Setelah kembali dari kediaman keluarga Silver Rose Edward merasa gundah, ia tidak tahu harus melakukan apa. Masuk ke dalam lingkup keluarga bangsawan seperti masuk ke dalam kandang singa. Tapi melihat keadaan sang bawahan dan Edelweiss yang memohon padanya seperti orang putus asa, ia tidak bisa mengabaikannya. Apa yang telah terjadi? Dimana akar masalah ini bermula? Semua pertanyaan itu memenuhi kepala sang kapten, ia tidak tahu harus melakukan apa. Maka dari itu ia pergi menemui sang komandan untuk mencari tahu tenteang keluarga Silver Rose.
Di sisi lain Hortensia hanya diam di kamar rumah sakitnya, dia tidak berulah lagi, dia telah sadar. Hanya saja matanya yang telah di ganti masih butuh penyesuaian. Tidak banyak yang menjenguknya, hanya beberapa orang itupun hanya anggota tim alpha dan Edelweiss, sang komandan juga baru sekali, anggota keluarganya tidak ada satu pun. Ia telah lelah berharap pada satu hal ang diyakininya sejak ia kecil. Hatinya telah terlanjur mendingin, berkarat, dan membatu. Ia tidak akan memungkiri bahwa dengan berada diantara anggota timnya ia berasa bernyawa. Tapi apa daya bahwa ia masihlah raga tanpa jiwa.
"bagaimana kabarmu?"
"........"
"apakah kau sudah membaik?"
"hn"
"Horten-"
"jangan panggil aku dengan nama itu"
"kenap-"
"panggil aku seperti biasanya"
"tap-"
"kumohon"
Orang yang menjenguknya saat ini adalah sang komandan, orang tua yang telah menyelami asam manis kehidupan. Ia adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasia dari Hortensia. Ia menatap sendu pada Hortensia, ia ingin sekali menjadikan Hortensia sebagai putrinya, tapi hal itu sepertinya hanya akan menjadi angan saja mengingat keluarganya memiliki kuasa. Tapi ia telah menyiapkan segalanya bahkan saat ini tinggal satu langkah lagi maka ia bisa meyelamatkan Hortensia dari cengkraman keluarga Silver Rose.
"kapan aku bisa kembali bertugas?" Tanya Hortensia
"setelah kau pulih dan itu akan menjadi tugas terakhirmu"
"apa maksudmu?"
"belum saatnya kau tahu"
Semua orang menari di pesta itu, berdansa mengenakan pakaian mewah. Salah satunya begitu indah mempesona, menari dengan liukan tubuh yang sangat anggun. Music menghentak megikuti gerakannya. Terpikat dan terpesona semua yang melihatnya.
Bulan ini adalah perayaan besar di kediaman Silver Rose, pernikahan Camellia akan di gelar. Kesan mewah memperlihatkan status sang pemilik acara. Halaman kosong di samping kediaman disulap menjadi tempat pesta yang megah. Para tamu yang mulai berdatangan untuk melihat pernikahan putri orang terpandang. Persiapan pesta hampir rampung. Semua butler dan maid bekerja keras untuk menyelesaikan persiapan pesta yang akan di gelar besok. Semua hilir mudik terlihat sibuk, bahkan sang calon pengantin. Tuan Silver Rose juga sibuk menerima ucapan selamat dari para kerabat dan tamu yang mulai hadir. Tidak ada yang melihat jika Hortensia ada disana melihat semua kebahagiaan yang tercurah , bahkan saat ia telah keluar dari rumah sakitpun mereka tetap seperti itu. Ia sadar ia bukan bagian dari kebahagiaan itu, maka dari itu Hortensia pergi kembali ke paviliumnya menatap hamparan bunga hortensia yang tumbuh di sekitar paviliumnya. Tanpa sadar Hortensia menangis, ia menagis dalam diam.
"angin menerbangkan helaian hitam rambutnya yang panjang, dengan suara keras dan kelabu senja ia menutup mata menikmati rintik yang mulai jatuh menghantam tubuhnya, kini kotak Pandora itu sudah pada batasnya"
Sebelum acara pernikahan Camellia Hortensia dan tim nya di panggil untuk menjalankan misi, misi yang bagi Hortensia adalah misi terakhirnya. Edward melihat Horensia sendu, tspi is juga lega karena setelah ini kebahagiaan yang akan menggantikan setiap kesedihan dan kesepian yang ia rasakan. Mereka mendengarkan baik baik intruksi yang diberikan langsung oleh sang komandan.
"kalian akan mengamankan pesta pernikahan keluarga Silver Rose"
"SIAP"
"kali ini kalian harus berhati- hati, karena musuh akan menyamar diantara para tamu"
"SIAP"
" berhati- hatilah dan menangkan misi ini"
"lihatlah saat hati yang tajam ini mulai diayunkan maka bersiaplah merasakan segala rasa yang mulai digoreskan. Rasakan hitamnya segala rasa yang mengalir keluar, membekas dalam- dalam"
YOU ARE READING
flowers are injured
Short StoryHidupku monoton dan abu-abu, bahkan aku sendiri tidak bisa menentukan langkah yang kuambil . Diriku sudah sudah direset sedemikian rupa untuk misi yang tidak boleh gagal, harus seratus persen completed. "Buang semuanya itu adalah perintah , hanya si...