dua puluh dua

256 58 18
                                    


"Aku udah denger semuanya dari Radeya, kenapa kamu bohong?" tanya Caletta pada Latania. Iya, hari ini mereka bertemu lagi karena Caletta tidak mau menunggu lama dan ingin mengakhiri masalah ini.

"Bohong apa?"

"Kamu sama Radeya udah putus, kamu bukan pacarnya lagi,"

"Tapi dia masih sayang sama aku," jawab Latania tegas dan yakin. Caletta heran bagaimana bisa ia menjawab seyakin itu padahal sekarang Radeya sudah bersama Caletta.

"Jangan halu, Tan. Kamu itu masa lalunya Radeya,"

"Kamu yang jangan halu, Cal. Radeya bilang dia masih sayang aku,"

Kepala Caletta mulai berdenyut, sakit. Omong kosong apa lagi ini?

"Mungkin kamu masih gak terima sama kenyataan kalo Radeya itu pacar aku dan akan jadi suami aku. Tolong jangan ganggu aku dan Radeya lagi."

Daripada ia berdebat dengan Latania, Caletta lebih memilih pulang. Beban pikirannya baru saja hilang tapi kini datang lagi setelah mendengar Latania.

Latania hanya bisa melihat punggung Caletta yang semakin menjauh meninggalkan dia. Sebenarnya siapa yang Radeya sayangi?

🎨🎨🎨

Sebenarnya Caletta tidak langsung pulang, tapi ia pergi menemui Triya di studionya. Radeya pasti sedang sibuk di kantornya.

Entah kenapa sekarang kalau Caletta sedang bosan atau sedih atau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, ia pasti pergi menemui Triya.

Sikapnya yang tenang dan pemikirannya yang lebih dewasa membuat Caletta merasa bahwa ia bisa mengandalkan Triya dalam kondisi apapun.

"Loh? Cal? Ada apa?" tanya Triya kaget karna tiba-tiba Caletta datang ke studionya.

"Gak apa-apa, cuma mau main aja. Sibuk gak?" Triya menggelengkan kepalanya. Caletta langsung duduk di sofa yang berada di sudut ruangan, tempat kesukaan Caletta.

"Teh atau cappucino?"

"Teh aja."

Sementara Triya membuatkan teh untuknya, Caletta diam memikirkan perkataan Latania. Inilah sifat buruk yang ingin Caletta hilangkan dari dirinya. Ia selalu memikirkan hal yang tak seharusnya ia pikirkan.

"Lagi banyak pikiran ya?" tanya Triya sambil memberikan teh buatannya.

"Engga kok,"

Kenapa Triya peka banget ya? pikir Caletta.

"Yaudah, santai di sini dulu. Gue mau ke bawah sebentar."

Baru sebentar Triya tinggal, Caletta sudah tertidur.

"Kayaknya bener lagi banyak pikiran deh ini anak,"

Triya melepaskan jaket yang sedang dipakainya untuk menutupi sebagian tubuh Caletta. Samar-samar Triya mendengar suata mengigau Caletta, ia pun mendekatkan dirinya supaya mendengar lebih jelas.

"Radeya...."

Tanpa Triya sadari tangannya sudah berada di kepala Caletta, "Lagi tidur aja masih mikirin Radeya."













Kalian tim Radeya-Caletta atau Triya-Caletta?
😂

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang