••
Pemuda Jeon hanya menurut ketika Taehyung menarik tangannya perlahan. Halus, penuh kasih sayang saat membimbing Jungkook untuk berdiri tepat dihadapannya. Beberapa saat, keduanya saling bertatap intens. Gelap dan dalam. Entah kumpulan ilmu sihir macam apa yang dimiliki pemuda Kim hingga membuat bajingan kecil layaknya Jeon Jungkook menurut, bahkan ketika pemuda itu hanya memberi isyarat melalui gerakan dagu ringan. Menjadikan Jungkook dengan patuh menundukkan tubuh untuk menjajarkan wajah keduanya.Tidak ada yang bicara, keduanya hanya saling bersitatap menyelami sekelam masing-masing retina.
Hingga pada garis waktu dunia menghipnotis mereka berdua, Taehyung merasa gila ketika membiarkan Jungkook mendekat dan memagut bibirnya dengan gerak terlampau perlahan dan berhati-hati. Tampak sekali jika adik kelasnya tidak ingin melakukan hal yang mungkin bisa menyakitinya. Hingga pada menit kedua, Taehyung masih diam. Membiarkan Jungkook terus mendominasi dan memakan bibirnya. Melumat disertai sesapan halus dan gigitan tipis-tipis yang menjadikannya lena hingga melupakan dunia. Segalanya terlampau familiar, ciuman halus yang membangkitkan gelenyar tak asing dari dasar kubangan gairahnya. Sesaat merasa bagai seorang nerd, patuh dan menurut bahkan Jungkook menjenggut anak rambut bagian belakang. Membuatnya mendongak reflek sembari membuka mulut, yang mana disaat itu pula pemuda Jeon tidak menyiakan kesempatan untuk menelusupkan lidahnya melalui sela-sela bibir Taehyung yang terbuka. Mengeksplor seluruh penghuni rongga mulut Taehyung. Dengan sesekali membelit lidah lain didalam sana seraya menggelitik langit-langit mulut kakaknya. Lantas menjadikannya menyeringai tipis begitu rungunya mendengar erangan lirih penuh gairah dari pemuda yang lebih tua dua tahun darinya.
Memuaskan, fikirnya. Jungkook lantas menarik diri sedikit menjauh untuk melepas pagutan. Menyisakan jarak aman sekitar lima centimeter antar wajah keduanya. Seringai tipis disertai sorot mata angkuh penuh dominasi, pemuda Jeon mendengus remeh menatap Taehyung yang masih tidak berkutik dihadapannya.
"Jadi, seperti itu yang kau sebut dominan?" Berucap sarkastik, Jungkook kembali mendekatkan wajah. Mencium bibir Taehyung singkat, sekedar menempel dan melepas kembali. "Bahkan, ciuman saja tidak bisa." Lanjutnya untuk kemudian meliuk-liukkan lidahnya menjilat halus belah bibir Taehyung. Persis seperti anak kucing kelaparan yang menjilati susu pemberian sang tuan.
Maka ingatkan pada Jungkook tentang petuah yang berbunyi musuh penghancur paling berbahaya adalah kesombongan diri sendiri.
Sebab ia hanya terlalu yakin dengan kemampuannya, tanpa peduli untuk sekedar mencari tau seberapa cerdik seseorang yang kelak menjadi lawannya. Tetap bertahan dengan kesombongan dirinya, hingga melewatkan detail perdetik dimana Taehyung balas menyeringai iblis tanpa sepengetahuannya.Lantas, membuatnya memekik terkejut ketika Taehyung tanpa aba-aba mengangkat dan mendudukan tubuhnya diatas pangkuan. Segalanya terlalu tiba-tiba, hingga niat melawanpun tak lagi ada. Sebab pemuda itu lebih dulu menahan kedua tangannya dibelakang punggung Taehyung.
Membuat Jungkook marah, sebab posisinya terlihat begitu lemah dan menyedihkan nyaris seperti anak koala yang memeluk induknya. Sekilas tatap matanya menajam dan menusuk, berharap mampu mengintimidasi Taehyung, supaya gentar dan segera melepas jeratan tangan biadabnya.
"Brengsek! Sudah kubilang, tidak suka seperti ini." Jungkook menyalak tidak terima. Rahang mengatup rapat disertai geraham menggerit tempramen. Menjadikan Taehyung balas terkekeh pelan syarat akan kekuasaan. "Lep—"
"Terlalu percaya diri, type mu sekali." Taehyung mengecup bibir Jungkook singkat, sekedar memblokade mulut sialan adik kelas yang kerap kali membuat telinganya nyaris terbakar. Kemudian menarik wajahnya sedikit menjauh untuk balas terkekeh sembari menikmati tatapan nyalang adiknya yang seolah ingin menguliti wajahnya. "Fikirmu aku selemah itu, hmm?" Taehyung nyaris mencium bibir Jungkook sekali lagi. Sayang gagal, sebab pemuda Jeon lebih dulu memalingkan wajah, teramat sengaja untuk menghindari ciuman jahil dari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiresome ㅡ kth+jjk
FanfictionHanya "Tiresome" Bukan "Threesome" ㅡLove hate relationship "Pilih sendiri, hukuman apa yang paling pantas untuk sampah sepertimu. Minum air selokan, atau menjilat closet siswa?" "Dibanding itu, aku lebih memilih menyetubimu 24 jam tanpa henti, Jeo...