Kiriya berlari secepat mungkin menuju kelasnya. Ia terlalu lama berada di kantin tadi. Soalnya, kantin selalu ramai kalau istirahat pertama. Yah, kalian tahulah alasannya kenapa."Ah, sial. Aku telat lagi. Apa yang akan mereka lakukan kepadaku, kalau guru belum masuk?" Gumamnya, sambil berlari secepat mungkin.
"Kiriya! Kiriya! Kamu kelas XI.06 'kan?" Seru seseorang dari belakang Kiriya. Sontak, Kiriya pun memberhentikan larinya. Dan segera menuju kepada orang tersebut.
"Yes, miss. Ada perlu apa?" Kiriya bertanya, sambil menatap guru di hadapannya. Tunggu sebentar, bukankah ini guru yang akan masuk mengajar di kelasnya sekarang?
"Bisakah miss minta tolong? Miss tidak bisa masuk ke kelas sekarang. Soalnya guru akan mengadakan rapat sekarang. Jadi sebagai gantinya, tolong fotokopi semua lembaran ini, yah? Lalu, bagikan kepada seluruh teman kelasmu. Dan suruh mereka mengerjakannya. Kamu bisa 'kan?" Pinta miss Ran.
"Um.. Bisa kok, miss!" Jawabnya ragu. Karna Kiriya yakin, teman-temannya akan melakukan 'sesuatu' padanya nanti.
"Wah.. Terima kasih yah, nak. Baiklah kalau begitu. Miss masuk ke kantor dulu yah. Gomen, karna miss tidak bisa masuk mengajar."
"Tidak apa-apa kok, miss. Saya permisi dulu," Ucap Kiriya, lalu membungkuk sekilas. Dan segera pergi menuju tempat fotokopi
***
15 menit kemudian, Kiriya telah selesai memfotokopi semua lembaran tersebut. Ia pun segera menuju ke kelasnya, dan menyerahkan semua lembaran itu pada wakil ketua kelas. Karna mana mungkin dia berani memberikannya kepada ketua kelas? Dia menjelaskan secara ringkas tentang apa yang di sampaikan guru tadi pada wakil ketua kelas. Setelah itu, Kiriya kembali duduk ke bangkunya.
"Baiklah semuanya, guru yang akan masuk mengajar di kelas kita tidak bisa masuk karna ada rapat guru," Ucap Wakil ketua kelas. Semua murid di kelas itu berseru一kecuali Kiriya.
"Tapi sebagai gantinya, dia memberikan kita tugas. Dan tugas ini harus dikumpulkan nanti. Bila ada orang yang tidak mengerjakannya, maka mereka tidak akan di anggap hadir dalam mata pelajaran miss Ran hari ini. Mengerti?" Seketika terdengar keluhan banyak murid di kelas itu. Tapi, mereka tidak banyak bicara. Toh, yang penting guru tidak masuk. Mereka bisa bercerita atau bermain sepuasnya di kelas.
"Hey, b-tch. Lo pasti melapor bahwa di kelas ini gak ada gurunya 'kan? Jadi miss Ran memberikan kita tugas?" Seru Mizuki sambil menatap tajam Kiriya.
"Nggak kok. Aku cuma bertemu dengannya di jalan tadi saat menuju ke kelas. Lalu dia memberikanku tugas ini." Jawab Kiriya jujur.
"Halah, alasan! Lo ini yah. Gak bisa jujur sama sekali. Dasar, udah miskin, bodoh, gak tau diri pula! Heh, jangan sok-sok kan di sini yah! Lo itu bukan siapa-siapa! Dasar pembohong! Lo tau gak, semua orang jijik sama sikap sok suci lo! Jadi makanya, gak perlu bersikap sok baik di hadapan guru!" Seru Mizuki, sambil menjambak rambut Kiriya.
Kiriya meringis, tapi ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Toh, walau ia berkata jujur gak bakalan ada yang percaya. Beginilah nasibnya, harus menerima perlakuan kasar dari 'teman-teman' sekelasnya tiap hari.
"Hey, hentikan! Kiriya itu berkata yang sebenarnya! Aku sempat melihatnya tadi." Seru seseorang.
Kiriya maupun Mizuki langsung menoleh kepada orang tersebut. Mata Kiriya membola saat melihat orang itu.
'Bukankah itu.. Cowok yang kutemui saat di kantin tadi? Cowok yang mau melihat menu makanan.' Batin Kiriya.
"K-koi-kun..? Apa maksudmu?" Ujar Mizuki bingung, saat mendengar pembelaan dari Koisuke. Yap, nama cowok tersebut adalah Koisuke.
"Bukankah tadi suaraku terdengar jelas? Lepaskan dia. Dia tidak bersalah. Lagipula, apa salahnya kalau guru kalian memberi tugas? Bukankah itu hal yang wajar,"
"G-gomen, Koi-kun.. A-aku cuma bercan-da tadi, ehehe..~" Ucap Mizuki gugup, lalu melepaskan tangannya dari rambut Kiriya.
"Jangan minta maaf padaku. Minta maaflah pada Kiriya. Kau tadi sudah menjambak rambutnya 'kan?"
Mizuki menatap Kiriya tajam, seakan tidak sudi mengucapkan kata 'maaf' pada Kiriya. Kiriya yang mengerti situasi langsung mengangkat suara.
"Sudahlah.. Tidak perlu sampai seperti itu, Koi-san.. Aku tidak apa-apa ko-"
"Tidak, aku harus memastikan bahwa dia minta maaf kepadamu. Kalau tidak, aku sendiri yang akan membalas perlakuannya." Koisuke menatap tajam Mizuki. Gadis itu menghela nafas, lalu menundukkan kepalanya.
"Gomen, Kiriya. Aku tidak tau soal hal itu. Gomen karna tidak mempercayaimu dan telah menjambak rambutmu." Ucap Mizuki, sambil menundukkan kepalanya. Ia takut dengan tatapan tajam yang Koisuke berikan padanya.
"Iya, tidak apa-apa. Aku memaafkanmu," ucap Kiriya.
Setelah Mizuki kembali pada bangkunya, Koisuke kembali berbicara.
"Kiriya, tadi miss Ran memanggilmu. Kau harus segera pergi."
"Benarkah? Kalau begitu, aku akan segera pergi menuju ruang guru."
"Aku ikut." Kiriya hanya menganggukkan kepalanya. Lalu, mereka berdua pun segera pergi menuju ruang guru. Seseorang menatap kepergian Kiriya dengan tajam.
"Awas saja kau, Kiriya.. Kita lihat saja nanti,"
***
Gimana menurut kalian tentang charter kali ini? ( • w • )
Menarik atau membosankan? ( ^ w ^" )
Maaf kalau membosankan, authornya akan berusaha sekeras mungkin untuk membuat cerita ini lebih baik lagiii!! (9 > 冂 < )9Author minta maap kalau cerita ini update lambat banget, soalnya author stuck di chap 14 (Iya, ceritanya udah sepanjang itu:v) author tiba² lupa jalan ceritanya, sehingga belum bisa lanjutin. Tapi doakan author agar bisa mengingat alur ceritanya yak, :3
Author sengaja update sekali sebulan, agar nanti author gak perlu buru² buat lanjutin chapter selanjutnya. Soalnya kalau otak author di paksa buat lanjutin cerita, nanti malah konslet dan mungkin ceritanya bakal di unpub lagi :(
Tapi, para readers-chan/kun yg baek, terus ikutin cerita ini dan bersabarlah menunggu yak <3Maap juga kalau Author gak sempat baca cerita kalian. Soalnya author sibuk banget. Sampai² WP gak keurus:( Maap banget yah:'((
Nanti Author baca cerita kalian kalau punya waktu yah:3
Soalnya tugas numpuk kek gunung :'vOk, sampai sini aja basa-basinya. Soalnya udah sampe 900+ words nih.. 'Kay, bye~ bye~
Oh, iya. Jangan lupa tinggalkan vote & comment yawh~
[Published at; 4 September 2018 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Non-Fiction//UNPUB, SOON? Hanya kisah seorang gadis yang hidupnya penuh luka dan rasa sakit. Hanya kisah seorang gadis yang selalu di bully dan dikucilkan. Tapi.. Bagaimana bila tidak ada orang yang bisa menolongnya keluar dari rasa sakit itu? Apa yang harus i...