Palestina mendengar kata itu kalian akan membayangkan sebuah negara dengan reruntuhan bangunan,suara ledakan,asap tebal, dan nyawa seakan tidak berarti.Kesedihan menyelimuti bagai kabut dan akan hilang bersama air yang keluar dari mata-mata indah. Nama ku Nizzati Faijah kelahiran 07 Desember 1999 lahir di kota Al-Khalil (Hebron) termasuk kota penting di Palestina terdapat makam Nabi Ibrahim,Nabi Ishaq,Nabi Ya'qub, dan istri-istri mereka. Di sinilah cerita ku di mulai07 Desember 1999 kabar gembira serta duka menyelimuti sebuah keluarga. Kelahiran bayi perempuan sehat dan selamat,di balik kabar bahagia itu tersimpan luka yang mendalam. Fatimah ibu dari sang bayi di nyatakan meninggal setelah proses persalinan, pendarahan membuat ia tidak bisa bertahan. Bayi cantik dengan iris mata berwarna coklat terang di beri nama Nizzati Faijah. Zati tumbuh menjadi anak penurut,penyayang dan sangat peduli. Ketika ulang tahunnya ke tiga tahun gadis cantik itu sedang meniup lilin dan berdoa untuk Negaranya serta keselamatan keluarganya. "Dorr" Satu peluru berhasil menembus kulit hingga menewaskan seketika. Abdurrahman Sahit ayah dari Zati tewas di tangan tentantara Israel. Pria itu menjadi sasaran penembakan untuk kedua kalinya, pertama saat Abdurrahman sahit sedang wawancara di tempat kejadian pemboman di Kota Hebron, satu peluru berhasil mengenai bagian kakinya tapi saat itu nyawanya terselamatkan dan hari itu untuk kedua kalinya menjadi sasaran penembakan yang merenggut nyawa. Air mata tak henti keluar dari pelupuk mata gadis cantik itu ia kehilangan Ayah yang selama ini melindunginya. Kini Zati tinggal bersama pamannya di Gaza Kota yang terletak di kawasan pesisir Timur laut tengah,di bagian selatan Palestina Kota ini juga termasuk dalam kota-kota tertua di dunia. Di kota ini terdapat makam Hasyim bin Abdi Manaf (Kakek Rasulullah Saw) dan di kota ini Imam Syafi'i di lahirkan.
Suara Adzan terdengar begitu merdu beriringan dengan suara ledakan. Zati mengambil selendangnya menutup kepalanya berjalan tanpa alas kaki menuju Masjid untuk mengerjakan kewajiban dua rakaat (Sholat Subuh). Di setiap sujutnya tak henti berdoa untuk kemakmuran tanah para Nabi. Matahari sudah mulai menampakan wajahnya nenyinari bumi pertiwi menyaksikan segala kejadian di bumi. Asap mengepul ke udara, suara ledakan menjadi musik, darah menjadi tintah yang terlukis di tanah, dan orang-orang menangis tanpa air mata.
Angin bertiup kencang selendang yang di gunakan sebagai tudung terbang bersama angin dan berhenti tepat di wajah seorang tentara Israel lengkap dengan senjatanya. Pria itu menyingkirkan selendang yang menutup pandangannya nampak seorang gadis berdiri dengan rambut yang sedikit menutup wajahnya akibat tiupan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENARIO (SLOW UPDATE)
NouvellesHallo! di sini kumpulan cerita random dan semua partnya One Shot (Sekali tamat) Jadi jangan kaget kalau bagian satu tidak nyambung sama bagian duanya (Slow Update)