Chap 3

8.2K 401 5
                                    

"Maya" panggil lena dingin

"Apa lagi lena" kesal nya

"Kau merasa tidak jika sedari tadi kita diikuti" kekehnya

"Hn. Aku tahu itu" katanya ikutan tertawa

"Kita ikuti saja apa mau mereka" kata lena dingin

"Terserahmu sajalah" dengusnya

'Apa mau mereka, kenapa mereka mengikuti Queen' batin maya marah

Dengan wajah datar lena dan maya berjalan kearah penduduk desa yang sedang berkerja.

"Selamat datang nak maya" sahut seorang kakek tua

"Ah iya terimakasih" kekeh maya saat disapa oleh para penduduk disekitar sini.

"Aku jadi kesal sendiri may
Merek dari tadi tidak bosan mengikuti kita" dengusnya marah

"Lebih baik kita menjauh dari sini dan menghabisi mereka. Aku tahu keahlian dirimu" tukas maya dingin

"Hn. Kau tau walau aku hanya manusia biasa. Jangan meremehkan aku dalam membasmi makhluk seperti mereka" dengusnya sinis

'Kau bukan manusia biasa Queen. Kau adalah Queen kegelapan' batinnya

Dengan cepat lena dan maya berlari kearah hutan daj bersandar didekat pohon dengan seringai keji.

"Apa mau kalian" kata lena dingin

"Apa kalian tidak bosan mengikuti kami hmz" kekeh maya datar

"Anda harus ikut kami Queen" katanya datar

"Siapa yang kalian panggil Queen" tanya lena binggung

"Kalian bodoh atau apa ha. Kami ini hanya manusia biasa. Bukan iblis seperti kalian" kekeh maya sinis

"Jaga mulutmu sialan" pekik marah salah satu diantara mereka

"Ck kau fikir aku takut he. Mulut mulutku kok, kenapa kau yang ribet" cibir maya kesal

"Sialan. Bunuh jalang itu dan bawa Queen pergi" ujar ketua mereka

"Baiklah. Akan aku cabik cabik mulut sialan itu" desisnya

Maya dan lena hanya menatap datar dan dingin kearah mereka. Tak lana kemudian mereka menyeringai kejam

"Mau bermain main dengaku hmz" kekeh lena senang

"Yapz. Mungkin mereka ingin mati cepat len" sahut maya sambil menjilati bibirnya

"Kau urus anak buahnya fan aku yang akan betmain dengan ketuannya" tukas lena

"Mari berpesta" pekik lena dan maya sambil berlari kearah musuh.

"Akulah lawanmu sialan" ejek lena

"Maaf Queen saya tidak bisa melukai anda" hormatnya

"Ck peduli setan. Mati kau" pekik maya sambil berlari kearah musuh yang mematung melihat pergerakan cepat lena yang sudah berdiri didepannya.

 Mati kau" pekik maya sambil berlari kearah musuh yang mematung melihat pergerakan cepat lena yang sudah berdiri didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan melamun saat bertarung dengaku" kekeh lena sambil mengibaskan katannya

"Cih dasar lemah" cemberutnya

"Haa. Sudah lah lena. Ayo kita pulang, sebelum makin banyak lagi yang akan datang" tegurnya

"Baiklah. Aku harap ingin sudah berakhir" pintannya malas

'Maaf daja Queen. Ini belum berakhir, pasti akan banyak lagi yang akan datang lebih banyak lagi untuk merebut dirimu' batin maya gelisah

"Oi maya kenapa melamun" panggilnya

"Eh. Tidak apa apa que. Eh lena" kekehny gugup

"Kau mau bilang apa tadi" tanyanya

"Eh. Tidak apa apa kok. Ayo jalan" ajaknya cepat

"Aneh" gumamnya

'Cih sialan. Hampir saja aku memanggil Queen' batinnya kesal

Tanpa mereka sadari, seseorang memandang lena dengan rasa rindu, marah, kecewa, sedih dan bahagi.

"Akhirnya aku menemukanmu sayang" gumam orang itu dingin

My Mate Is King DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang