ENAM

69 15 0
                                    

"Entahlah kenapa hati ku begitu memperjuangkan mu?,meski tau sudah berapa kali kau menyakitku dengan sikapmu saat ini."

Adelia Faranisa Aznii

👽👽👽👽👽👽👽👽👽

Sesampainya Lia dikantin, terlihat suasana kantin yang begitu ramai seperti hari hari sebelumnya. Untung saja ada meja kosong yang hanya diduduki seorang siswi sembari memakan makanannya dengan lahap.

Lia langsung menuju meja tersebut, lalu mengebraknya dengan kasar membuat seorang yg duduk sedari tadi tersedak makanan yang belum sempat tertelan dengan sempurna.

"Brakkkk.....Enak banget lo yah! sudah ngerjain gue tadi gak ngerasa bersalah banget," Sinis Lia menatap Rycca lalu mengambil alih baksonya, memasukkan dalam mulutnya.

Rycca yang melihat baksonya diambil alih sontak membalas tatapan Lia lebih sinis.
"Bilang aja Lo lapar!"

Lia tak menggubris perkataan yang dilontarkan sahabatnya itu.Lia dengan segera menghabiskan semangkok bakso milik rycca dengan sangat lahap lalu menyodorkan kembali mangkok kosong.

"Masih Lapar gue, nih cacing gak bisa cuman semangkuk doang. Gue mau pesen lagi. lo pada mau nitip?" Tawar Lia lalu beranjak dari kursinya.

"Hmmm, gue chiki aja satu. Sana beliin". Kata Rycca judes.

"Selaw ae neng! judes amat".

"Gue mie ayam ae dengan aq*a botol yang dingin,"

"Siap bosque,"

Lia langsung melenggang pergi menuju stand stand yang menjual makanan untuknya dan untuk sahabatnya.
Saat Lia sedang mengantri, tiba tiba ada seorang siswi dengan dandanan menor yang menumpahkan minuman berwarna orange kebaju putihnya.

"Ups sorry, gue sengaja lain kali nanti gue ulangi lagi yah! HAHAHAHA," Tawa mereka dipenjuru kantin tak lain adalah Vindi cs, sontak hal tersebut mencuri perhatian mereka apalagi sekarang baju Putih Lia sudah tembus pandang untung sajalah dirinya masih menggunakan tank top.

"Dasar lo cabe!" Dengan segera Lia mengambil jus jeruk diatas meja dengan sembarang, tidak lupa mencampurinya dengan saos cabai lalu menumpahkan seluruh isi gelas itu ke rambut vindi. Sontak Vindi langsung membelalakan matanya.

"Berani banget lo!" Tunjuk vindi diwajah Lia

"Emang lo siapa?" Ujar lia dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Gue vindi Triananta,"

"Trussssss,"

"Lo mesti takut sama gue," Vindi berujar dengan angkuhnya.

"Jadi aku harus takut sama kak Vindi gitu". kata Lia dengan muka sok imut.

"Iyalah, hahahaha. Sekarang minta maaf sama gue!" Suruh vindi dengan tampang sok berkuasa.

"MIMPI," Jawab Lia menyerigai lalu melenggang pergi menuju meja sahabatnya, setelah mendapatkan bakso yang dipesannya.

Vindi Triananta adalah siswi kelas XII, Vindi juga mencintai Azka sama seperti Lia karna itulah dia membenci Lia. Karena menurutnya Lia adalah saingan terberatnya.

👽👽👽👽👽👽👽👽👽

"Lo kenapa?" Tanya Sarah yang melihat baju Lia basah.

"Biasalah cabe saking ngefans nya ke gue dia nyiram pake jus jeruk tadi," Lia berujar santai.

"Serah lo, sana ganti baju! dari tadi tuh mata cowok cowok liatin lo kaya mau copot aja," Usir Sarah.

"Yah sana lo pergi ganti baju, biar bakso lo jadi milik gue," Tambah Rycca lalu menatap bakso milik Lia yang menggiurkan.

"Tapi gue masih pengen makan,"

"Udah sana lo ganti baju aja, lo yang diliatin mereka kok gue yang risih. Dah cepet husss husss husssss". Ujar Rycca dengan nada mengusir.

"Lo pikir gue kambing pake acara usir," Cibir Lia lalu beranjak menuju lokernya mengambil seragam barunya.

Setelah berganti dengan seragam yang bersih Lia berniat untuk kembali ke kantin untuk memakan bakso,tetapi langkahnya terhenti dikarena bel tanda istirahat telah usai.

Kring........kring.......kring........

"Shit ngapain sih tuh bel pake acara bunyi segala. gue kan mau makan Nanti kalo sebentar gue gak konsen belajarnya gimana? gue akan tuntut tuh bel sekolah!Kalo nilai gue rendah," Decak Lia lalu berjalan kembali menuju kelasnya.

"Lo gila? ngomong sendiri gitu," Kata seorang cowo persis ditelinganya.

"Riel....sejak kapan lo dibelakang gue?"

"Untuk saat ini gue berjalan dibelakang lo tapi gue yakin suatu hari nanti gue akan jalan disamping lo". Ujar Riel lirih.

"Hah? gue gak ngerti?" Tanya Lia bingung.

"Gak, lupain aja! gue cuman bercanda. Nah lo kenapa bicara sendiri kayak orang gila aja tadi," Jawab Riel.

"Gue mau makan ke kantin tadi, tapi dasar tuh bel gak berperi kecacingan banget, gak kasian apa sama cacing di perut gue ini." Cerocos Lia dengan mengusap perutnya.

"Lah....gitu doang lebay lo. Yuk masuk kelas gece," Ajak Riel lalu tanpa sadar mengandeng tangan Lia memasuki kelas.

Sontak hal tersebut menarik perhatian teman sekelasnya untuk sajalah pak botak yang akan mengajar belum memasuki kelas.

"Lah kok riel sama Lia sih?" Ucap ica.

"Lia gercep bgt sih,"

"Lia udh move on dari babang Azka?" Tanya Rycca lalu ketawa

"Cie.....cie.....cie....pj jangan lupa mbak,"

"Lo berdua kayak truk aja gandengan,"

"Hahahahaha," Tawa mereka semua.

"Brisik lo pada," Lia lalu mendudukan bokongnya di kursi. Kemudian pak Rahmat selaku guru mtk memasuki kelas untuk memulai kegiatan belajar mengajar.

Dengan seketika dirinya langsung mempunyai ide cemerlang untuk membalas kejahilan teman sekelasnya tadi.

"Pak Rahmat," Panggil Lia dengan mengacungkan jari telunjuknya keatas.

"Yah ada apa Adelia?" Tanya pak Rahmat.

Lia langsung menatap seluruh penghuni kelas dengan tatapan jahatnya.

"Aku mau ingetin bapak aja, takutnya lupa.minggu lalu bapak bilang akan ada ulangan hari ini yah," Ujar Lia polos padahal tak ada sama sekali hal mengenai akan diadakannya ulangan, Lia memanfaatkan situasi dikarenakan pak Rahmat itu orangnya pikun.

"Emang iya bapak bilang mau ulangan?" Tanya pak rahman bingung.

"Iy...."
"Gak pak,AdeLia bohong!". Tukas Farhan cepat memotong pembicaraan Lia.

"Jadi bapak gak percaya sama Adelia? Dan lebih percaya farhan yang hobinya bolos," menatap farhan sinis.

"Bapak percaya kamu! Jadi sekarang siapkan pulpen dan kertas selembar diatas meja masing-masing lalu kumpulkan tas kalian didepan! SEKARANG," Titah pak Rahmat.

Lia yang mendengar penuturan gurunya pun tersenyum puas, dia tak memerdulikan tatapan membunuh dari seluruh teman kelasnya yang sangat takut jika akan diadakan ulangan dadakan, apalagi matematika.

"Makanya Lia dilawan," Gumam Lia.

"Gara gara lo nih," Decak Rycca berbalik ke belakang

Lia yang mendengar decakan Rycca malah menjulurkan Lidahnya "Rasain Lo,"

😽😽😽😽😽😽😽😽

Please vote and comments yah readers

Look At Me![on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang