"SOMII!!" teriak Caletta saat melihat Somi di rumah Radeya."Kak Cal!! Apa kabar? Udah lama gak ketemu," ucap Somi sambil berlari ke arah Caletta dan memeluknya.
Hari ini Papa Radeya berulangtahun dan ia mengundang beberapa keluarganya serta Caletta untuk makan malam bersama.
"Make a wish dulu dong," kata Somi saat Papa Radeya akan meniup lilin kue ulangtahunnya.
"Semoga Papa bisa cepet-cepet lihat cucu."
🥀
"Mas Radeya, ada yang mau ketemu," kata salah satu sepupu Radeya.
"Suruh masuk aja,"
"Tadi udah aku suruh masuk tapi gak mau,"
Radeya akhirnya menyerah dan menghampiri orang yang dimaksud sepupunya itu. Caletta menunggu di dalam ditemani Somi yang sedang makan kue.
Kue yang dimakan Somi sudah habis, tapi Radeya belum juga kembali. Rasa penasaran membuat Caletta pergi menghampiri Radeya.
"Kamu lagi?" kata Caletta setelah melihat siapa tamu Radeya.
"Mau apa lagi sih ke sini?" Caletta mulai mendekat tapi Radeya menghalanginya.
"Urusan aku sama Radeya belum selesai," jawab Latania.
"Urusan apa lagi sih yang dia maksud, Rad?" Radeya tidak menjawab.
"Mending sekarang kamu pergi! Jangan cari Radeya lagi!" bentak Caletta.
Tanpa banyak bicara, Latania pergi dari sana.
Suasana hati Caletta menjadi buruk. Padahal ia pikir, hari ini ia bisa bersenang-senang. Kenapa juga Radeya tidak langsung mengusir mantan pacarnya itu? Ada urusan apa mereka?
"Maafin aku ya,"
Radeya menghampiri Caletta yang sedang duduk di pojok ruangan. Menggenggam erat tangannya.
"Kamu tuh ada apa sih sama dia? Aku capek kayak gini terus,"
"Maaf ya,"
Caletta jengah mendengar kata maaf dari Radeya. Yang ia butuhkan adalah penjelasan.
"Jangan minta maaf terus, jelasin ke ak—"
Omongan Caletta terpotong karena handphone Radeya berbunyi.
"Halo? Iya dengan saya sendiri.."
"Di rumah sakit?! Dimana? Saya segera ke sana."
Kemudian Radeya langsung pergi meninggalkannya. Caletta bingung sendiri, ini pertama kalinya Radeya terlihat seperti ini.
"Kamu mau kemana?"
Radeya yang masih mencari kunci mobilnya itu tidak menjawab Caletta.
"Radeya! Aku tanya kamu mau kemana?"
"Ke rumah sakit!" Radeya terdengar marah.
"Aku yang anter. Kamu gak boleh nyetir kalo lagi emosi kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices
Fiksi Penggemar"Hidup itu pilihan dan ini adalah hidupku, biar aku yang menentukan sendiri."