part 4

15 2 0
                                    

"kelamnya malam kini telah menutup sang senja, menjadi mencekam dan menakutkan, gadis kecil yang menangis, memohon untuk kembali dalam jalan sunyi penuh melodi. Meninggalkan bonekanya yang rusak tertimpa sepi"

" BAWA PENYUSUP INI !!!!"

"kapten dia, maksudku letnan"

"aku dan Jean dan Arthur yang akan membawanya"

"siap"

"beritahu juga kepala pelayan Silver Rose bahwa Hortensia terluka"

"hortensia?"

"jangan banyak bicara !! CEPAT"

"SIAP"

Sang Kapten Edward Goldsand membawa tubuh terluka Hortensia, Jean dan Arthur mengabari sang komandan. Semua kacau, setiba di rumah sakit terbaik di daerah ini Edward berteriak seperti orang gila. Para perawat dan dokter jaga datang dengan terburu.

"CEPAT BAWA KERUANG OPERASI!! PASIEN KEHILANGAN BANYAK DARAH"

Sementara itu di kediaman Silver Rose Edelweis terguncang mendengar nona kesayangannya tengah sekarat, ia tidak tahu jika ada penyusup, bahkan nona mudanya sampai harus dilarikan kerumah sakit. Ia takut memberi kabar ini pada sang tuan besar, bahkan takut melihat respon yang akan diberikan sang tuan besar. Dan ketakutannya terjadi sekarang

"Edelweiss dimana gadis itu"

"apa yang tuan maksud nona Hortensia"

"hn"

"dia ada dirumah sakit saat ini"

"Rumah sakit?"

" ya tuan, nona Hortensia sebelum acara berakhir mendapati seorang penyusup yang hendak membom rumah ini

" jangan sampai Camellia tahu akan kejadian ini"

"dan kau Edelweiss urusi semua keperluannya" tambah tuan Silver Rose

Pesta dikediaman Silver Rose telah selesai, tidak ada yang tahu tentang tragedy itu bahkan Camellia sekalipun yang waktu itu berada di tempat bom yang hampir meledak. Tuan Silver Rose seakan tak peduli dengan apa yang terjadi pada salah satu putrinya, ia kini sibuk mengalihkan perhatian putrinya yang lain. Para anggota tim alpha masih setia menunggu kabar sang letnan yang kini masih ada di dalam meja operasi.

" bagaimana keadaannya?" Tanya Edelweis dengan tergopoh

"masih belum selesai"

"kapan dan kenapa dia bisa seperti itu?"

"saya akan menjelaskannya nanti, jadi tunggulah dengan sabar" jawab Edward

Setiap detiknya terasa mencekam. Helaan nafas terdengar oleh setiap penunggunya. Jam , menit, detik kini menjadi music keputusasaan, semua yang menunggu mulai gusar. Dan saat pintu ruang operasi terbuka semua berdiri, aura yang semakin mencekam dan dingin.

"keluarga Hortensia?"

" ya kami"

" bisa bicara diruangan saya"

"baik"

Edward dan Edelweis mengikuti sang dokter menuju ruangannya.

"bagaimana keadaan nona saya"

"operasi berjalan lancar-" helaan nafas terdengar

"tapi pasien akan kehil-"

"kau berkata operasinya berhasil!!"sela Edward

" operasinya memang berhasil tapi pasien akan kehilangan salah satu matanya"

"apa maksud dokter?"

"dalam mata pasien terdapat pecahan benda, dan itu merusak kornea dan iris matanya, maka dari itu kami meminta persetujuan keluarga pasien untuk melakukan penggantian bola mata paslu untuk pasien" jelas sang dokter

"lakukan apapun untuk menyelamatkannya"

" kalau begitu tandatangani ini dan kami akan melakukan operasinya sekarang"

"apa ada efek samping dari penggantian bola mata itu" Tanya Edward

" beruntunglah, karena bola mata ini sangat special karena, bola mata ini akan mudah beradaptasi dengan sang pengguna, bola mata ini juga dibuat khusus dan hanya ada satu"

" kalau begitu lakukan sekarang "

"kami akan melakukan yang terbaik"

"Layu dan mati bungaku kini bisa diganti, dengan yang lebih indah, lebih wangi, dan lebih menawan, mungkin semakin akan menunjukkan eksistensinya, dan melupakan keberadaan yang lalunya. Bungaku kini yang tak lagi sama"

Ketika di rumah sakit suasana begitu mengkhawatirkan tidak dengan kediaman Silver Rose, semua terlihat biasa. Sang tuan besar yang sibuk dengan pekerjaannya begitu pula sang putri, ia sekarang juga sibuk untuk mengurus pesta pernikahannya yang akan diselenggarakan tiga bulan lagi. Banyak juga hadiah yang dikirim oleh para teman dan relasi bisnis sebagai ucapan selamat. Bahkan sepanjang hari Camellia tak berhenti tersenyum, ia seperti melupakan kejadian malam pertunangannya yang nyaris merenggut nyawanya itu, dan juga ia melupakan sang saudari kembar yang saat ini sedang mempertaruhkan nyawa di meja operasi.

"bibi Edelweiss..... bibi Edelweiss" panggil Camellia

"maaf nona tapi kepala pelayan sedang tidak di tempat"

"kemana perginya bibi Edelweiss"

"maaf nona, saya tidak tahu"

" baiklah kalau begitu katakana padanya kalau tadi aku mencarinya"

" tentu nona"

Saat ini dirumah sakit , para anggota tim Alpha tidak beranjak barang sedikit pun. Menunggu hasil operasi dari salah satu anggotanya.

"nyonya Edelweiss, saya akan melapor kepada komandan"

"tentu anak muda"

Sepeninggal Edward sang kapten , saat itu pula Hortensia membuka matanya.

flowers are injuredWhere stories live. Discover now