part 5

8 2 0
                                    


"bagaimana keadaan agen White Tiger?"

"masih seperti sebelumnya"

"terus pantau perkembangannya, karena kita tidak punya agen seperti agen White Tiger yang memiliki loyalitas tinggi"

"siap"

"Edward"

"ya komandan"

"tolong selamatkan gadis kecil kesepian itu"

"......."

"kau lah yang paling mengenalnya, seperti apa ia sebelum bergabung dalam tim mu"

"aku tidak berjanji pada mu komandan, karena kau sendiri tahu seperti apa ia"

"Duri mawar yang menggores jari memanglah menyakitkan, tapi bagaimana jika duri itu menancap dan tidak dapat dicabut? Apakah masih akan terasa sakit? Apakah akan membekas? "

Ruang rawat Hortensia kini berubah menjadi medan perang yang mencekam. Hortensia mengacungkan senjata pada seluruh orang yang ada di ruangan itu. Sebelah matanya yang tidak dioperasi menatap nyalang, siap melakukan apapun dengan senjata yang ada ditangannya.

" nona kumohon turunkan senjata itu"

"tidak"

"White Tige-"

"siapa yang kau panggil"

"nona kau bisa menyakiti yang lain, kumohon turunkan senjata itu" mohon Edelweiss yang kini sedang menatap takut pada sang nona

"diam" desis Hortensia

Suasana yang semakin memanas, anggota tim alpha yang bertugas untuk menjaga Hortensia kini mulai kepayahan, Hortensia yang mereka kenal tidaklah seperti ini. Edelweiss masih mencoba menenangkan sampai sang kapten datang.

"devil" panggil Edward yang baru saja sampai

Semua yang berada dalam ruangan itu terkejut, termasuk Edelweiss. Edward mendekati Edelweiss dan berbisik.

"tolong alihkan perhatiannya" pinta Edward dan Edelweiss hanya mengangguk

"nona, apakah anda ingin keluar dari sini?" Edelweiss mulai membujuk, dan Edward mulai menembakkan obat penenang pada Hortensia.

"a.k.u.i.n.g.i.n.p.e.r.g.i"jawab hortensia dan setelah itu obat yang ditembakkan Edward mulai bereaksi dan Hortensia mulai terlelap.

"kenapa anda memanggilnya seperti itu?" Tanya Edelweiss

"saya akan menjelaskannya setelah ini nyony-"

"panggil aku bibi"

"baiklah, saya akan menjelaskannya setelah ini bibi, dan untuk kalian kemabilah ke barak dan biarkan aku yang berjaga."

"HORMAT!!"

Sepeninggal anggota tim nya Edward dan Edelweiss mulai bicara

"saya akan mengatakan apa yang saya tahu, tapi sebelumnya percayalah pada apa yang saya katakan. Karena saya tidak akan menambahi maupun menguranginya"

"silahkan"

FLASHBACK

beberapa tahun sebelumnya

"UNTUK PARA PESERTA HARAP BERKUMPUL!!"

Aku melihatnya untuk pertama kali, salah satu gadis yang memliki nyali untuk masuk pasukan militer. Sebenarnya banyak gadis yang masuk militer tapi sebagian dari mereka memilih untuk menjadi dokter militer dari pada tentara. Dia gadis dengan tubuh paling mungil. Gadis dengan tatapan kosong dan seringai yang mengerikan. Aku tahu dia baru jasa menyeringai dengan menatap menatap ke arahku. Kali ini adalah tes bela diri yang mana akan menentukan dimana para peserta ditempatkan.

"HORTENSIA SILVER ROSE"

Dia maju, banyak sorakan yang akan mengatakan dia kalah. Postur tubuh yang kecil sedangkan lawan yang ia lawan bertubuh lebih besar darinya. Tes bela diri dimulai, dia hanya menghindari serangan dari lawannya, saat lawannya mulai lelah ia menyeringai dan mulai menyerang lawannya dengan serangan bertubi- tubi. Ia menendang telak perut sang musuh dan nyaris mematahkan kaki dan tangan musuhnya. Peluit tanda tes telah berakhir dibunyikan dia hanya menatap telapak tangannya dalam diam.

Bulan –bulan berikutnya kami mulai menjalankan misi ke daerah perang banyak tentara yang baru bergabung dan ikut dalam misi ini tak kerkecuali dia. Banyak pasukan yang mati baik dari pihak kami maupun dari pihak musuh. Hari ini adalah misi terakhir jika kami kalah dalam perang ini maka tidak akan perdamaian yang tercapai. Sesuai dengan aturan perang, setelah senja tak ada pertempuran apapun. Namun, pihak musuh melakukan kecurangan, dengan terang –terangan mereka menyerang kami. Menyerang dengan membabi buta. Saat kami tiba di sana gadis itu sudah berdiri sindiri diantara mayat yang tergeletak dikelilingi kobaran api yang seolah menjilat langit, saat ia membalikkan tubuhnya menghadap kami tangan yang berlumur darah, dengan seringai yang mengerikan.

FLASHBACK OFF

Bunga hortensia yang indah mekar bersemi, penuh racun, dan berbahaya. Kini seringai pembalasan terkembang , membantai dendam mengakar jiwa



maaf untuk penulisan yang masih belum rapi

kritik dan saran sangat diperlukan

flowers are injuredWhere stories live. Discover now