Lapar, ya?

1.1K 200 41
                                    

Suara ketukan dari pintu kantornya membuat Sasuke terkesiap, mengalihkan fokusnya dari dokumen yang sedang dia koreksi. Gadis dengan rambut merah jambu mengintip dari balik pintu, senyumnya begitu cerah.

“Maaf, apa aku mengganggu?” tanyanya, kedua matanya berbinar dan penuh harap, menanti izin untuk masuk ke dalam ruang kerja Sasuke.

Sasuke menghela napas kemudian melambaikan tangannya di udara dengan santai. “Masuklah, Sakura!” izinnya, mempersilahkan sang gadis untuk masuk. Tangannya membuat gestur agar sang gadis duduk berhadapan dengannya.

Sakura Haruno adalah sedikit dari teman wanita Sasuke. Mereka bertemu saat sedang menempuh pendidikan di luar negeri.

Sakura mengambil sekolah lanjutan khusus untuk menjadi seorang koki di culinary art Perancis, yaitu Le Cordon Rouge School dan berhasil menjadi lulusan terbaik di sana.

Keahliannya dalam memasak membuat Sasuke begitu tertarik untuk bekerja sama dengan gadis tersebut. Teknik yang dipakai sang gadis dalam mengolah makanan mampu menarik perhatian seorang Sasuke Uchiha agar menjadi pemasok bahan makanan utama di restoran yang didirikan oleh Sakura dan terkadang menjadi konsultan.

Selain itu, nama sang gadis dengan rambut merah jambu pun sangat terkenal di dunia kuliner karena hanya sedikit wanita yang bisa sampai ditahap ini. Perjuangan mati-matian Sakura untuk menjadi seorang koki wanita membuat Sasuke respek terhadapnya.

Sakura duduk dengan anggun lalu merapikan rok tulip berwarna merah yang dipakainya. “Maaf aku mendadak memaksa untuk bertemu.” Wajah Sakura berubah serius, dia menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga, menampilkan anting teardrop berbahan perak dengan bandul batu berwarna merah jambu.

“Cukup.  Aku sudah bosan mendengar kata maafmu,” Sasuke protes, dia menutup dokumen di mejanya. Ucapannya membuat Sakura tertawa kecil. “Jadi, hal genting apa yang membuatku harus mengubah semua jadwalku?” keluh sang pemuda, sedikit menyindir gadis cantik itu.

Sakura membuka clutch yang dipakainya dan mengeluarkan beberapa lembar foto ke atas meja Sasuke. Sebuah foto restoran tua terlihat jelas ditumpukkan teratas dari lembaran foto tersebut, membuat kedua mata Sasuke menyipit. Sang pemuda mengambil foto itu kemudian melihatnya dengan wajah tak suka.

“Mereka baru satu bulan ini buka di daerah pertokoan lama Konoha,” jelas Sakura, wajahnya terlihat muram. Ia memainkan jari-jari tangannya. “Aku sendiri belum pernah ke sana, tetapi kabarnya makanan yang tersedia di restoran itu sangat enak,” lanjutnya, ada nada ganjil yang jelas terdengar dari suaranya.

“Lalu?” Sasuke tampak tak tertarik, dia melempar asal foto yang dipegangnya ke atas meja. Kedua matanya menatap tajam Sakura. Sosok kuat sang koki wanita  keturunan Jepang ini tampak lemah tak seperti biasanya, membuat Sasuke jengah.

Sakura mengerti benar arti tatapan Sasuke. Mereka bukan satu atau dua bulan berteman, apapun tingkah polah dari keduanya masing-masing sudah sangat paham tanpa perlu bertutur kata. Dia sendiri benci dirinya saat ini, tapi tak ada yang bisa diperbuat selain berkeluh kesah pada sahabatnya ini.

“Seharusnya, mengingat status perusahaanmu, bahan makanan restoran itu tidak ada apa-apanya dibandingkan produk darimu, tapi sepertinya, pengolahannya membuat rasa makanan tersebut  menjadi luar biasa enak,” jelasnya tak yakin. Hanya dengan bahan makanan biasa saja sudah lezat, apalagi memakai bahan makanan dari Sasuke, pikir Sakura, ngeri dengan kemampuan koki baru tersebut.

“Kau tahu? Sejak mereka buka, setengah dari pelangganku berkurang.” Sakura memijat pangkal hidungnya, tampak lelah. “Aku bukannya paranoid, tapi jika hal ini terus berlangsung, lama-lama aku bisa bang---”

The Best IngredientsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang