Match Maker #4

1.2K 114 1
                                    

"Ah, gue nggak pede sama penampilan gue."

"Cinta itu butuh perjuangan, Kak. Inget?"

Nico hanya bisa menghela napasnya pasrah sembari memperhatikan cermin besar di hadapannya. Penampilannya kini berubah seratus delapan puluh derajat dari penampilannya sebelumnya.

Rambutnya yang biasa dibuat acak-acakan, kini disisir rapi. Seragamnya yang biasanya ia keluarkan, kini sudah dimasukkan ke dalam celana, lengkap dengan ikat pinggang berlogo SMA Nusantara. Dan, jika biasanya ia tak mengenakan dasi, kali ini dasi itu sudah terpasang rapih di seragamnya.

Ini semua merupakan perintah dari Abel guna mempermudah agar Sheila mau menerima Nico nantinya. Karena setelah melakukan wawancara singkat dengan Sheila, Abel berhasil mendapatkan info, bahwa cewek itu lebih menyukai laki-laki yang berpenampilan rapih.

Dan akhirnya, ia memutuskan untuk benar-benar merubah penampilan Nico menjadi lebih rapih dari biasanya. Kalian tahu film Dear Nathan, kan? Di akhir film tersebut, ada scene di mana Nathan tiba-tiba merubah penampilannya menjadi lebih rapih. Begitu juga Nico saat ini, yaa penampilannya sekarang tak jauh berbeda dengan Nathan di akhir film tersebut.

"Nggak apa-apa, Kak. Ganteng kok." puji Tania yang juga ikut membantu Abel merubah penampilan Nico.

Abel berdecak. "Yeee.. lo mah semua cowok juga dibilang ganteng, Tan." cibirnya. Yang hanya dibalas dengan cengiran dan kekehan dari Tania.

Sedangkan Nico, cowok itu masih saja menatap pantulan dirinya di cermin itu dengan tatapan ragu. Ia masih tidak percaya diri dengan penampilannya yang sekarang.

Melihat keraguan dalam diri kakak kelasnya itu, Abel menepuk bahu Nico pelan. "Demi Sheila, Kak. Kan, katanya, cinta harus diperjuangin." ujarnya mencoba menyuntikkan semangat dan rasa percaya diri kepada Nico.

Bukan Abel si mak comblang namanya, kalau tidak bisa membuat kliennya menjadi lebih bersemangat demi mendapatkan incarannya. Setelah mendapat suntikan semangat dari Abel, Nico terlihat lebih semangat dan berusaha percaya diri dengan penampilannya.

"Guys, guys! Sheila on the way ke sini." sahut Tania dari depan pintu.

Abel kembali tersenyum untuk memberikan semangat kepada Nico. "Gue sama Tania balik duluan ya, Kak. Nanti malam, lo kabarin gue aja buat rencana selanjutnya."
Nico membalas dengan senyuman tipis dan anggukan. "Good luck, Kak." ucapnya bersamaan dengan Tania.

Abel kemudian melenggang pergi bersama Tania mengekor di belakangnya. Dalam hati ia berharap, semoga rencana kali ini akan berhasil seperti rencana-rencana sebelumnya. Dimana ia berhasil mencomblangi siswa siswi lainnya.

Karena baginya, ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat orang-orang di sekitarnya dapat bersatu dengan orang yang mereka cintai, atas bantuan dirinya.

***

Abel hendak menceklist beberapa rencana yang sudah berhasil dilakukannya hari ini guna mencomblangi Nico dan Sheila. Ia mencoba mencari binder yang berisi rencana-rencana tersebut di dalam tas nya.

Cewek dengan piyama bergambar kartun spongebob itu menelan ludahnya dengan sulit, saat tak menemukan binder itu di dalam tas nya. Bahkan, isi tas itu sudah ia keluarkan semuanya. Tetapi binder itu tak juga menampakkan dirinya.

"Tenang Abel cantik, coba cek di meja belajar." ujarnya mencoba berpikir positif. Kemudian, ia mengecek meja belajar di kamarnya itu. Ia mendesah pelan ketika tak juga menemukan binder miliknya di sana.

Ia menggigit bibir bawahnya sembari mencoba mengingat-ingat di mana terakhir kali ia meletakkan benda yang sangat berharga baginya itu.

Suara tanda pesan masuk dari ponselnya membuatnya beralih menatap benda pipih itu.

Match MakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang