Chapter 4

2.2K 393 149
                                    

Good step :
1) Add to library
2) Baca
3) Voment :))

♡Happy Reading♡

*

*

*
 


Eunbi bergabung dengan yang lainnya di tribun penonton paling bawah untuk menyaksikan pertandingan futsal antara kelas 3-1 dengan kelas 3-2. Eunbi duduk di samping beberapa yeoja yang sudah duduk di tribun penonton duluan

"Hai, lo Eunbi, kan?" tanya salah satu yeoja yang ada di sana.

"Hm, gue Eunbi.." angguk Eunbi.

"Annyeong Eunbi-ya, gue Seora.." ucap yeoja bernama Seora itu sembari mengulurkan tangannya.

"Kita sekelas?" tanya Eunbi sembari menyambut tangannya dan berjabat tangan sebentar.

"Ngga, gue di kelas sebelah, kelas 3-2," gelengnya.

"Ah.. Lo kenal gue?" tanya Eunbi heran.

"Cowok di kelas gue pada ngebicarain lo, lo cukup populer di hari pertama, eoh.." kagum Seora.

"He he he.. Ga juga," ucap Eunbi malu.

"Ya, lo lihat cowok berambut hitam di sana?" tanya Seora kemudian.

"Cowok manis itu?" tanya Eunbi balik.

"Hm.. Dia Park Jihoon, pacar gue.." bisiknya.

"Heol.. Jinjja?" kaget Eunbi.

"Hm," angguknya.

"Apa ada yang lo kenal di tim kelasnya elo?" tanyanya kemudian.

"Gue kenal---."

"Eunbi!"

Eunbi menoleh ke arah namja yang tadi meneriaki namanya. Dia menghampiri Eunbi. Chenle.

"Ya?" tanya Eunbi.

"Yang lainnya nyuruh lo ke bangku pemain," ucap Chenle sembari menarik Eunbi.

"Kenapa?" tanya Eunbi heran.

"Bantu nyiapin handuk dan air mineral," jawab Chenle sembari menarik Eunbi untuk ikut dengannya.

"Seora, kita bicara lagi nanti, ya?" teriak Eunbi.

"Ya.." Seora balas berteriak.

 
 
*

  
 
*
 
  

*

  
 
"Ya, kenapa harus gue?" tanya Eunbi heran.

"Karena lo satu-satunya cewek yang kaga tertarik dengan dua cowok populer di sekolah," ujar Mark.

"Berapa bayarannya?" tanya Eunbi sembari menyilangkan tangannya di depan dada.

"Berhenti memikirkan uang, kerja dulu!" Jaemin melempar handuk ke arah Eunbi dengan kasarnya.

"Heol! Enak aja!" ucap Eunbi sembari melempar balik handuk itu ke arah Jaemin.

"Jangan peduliin dia, nanti bakal gue traktir milk shake," ucap namja berambut hitam pekat dengan senyuman manis.

"Elo nugu?" tanya Eunbi bingung.

"Lo belum ketemu sama gue karena gue harus dispensasi lomba basket pagi tadi. Gue sekelas sama lo, Lee Jeno, salam kenal.." ucapnya membuat Eunbi mengangguk kecil.

"Gue pengen banana milk, eotte? Call?" ucap Eunbi.

"Ne. Ne. Bantu Chenle aja dulu, nanti gue beliin," ucap Jeno.

"Okay, okay.."

  
 
*

  
 
*

  
  
*

  
  
Eunbi menyaksikan pertandingan dengan dua ronde dan satu ronde tambahan sampai selesai dengan hasil kemenangan pada tim kelasnya, 3-1 dengan hasil akhir 2-1. Jaemin dan yang lainnya kembali ke bangku pemain. Eunbi dan Chenle pun segera bergegas membagikan handuk dan air mineral untuk mereka.

"Ini minum," ucap Eunbi sembari menyeka keringat Mark, dilanjutkan dengan Jisung, Haechan dan Jaemin.

"Gue kaga?" tanya Jeno.

"Sebentar."

Eunbi beralih ke Jeno dan mulai menyeka keringat yang membanjiri wajahnya. Jeno terus memperhatikan Eunbi tanpa henti, sampai Eunbi mendapatinya dan tertawa kecil. Jaemin dan Renjun menatapnya dengan tatapan tak senang.

"Ha ha ha, ya! Ada yang salah sama muka gue?" tanya Eunbi heran.

"Ngga, lo hanya cantik.." ujar Jeno membuat teman-temannya bersiul genit, kecuali Jaemin dan Renjun.

"Ya.. Jeno.. Stop godain anak orang, ga bakal mempan.." tutur Haechan membuat Eunbi terkekeh kecil.

"Setidaknya gue udah nyoba," ucap Jeno sembari meneguk air mineralnya.

"Ya, gue ke kantin dulu!" ucap Chenle.

"Ya! Tunggu! Gue ikut!" teriak Jisung sembari menyusul Chenle.

Mark, Jeno dan Jaemin pergi ke ruang ganti untuk beristirahat, sedangkan Renjun menghampiri Eunbi yang sedang duduk di bangku pemain cadangan.

"Ya, lo kaga mau nyeka keringat gue?" Renjun berhenti di depan Eunbi.

"Ogah!" Eunbi menatap Renjun sinis.

"Setidaknya lo harus hargain gue abang lo."

Renjun menarik tangan Eunbi yang memegang handuk kecil dan meletakkannya di jawline-nya. Eunbi mulai menyeka keringat Renjun dengan handuk kecilnya.

"Gue kaga tau kalau lo pengoper yang handal," ucap Eunbi tiba-tiba.

"Lu aja yang kaga pernah perhatiin gue," Renjun menyibak surai cokelat Eunbi dan menatapnya datar.

"Cih! Emangnya lo sering perhatiin gue!?" Eunbi mengusap kasar wajah Renjun.

"Ya! Sakit!" keluh Renjun.

"Renjun, nanti beliin gue banana milk, ya?" pinta Eunbi kemudian.

"Beli sendiri!" ketus Renjun.

"Ya, ramah sedikit, napa?!" kesal Eunbi.

"Renjun.. Beliin, ya?" mohon Eunbi kemudian.

"Kalau ada maunya pasti begini, Kang Eunbi.." desis Renjun.

"Gue bisa dengerin elo, Huang Renjun.." Eunbi menatap Renjun malas.

"But, i tell you something, don't be like that.." ucap Renjun membuat Eunbi itu menatapnya bingung.

"Jangan senyum-senyum lebar gitu ke Jeno!" larangnya.

"Lah kenapa? Kaga boleh?"

Eunbi mendekatkan wajahnya ke wajah Renjun dan menatapnya dengan tatapan super polos. Alhasil itu membuat jantung Renjun berdegub tak karuan.

"Gue ga suka.." ucap Renjun sedikit berbisik.

"Ya! Renjun! Lo ngomong apaan sih?!" teriak Renjun dalam hati.

"Ck! Setidaknya gue harus punya temen di sekolah, kali," Eunbi melempar handuk putih itu ke wajah Renjun kemudian pergi.

"Ini cewek nyebelin, sumpah!!"

 
 

  
  
  

  
  
  
 
tbc.

Halu gue baru bangun langsung apdet gegara gabut :)) mandi aja belom

Bitter Sweet • Jaemin | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang