(READ THE PROLOG FIRST, DON'T SKIP IT. BECAUSE IT'S IMPORTANT. AND I DESCRIBE THE CHARACTER NAME ON THERE AND THE PROBLEM OFF COURSE.)-Thank you for your attention!- ^^
Di sebuah kamar bercat biru tua, nampak seorang gadis yang masih bergelut dengan mimpinya. Padahal sekarang jam telah menunjukkan pukul 06:57 tapi gadis itu masih saja belum bangun. Alarmnya telah berbunyi sejak tadi. Tapi sepertinya alarm itu tidak berpengaruh sama sekali terhadap gadis ini.
Kalau kalian bertanya kemana orang tuanya, ibu dan ayahnya serta adiknya telah berangkat sejak tiga puluh menit yang lalu. Mereka tidak membangunkan gadis ini karna mereka melupakannya. Iya, dilupakan. Entah bagaimana nasib gadis ini nanti saat mengetahui hal itu.
Sinar matahari semakin terang, membuat sang gadis menggeliat. Kemudian membuka kedua kelopak matanya. Pupil mata hitamnya bergerak melihat sekeliling. Dan seketika pupil mata itu membulat saat melihat jam dinding.
"Uwaaah~!! Aku telaaat!!" Seru gadis itu, lalu segera berlari menuju kamar mandi. Siapa lagi kalau bukan Umaru Kiriya? Cuma dia siswi yang selalu datang telat ke sekolah. Bisa dibilang, hal itulah juga yang membuatnya selalu dibully.
Lima menit kemudian, gadis itu telah keluar dari kamar mandi. Lalu berpakaian secepat kilat. Tidak lupa menguncir rambutnya, agar terlihat rapi. Sepuluh menit, ia pun telah keluar dari kamarnya. Lalu membuat sarapan. Karna ia tidak punya banyak waktu, ia hanya mengolesi rotinya dengan mentega. Lalu segera menaiki sepeda tua yang terparkir di depan rumahnya.
Dia memakan rotinya tanpa memegangnya. Kedua tangannya sibuk memegang kemudi. Sedangkan kedua kakinya sibuk mengayuh sepedanya.
Lagi.
Lagi-lagi seperti ini. Hampir setiap hari dia terlambat. Dan orang tuanya tidak pernah membangunkannya. Suatu hari, ia pernah protes pada kedua orang tuanya bahwa kenapa ia tidak pernah di bangunkan setiap pagi? Dan orang tuanya menjawab:
"Kamu itu susah banget dibangunkan tau! Kenapa sih, tidak mau belajar bangun pagi sendiri saja?! Merepotkan kami saja!"
Dan Kiriya pun terdiam. Padahal, ia tidak susah dibangunkan kok. Ketuk pintu kamarnya tiga kali saja, maka ia akan segera bangun. Padahal, adiknya yang paling susah di kasi bangun. Tapi.. Orang tuanya tidak pernah marah soal itu. Mereka malah selalu bersabar membangunkannya.
Hal itu selalu membuat Kiriya kesal, sedih, kecewa, benci dan lain-lain. Ia selalu merasa bahwa kedua orang tuanya membencinya. Tapi kenapa? Apa alasannya? Perasaan ini membuat Kiriya kesal sendiri. Ia bahkan tidak mengerti perasaan apa ini. Perasaan yang bercampur aduk. Membuatnya tambah stress saja.
"U-uwaah!!" Kiriya berseru. Dia hampir saja masuk ke got kalau tidak berhasil menghentikan sepedanya. Seluruh badan Kiriya bergetar ketakutan. Kenapa? Kenapa dia selalu saja membuat dirinya dalam bahaya karna selalu memikirkan hal yang tidak penting?
Kiriya menghela nafas.
'Baiklah, tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting. Aku harus segera sampai ke sekolah. Huft.. Untung saja rotinya telah habis. Kalau tidak, rotinya pasti akan jatuh.' Batin Kiriya, lalu memperbaiki posisi sepedanya dan mengayuhnya lagi.
***
"Ih! Cewek menjijikan itu datang lagi! Kenapa sih, dia belum pindah sekolah. Mencemari nama sekolah kita saja!" Ejek sang ketua kelas. Mizuki Azura.
"Iya! Menjauh sana! Jangan dekat-dekat dengan kami!" Teman Mizuki menambahkan. Ayumi Shibuki.
Seluruh murid di kelas itu ikut berbisik-bisik saat Kiriya memasuki kelas mereka. Sedangkan Kiriya sendiri lebih memilih untuk tidak memperdulikan orang-orang tersebut. Kiriya hanya mengangggapnya angin lalu. Kalau tidak dipedulikan yah, bakal berhenti sendiri.
Tapi sayangnya dugaan Kiriya salah besar. Kalau Kiriya sendiri tidak bertindak, maka ia sendiri yang akan kesulitan juga. Tapi masalahnya, apa ia pantas marah hanya karna hal itu? Lagipula, kalau dia berbicara. Maka anak lain akan menentangnya. Dan menjatuhkan Kiriya sendiri.
Apa yang harus Kiriya lakukan?
Lima menit setelah itu, guru mereka datang. Dan murid di kelas itupun langsung bersiap-siap dan segera memperbaiki posisi mereka. Kiriya menghela nafas pasrah. Kenapa gurunya datang terlambat sih? Lebih baik ia dimarahi guru daripada harus di ejek oleh teman-teman sekelasnya.
Eh? Tunggu dulu. Apakah orang seperti itu pantas Kiriya sebut sebagai teman?
***
"Hari ini enaknya makan apa yah?" Gumam Kiriya, sambil melirik menu di kantin. Dia membaca menu kantin dengan serius, hingga tidak sadar kalau daritadi ada seseorang yang selalu memperhatikan gerak-geriknya.
"Eh, hm.. Boleh anda menyingkir sedikit? Saya juga mau melihat menunya. Kalau anda tidak mau, saya tidak keberatan. Tapi, tolong cepatlah sedikit. Karna saya ingin melihat menunya juga." Ucap orang itu.
Kiriya segera menoleh, dan ia mendapatkan seorang cowok tinggi berambut coklat gelap. Matanya bewarna emerald. Dia berbicara dengan bahasa formal. Sangat sopan sekali. Sebelumnya, semua anak cowok selalu berbicara dengan kasar padanya. Tapi, kenapa cowok ini berbeda?
"Eh? Oh.. Maafkan aku. Ini, silahkan lihat. Maaf yah, telah menghalangimu." Kiriya bergeser sedikit, memberikan ruang untuk cowok itu agar ia dapat melihat menu.
"Terima kasih. Maaf, saya telah mengganggu anda." Ucapnya, lalu memperhatikan menu makanan dengan serius.
"Ya, sama-sama. Kalau begitu, aku permisi dulu. Selamat tinggal." Ucap Kiriya, lalu pergi meninggalkan cowok itu sendirian.
Setelah Kiriya berjalan cukup jauh. Dan tidak terlihat lagi. Cowok itu segera berbalik, memperhatikan Kiriya dari jauh yang sebenarnya sudah tidak terlihat.
"Jadi... Itu orangnya yah? Sepertinya ini akan jadi menarik.."
***
Thank you for reading my weird story..!! QwQ
AaAAaaAaaAA..!! I'm so happy!! (TAT)/
And, don't forget to vote and comment please. Because, it's the only one can make me happy ;')Good bye, guys! See ya in the next chapter!! 乀(>o<)丿
(Maaf karna lambat up.. Soalnya author kehabisan ide buat ngelanjutin ceritanya.. Entah kenapa..:'3 Mohon dipahami, yah~ Nanti author usahakan upnya lebih cepat. Karna sebenarnya chapnya udah banyak. Tapi, yah gitu. Masih ada kesalahan yang perlu diperbaiki. Tolong sarannya, yah! Karna author ini masih newbie dalam dunia menulis:'3)
[Published at; 1 August 2018]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Non-Fiction//UNPUB, SOON? Hanya kisah seorang gadis yang hidupnya penuh luka dan rasa sakit. Hanya kisah seorang gadis yang selalu di bully dan dikucilkan. Tapi.. Bagaimana bila tidak ada orang yang bisa menolongnya keluar dari rasa sakit itu? Apa yang harus i...