela nafas, ia lupa Justin masih suka bertingkah laku seperti anak kecil meskipun ia ingin disebut dewasa dan tampan. Xukun mengabaikan Justin dan kembali bolak-balik di pintu masuk sembari bergumam pelan "Kemana bocah itu?!"
Suara gagang pintu yang berputar membuat Xukun terkejut dan berharap itu Zhengting, tapi yang muncul malah Ziyi dan Nongnong yang membawa tote bag butik terkenal di China. "Kalian habis darimana?" tanya Xukun
"Hmmm...." Ziyi bergumam pelan karena tangannya sibuk melepas sepatu di kakinya. "Kami habis belanja, aku butuh sepatu baru dan Nongnong juga perlu pakaian untuk acara besok."
"Iya ge!!" jawab Nongnong dengan antusias. "Kami juga bertemu Zhengting-ge tadi, dia sedang membeli baju dari merk kesukaannya itu..." Nongnong menyahut dengan excited "...tadi Wenjun-ge juga ikut bersama Zhengting-ge, mereka benar-benar seperti pasa—apa sih Ziyi ge jangan menendang kakiku, sakit!"
"Berisik sunshine, sana masuk ke dalam.." Ziyi mendorong Nongnong untuk segera naik dan hanya dibalas cibiran oleh Nongnong meskipun ia tetep mengikuti perintah Ziyi untuk masuk ke dalam.
Ziyi menatap Xukun yang tampak terdiam setelah mendengar ucapan Nongnong, laki-laki dengan model rambut undercut itu menghela nafas lalu menepuk bahu Xukun pelan. "Mereka hanya bersahabat Kun, jangan terlalu cemburu...." ucap Ziyi yang hanya dibalas dengan lirikan tajam oleh Xukun.
"Santai, aku hanya berpendapat kawan," ucapnya lagi sembari mengangkat tangannya lalu pergi meninggalkan Xukun sendirian di depan pintu.
Menghela nafas pelan, akhirnya Xukun pergi ke sofa ruang tamu, lebih baik ia menunggu di sana. Memang susah kalau memiliki kekasih yang tidak terlalu peka, tunggu, maksudku sangat tidak peka. Xukun hanya bisa diam tanpa bisa protes, kalaupun ia protes yang terjadi mereka akan bertengkar dan saling mendiami, Xukun tidak ingin itu terjadi lagi.
"Aku pulang..." Suara itu, suara Zhengting-nya.
"Hai baobei..." Zhengting duduk di sebelah Xukun lalu mengecup pipi yang lebih muda membuat Xukun mau tidak mau tersenyum tipis, sangat tipis karena ia berencana untuk marah pada Zhengting.
"Habis darimana?" Tanya Xukun dengan nada dingin.
Zhengting terkekeh pelan lalu mengangkat paper bag hasil belanjanya bersama Wenjun. "Aku habis belanja dengan Wenjun, lihat apa saja yang kubeli, oh aku juga beli ayam untuk kita makan malam." Zhengting tersenyum kecil membuat Xukun menelan kemarahannya. Manis sekali kekasihnya ini.
"Berdua dengan Wenjun? Kenapa tidak bilang padaku?"
Zhengting yang sedang melihat barang yang ia beli menoleh pada Xukun, dapat ia lihat kekasihnya yang lebih muda itu seperti menahan marah. Ia sadar sebenarnya kalau dengan pergi bersama Wenjun pasti akan membuat Xukun cemburu. Hanya saja Zhengting memang sengaja, Xukun dalam mode cemburu sangatlah menggemaskan.
"Memang kenapa? Kan Wenjun temanku," jawab Zhengting pelan.
"Terserahmu saja Ge, aku mau ke kamar saja."
Xukun beranjak dari sana dan melangkah ke kamarnya mambiarkan Zhengting yang masih diam di ruang tamu. Zhengting terkekeh kecil sebelum akhirnya memanggil teman-teman groupnya untuk turun makan malam.
....
Xukun masih di kamar mandi ketika Zhengting masuk ke dalam kamar Xukun, ia merapikan tempat tidur Xukun lalu duduk di sana. Ia tentu saja sudah selesai mandi dan membersihkan makeup, sekarang ia sedang ingin meminta maaf pada Xukun.
Suara pintu terbuka membuat Zhengting tersenyum lebar tapi senyumnya itu berubah menjadi senyum malu-malu ketika menyadari Xukun hanya mengenakan handuk kecil untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, bagian atas sepenuhnya tanpa pakaian. Ah sial, batinnya. Meskipun Zhengting juga memiliki bentuk tubuh yang bagus, bentuk tubuh Xukun ternyata lebih bagus lagi, otot-otot yang terbentuk di perutnya terlihat sangat kokoh.
"Kenapa disini?"
Nada dingin Xukun itu membuat Zhengting mencebikkan bibirnya. Ia menunduk pelan lalu mengaitkan kedua jarinya.
"Maaf..." Balas Zhengting pelan.
"Sudah kembali ke kamarmu, aku ingin istirahat..."
Zhengting menggeleng ketika Xukun menatapnya sembari mengatakan kalimat itu. "Maafkan aku Kun, aku..."
"Sudahlah ge, aku ingin istirahat, sebaiknya kau kembali ke kamarmu dan istirahat juga..."
"Tidak mau..." Balas Zhengting sembari naik ke kasur Xukun dan duduk di sana. "Cuddle?" Zhengting tersenyum kecil membuat Xukun menjadi tidak kuat dengan sikap Zhengting yang menggemaskan itu.
Xukun menyerah lalu dengan pelan segera duduk di sebelah Zhengting, membawa yang lebih tua dalam dekapannya. Zhengting yang mendapatkan perhatian itu juga tersenyum kecil membari merapatkan tubuhnya pada Xukun.
"Maafkan aku karena tidak bilang padamu aku akan pergi dengan Wenjun," sahut Zhengting yang dibalas dengan deheman oleh Xukun. Zhengting mengangkat wajahnya dan menatap Xukun yang juga balas menatapnya sembari mengelus pinggangnya yang ramping itu.
"Kumaafkan asal..." Xukun menunjuk bibirnya membuat rona merah menghiasi wajah Zhengting.
Zhengting memukul dada Xukun pelan dengan wajah yang dibuat kesal membuat Xukun hanya tertawa kecil. Tapi tanpa aba-aba Zhengting mendongak dan memberikan ciuman pada bibir Xukun, awalnya hanya kecupan kecil tapi Xukun yang merasa candu akan bibir Zhengting kembali memberikan lumatan kecil pada bibir yang lebih tua.
Xukun menggigit kecil bibir bawah Zhengting membuat Zhengting membuka mulutnya untuk membiarkan lidah Xukun masuk dan bermain dengan lidahnya. Tangan Xukun juga tidak tinggal diam, ia memberikan remasan kecil pada pinggang Zhengting membuat gairah mereka semakin naik. Xukun menarik ciumannya dan berbisik tepat di depan bibir Zhengting yang memerah.
"Aku mencintaimu sayang." Ucap Xukun.
"Aku juga..."
Xukun tersenyum dan kembali memberikan kecupan singkat pada bibir Zhengting.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot : Wanna Get Love✔
FanfictionWARNING!!! Boys Love / YAOI If you don't like it, please don't touch this work Oneshot or drabble compilation - Freud - Beautiful - Hello - Worried - Kiddo (ft Justin)