Ignore

19.6K 2.3K 123
                                    

Pip

Pip

Pip







Enggan peduli berisik klakson dari luar, Jungkook memilih fokus memakan sandwich dan susu hangat buatan Bibi Lee. Menyiapkan kekuatan jiwa dan raga sebelum menghadapi raja siluman yang tidak henti dan tidak bosan mengganggu dimanapun ia berada.






Pip..

Pip..








Sekali lagi Jungkook tidak peduli. Pemuda itu memilih kembali memasukkan sandwich kedalam mulut dan menggigit separuhnya. Mengunyah perlahan, sengaja ingin menikmati sensasi roti panggang berisi selada, tomat, bacon, telur mata sapi serta saus mayonnaise yang meleleh didalam mulutnya. Lalu disiram dengan beberapa teguk susu hangat yang memberi sensasi banjir bandang didalam mulut, Jungkook merasa seperti berjaya dalam surga dunia. Tidak ada apapun dan siapapun kecuali dirinya, sandwich dan susu hangat.






Pip..

Piiippp..

Piiiiiiipppppp.....









"Brengsek!"

Mengumpat pada akhirnya. Jeon Jungkook mendesah kesal disela sela kegiatan mengunyah surga dunianya. Terlampau malas mendengar suara klakson yang sedari tadi berbunyi nyaris tanpa jeda. Menjadikannya menghabiskan sarapan pagi dengan gerakan secepat cicak melepas ekornya. Lantas membangkitkan tubuh, menyahut ransel dan menyampir dibahu kiri. Sedikit melirik tajam ke arah Bibi Lee ㅡasisten rumah tangga yang terkikik geli melihat tingkahnya. Dan lanjut melenggang pergi keluar dari rumah mewah tanpa niat berpamitan dengan kedua orang tua yang mengawasinya dari ruang tamu.

Dengan suasana hati yang suram gelap gulita, Jungkook menutup pintu; membanting depan dengan keras. Menimbulkan dentuman nyaring, terlampau persetan dengan tubuh pemuda didalam mobil itu terjingkat karena terkejut.
Kakinya melangkah tergesa menuju mobil sport merah yang terparkir didepan rumahnya. Membuka pintu dan menutupnya kasar. Lanjut memasang seatbelt dan duduk tegap menghadap jalanan tanpa berniat bicara satu patah kata.

"Kau tidak menyapaku? Ckckck, benar-benar manusia hutan. Tidak tau sopan santun."


Disini lirikan tajam Jungkook menjadi balasan. Gerahamnya menggerit tempramen disertai kesepuluh jemari tangan mengepal erat.        "P E R S E T A N.."
Menjadikannya menoleh dan mendesis tajam sebelum beralih melengos menatap keluar jendela.


"Dasar babi hutan."

"Keparat! Tutup mulut sialanmu atau kujejal dengan ㅡ"

"Jejal dengan bibirmu?"         Taehyung memotong cepat ucapan Jungkook. Menatap penuh goda kearah adik kelasnya sembari menaik turunkan alis jahil.           "Wahh, mau sekali. Haruskah
kututup dulu mataku?"



Dan Jungkook memilih diam sembari memutar bola mata jengah. Terlampau malas menanggapi, tidak ada guna. Meladeni Taehyung hanya akan menjadikannya semakin tersulut tempramen yang akan berujung menjadi pesta pernikahan, sesuai dengan rencana gila kedua keluarganya.


Sebab Jungkook tau, mulut Taehyung setara dengan ember bocor. Kakak kelas sialan itu suka sekali mengadukan pada ayahnya perihal kenakalan ia lakukan anaknya. Terlebih ia tau benar bahwa kedua orangtuanya pun memihak Taehyung lebih banyak. Terkadang menjadikannya berfikir, apakah sewaktu bayi mereka tertukar dirumah sakit? Tetapi mustahil, sebab kenyataannya Taehyung lebih tua dua tahun darinya.

Tiresome ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang