Hari ini mungkin hari yang sial untuk ke-enam bersahabat yang sudah seperti saudara seperjuangan itu dan jangan lupakan seseorang yang bernasib sama seperti mereka. Ahk sudahlah. Inikan memang kesalahannya. Kesalahan seorang Charine Austine yang mempunyai nama julukan Si Pembuat Onar IX-IA1. Charine... Charine...
Setelah perdebatan antara guru fisika dengan Lolita, Esha, Bella, Anggraeni dan Frella, disinilah mereka berakhir. Berhadapan dengan sebuah podium yang lumayan besar tempat pembina upacara setiap hari senin dan hari-hari penting yang lain untuk menyampaikan pidato nya, Didepan tiang bendera yang menjulang tinggi keatas dan dipuncaknya terdapat bendera Merah Putih khas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan ditemani sinar matahari yang menyengat dan sangat panas pagi menjelang siang ini membuat siapa saja yang tidak tahan banting berdiri dibawahnya dalam beberapa waktu akan ambruk. Atau mungkin pura-pura ambruk.
Posisi mereka saat ini adalah horizonthal dengan Bella yang berada dibarisan paling kiri dilanjutkan dengan Anggareni kesamping kanan setelah itu Lolita dan disamping kanan Lolita ada Reyna dan disebelah kanan Reyna ada Charine lalu Frella dan dibarisan paling kanan ada Esha dengan sikap hormat ke puncak tiang bendera. Otomatis mata mereka bertujuh akan langsung menyipit akibat sinar matahari. Setelah satu jam berlangsungnya hukuman mereka, Reyna mulai kelelahan karena tadi ia belum sempat serapan. Ahk, bukannya belum sempat memang dianya saja yang tidak suka serapan katanya sih tidak suka. Walaupun Mamanya dan saudari-saudarinya sering ngomel-ngomel karena masalah ini ia tidak akan menggubrisnya. Karena memang pada kenyataannya ia tidak suka serapan dan lebih memilih memperbanyak porsi makan siangnya. Huh!! Aneh ya!! But bukan Reyna Namanya kalau bukan seperti ini sifatnya.
Oke kembali ketopik yang sebelumnya.
Reyna mulai kelelahan. Matanya mulai berkunang-kunang. Keringat mengalir dikedua pelipis matanya dan wajahnya sudah mulai memucat. Sepertinya Reyna sudah tidak tahan lagi. Berbeda dengan keenam orang yang berada disamping kanan kirinya. Mereka sepertinya masih dalam mode baik-baik saja. Mungkin mereka serapan atau mungkin juga mereka memang tahan banting.
'Sial! Kalau aja gue serapan tadi pagi. Pasti gak bakal pusing-pusing amatt' umpat Reyna dalam hati.
Tanpa mereka sadari ada enam orang pria yang mengawasi mereka semenjak Reyna mulai kelelahan. Ya siapa lagi kalau bukan Steven and the gengs. Steven berjalan mendekati mereka karena ia sudag melihat gelagat Reyna mulai ada tanda-tanda bahwa ia akan pingsan.
"Hai,Na. Kenapa dihukum?" tanya Steven setelah sampai didepan Reyna.
"Karena buat keributan dikelas kak." bukan. Kali ini bukan Reyna yang menjawabnya. Tapi sosok yang ada disamping kanannya. Charine.
Reyna memang sudah ada niatan mendekatkan Charine dengan Steven maka dari itu ia mempersilahkan Charine untuk menjawabnya. Toh, jawabannya sama. Dan niatnya akan berjalab mulus. Walau hati nya agak menentang.
"Yang ditanya Reyna, bukan Cabe!!" jawab Bella dengan nada jengkel tanpa menolehkan kepalanya kearah Charine dan menekankan kata terakhirnya. Cabe!
Semuanya tertawa kecil, kecuali Steven yang setia memandang wajah Reyna, Reyna yang sesekali mengelap keringatnya tanpa memperdulikan tatapan Steven dan Charine yang sudah diambang batas menahan malu dan amarahnya didepan Steven.
"Awas aja kalau gak didepan Steve, gue habisin lo Bel!!! Bangsat!!!" gumam Charine sangat pelan agar tidak ada yang mendengarnya. Tapi sayang ternyata Carrel sahabat Steven mendengarnya. Sia-sia Mbok!! Wkwkwk..
'Bella bakal gue awasin selalu. Gak ada yang boleh nyakitin dia walaupun itu mantan gue sendiri!! Jangan harap Rine!!' ucap Carrel dakam hati.
Ya, Charine dan Carrel dulu memang pernah pacaran. Mereka saling menyayangi walau pada kenyataannya Charine lah yang menembaknya. Huff!! Cowok baik ya Carrel nya. Mereka bercerai, ehw maksudnya putus karena Carrel yang memutuskannya. Alasannya sih karena Charine kedapatan Cipokan dengan anak SMA lain di Mall. Huu memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie
Non-Fiction"Terimakasih. Terimakasih sudah menjadi wanita kedua yang mengajarkanku arti penting dari cinta dan kasih sayang. Sudah mengajarkanku keberanian dalam menaklukkan seseorang sepertimu dan memperbolehkan aku untuk datang dan berdiam dalam kehidupanmu...