Bab 5.

136 30 59
                                    


  Kiriya akhirnya tiba dirumahnya. Setelah berjalan kaki sejauh 3 km. Dia tidak naik bis. Karna, ia tidak mau kalau orang-orang di dalam bis menatapnya aneh. Ia melewati jalanan yang sepi, dan jarang di lewati orang-orang.

  Kiriya membuka pintu rumahnya, "tadaima," dia memberi salam seperti biasanya. Walau ia tau, orang tuanya tidak peduli soal hal itu atau bahkan membalasnya. Ia hanya ingin melakukan kewajibannya.

  "Okaerinasai, cucu Ba-chan sudah pulang?" Sahut sebuah suara.

  Kiriya mendogakkan kepalanya, lalu tersenyum haru saat mendapati neneknya sedang menatapnya lembut.

  "Ba-chan!!" Kiriya berlari, lalu memeluk neneknya erat. Nenek Kiriya, satu-satunya orang yang menyayangi dan peduli padanya. Sehingga Kiriya sangat menyayangi neneknya. Ia selalu berdoa, agar neneknya diberi umur panjang oleh Tuhan.

  "Wah.. Cucu Ba-chan sudah besar rupanya. Lihatlah, wajahmu bertambah cantik!" Seru neneknya, sambil mencubit pipi Kiriya.

  "B-ba-chan.. Hiks, Kiriya rindu Ba-chan.." Lirih Kiriya, sambil mengusap kedua matanya yang berair.

  "Ba-chan juga rindu Kiriya. Apa kabar cucu Ba-chan yang cantik ini? Sehat-sehat saja 'kan?" Neneknya memegang kedua pipi Kiriya.

  Kiriya mengangguk pelan, sambil memegang tangan neneknya.

  "Baiklah, kalau begitu Kiriya mandi dulu. Ba-chan sudah menyiapkan makan malam! Makanan kesukaan Kiriya." Kiriya tersenyum.

  "Oke, Ba-chan! Tapi Kaa-san dan Tou-san serta Kirari kemana?" Kiriya bertanya.

  "Mereka pergi, lusa baru pulang. Jadi, ba-chan beserta oji-chan bermalam di sini. Tidak apa-apa 'kan?"

  Kiriya menunduk. Jadi, keluarganya pergi tanpa pamit padanya? Dan.. Mereka tidak membawa Kiriya? Kiriya sedih mengetahui hal itu. Tapi, ia berusaha untuk tegar. Lagipula, nenek dan kakeknya akan bermalam di sini. Itu akan jadi hal yang bagus buatnya.

  "Tidak apa-apa. Baiklah, kalau begitu Kiriya pergi mandi dulu yah, ba-chan!" Kiriya tersenyum, lalu segera berlari menuju kamarnya di lantai atas.

  Neneknya menatap Kiriya prihatin. Neneknya tau kalau Kiriya habis 'di ganggu' lagi oleh teman sekelasnya. Buktinya, dibeberapa bagian tubuhnya terlihat lebam. Lalu, seragam sekolahnya yang basah dan berbau.

  Neneknya harap, Kiriya bisa segera mengatasi masalah ini. Ia tidak kuat melihat cucu kesayangannya di ganggu terus oleh mereka.

***

  18:02

   Kiriya sedang makan malam bersama kakek dan neneknya. Mereka semua makan dalam keheningan. Karna, kakeknya sangat tidak suka bila ada orang yang berbicara saat makan.

   Setelah selesai makan malam, Kiriya beserta kakek dan neneknya, bersantai di ruang keluarga. Kakeknya sibuk membaca koran. Sedangkan Neneknya dan Kiriya menonton tv.

   "Um.. Ba-chan? Kaa-san dan Tou-san pergi kemana? Kenapa Kiriya tidak ikut? Kenapa hanya Kirari saja yang ikut?" Kiriya bertanya tanpa menatap neneknya. Ia hanya sibuk memperhatikan tv didepannya.

   Neneknya terdiam beberapa menit. Kiriya juga diam, tapi ia menunggu jawaban.

   "Tou-sanmu ada urusan kantor. Sehingga bosnya menyuruhnya untuk ikut. Tapi sayangnya, tiket yang di beri bosnya cuma terbatas. Jadi, ia hanya membawa Kirari saja. Kenapa ia tidak membawa Kiriya? Itu karna Kiriya lagi sibuk dengan sekolahnya 'kan?"

   Tidak, itu cuma alasan. Nenek Kiriya berbohong. Ia cuma tidak mau menyakiti perasaan cucu tercintanya.

   "Benarkah begitu..? Kiriya kira karna mereka tidak menyayangi atau peduli pada Kiriya..." Kiriya menunduk, menatap lantai yang terbuat dari kayu itu.

   Neneknya mengusap kepala Kiriya lembut, sambil tersenyum manis. Tidak, Kiriya tidak boleh tahu.

   Tou-san dan Kaa-san Kiriya, pergi berlibur ke Australia. Karna, besok adalah hari ulang tahun Kirari. Kirari sangat ingin pergi ke Australia untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-14. Dan orang tuanya pun mengabulkannya. Tapi, Kirari tidak ingin kakaknya ikut. Kiriya. Karna menurutnya, Kiriya itu pembawa sial. Kirari sangat membenci kakaknya.

   "Ba-chan, kira-kira hadiah apa yang bagus yah.. Buat Kirari? Besok 'kan hari ulang tahunnya.. Walau Kiriya tau, kami berdua sering bertengkar. Tapi, setidaknya Kiriya ingin memberikan hadiah yang bagus buat Kirari.. Walaupun Kiriya juga tidak terlalu suka pada Kirari, tapi Kiriya tidak bisa menolak fakta bahwa kami bersaudara. Jadi, Kiriya harus memberikan sesuatu di hari ulang tahunnya." Ucap Kiriya sambil menatap neneknya.

   Kiriya memang tidak menyukai Kirari. Tapi, dia tidak bisa membencinya. Karna Kirari adalah adiknya. Dia tidak bisa menolak fakta itu.

   Neneknya menatapnya dalam, lalu mengusap kepala Kiriya sambil berkata, "coba pikirkan apa yang ia suka."

   Kiriya berfikir. Dia dan Kirari tidak pernah akrab, jadi Kiriya tidak mengetahui apa yang Kirari sukai. Otaknya berpikir keras, lalu terlintas sesuatu di otaknya.

  "Uhh.. Kiriya rasa ia menyukai kue red velvet. Dia pernah memintanya pada Kaa-san kemarin. Tapi Kaa-san bilang, ia tidak bisa membelikannya karna terlalu mahal." Ujar Kiriya.

   "Sebaiknya kamu jangan membeli kue itu, nak. Soalnya mungkin mereka akan agak lama di sana. Jadi, bisakah kau memberinya barang saja?" Saran neneknya.

   "Eh, mereka tidak akan pulang besok?" Kiriya bertanya.

   Neneknya mengangguk, sambil menatap Kiriya prihatin.

   "Uh, oh.. Baiklah. Kiriya akan membelikan kue itu kalau dia sudah pulang saja," Ujarnya agak kecewa.

   Neneknya tak dapat berkata apa-apa. Ia hanya menatap Kiriya.

  'Maafkan Ba-chan yang telah membohongimu, Kiriya...'

***

Maaf banget telat up, soalnya author sibuk banget karena ulangan + porseni.

Dan, author mau revisi cerita ini karena alur ceritanya membosankan, jadi hal ini memungkinkan cerita ini akan lebih lama up dari biasanya.
(Emangnya biasanya gak lama yah? /plak)
Mungkin bakalan sampai sekali up dalam 2 bulan? Entahlah, author masih belum tahu.

Btw, author masih stuck di chap 16. Jadi gak tau kapan bisa lanjutannya. Haha.

Ditambah, cerita ini mau direvisi dikit. Mudah²an masih ada yang setia. Hehe.

Walau ada salah satu reader di cerita ini (sebenarnya teman author di RL, tapi dia suka ma cerita ini. Baik bat lah pokoknya, haha.) Yang selalu ceramahin author agar up cepet-cepet, haha.

//ngapain dah dari tadi kalimatnya diakhirin dengan 'haha-hehe'

Jadi, author memohon maaf sebesar-besarnya. Mudah²an cerita ini dapat selesai dengan cepat dan gak author un-pub. Terima kasih banyak yang telah mengikuti cerita ini sampai sini, apalagi yang udah vote. Author sayang kalian deh uwu

Dan maafkan author yg dari kemarin² bilang mau up chapter baru tapi gak jadi².. Soalnya, yah gitu:"
Makasih banyak kepada para readers yg masih setia nunggu cerita ini. Ilysm! <3

Kalau ada kesalahan pada Basjep author, mohon dikoreksi:)
Author gak marah kok, malah terbantu sekali kalau ada yg koreksi:')

Oh ya, Happy new year guys!! ^^

[Published at; 8 January 2019]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang