KHANA

120 5 0
                                    

Tepat tengah malam. Hanya terdengar detak jam saja. Aku masih duduk ditempat seperti biasanya. Dengan kain putih menutupiku. Isak ini terasa semakin kencang melebihi gerak jarum jam. Air mata ini mengalir deras begitu saja. Duduk bersila bersilang arah. Detak jam masih dengan nadanya yang sama. Bibir ini masih bertasmid. Aku mencoba menyatu dengan alam. Angin diluar meniup menyapa dengan pelan. Aku menamai ini malam-malam sunyi milik ku. Kemudian, ku ulir kembali butiran-butiran diujung jariku. Aku renungkan kembali cerita-cerita hari ini. Kesalahan-kesalahan sekarang, dan lusa. Aku gulir semuanya diatas altar suci ini. Aku berkata seperlu apa yang ingin aku bicarakan denganNya. Aku sematkan kisah-kisah kecilku dipangkuan ibu bapak ku. Semakin deras berlinang. Menetes semakin deras. Aku lantunkan lagi do'a suci untuk mereka. Aku dan satuan besar yang menyatu malam ini.

Kemudian ku kayuh lagi kisah-kisah indah dalam do'a.

Ku sebut namamu sayangku.

Betapa tidak mungkin bisa terenyuh begitu saja.

Takdir tetaplah sama. Masih sama dengan kelucuannya.

Jika aku berdiam ditempatku sekarang nyaris tanpa suara. Lagi-lagi aku kalut dalam do'a indah ku.

Untuk nama seorang kekasih.

Khana....

JALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang