Gilang

34 5 0
                                    

Gilang. Adalah kekasih Rindu.
Sudah hampir tiga tahun mereka bersama. Sejak Rindu masih berseragam putih biru. Meskipun pada awalnya bukan berstatus sebagai pacar, tetapi kedekatan mereka, perasaan yang Gilang dan Rindu sama sama rasakan, akhirnya mengikat mereka pada sebuah komitmen.
Komitmen untuk menjalani hari-hari bersama, berbagi suka, sedih, dan pengalaman berdua, punya mimpi dan tujuan akhir yang sama. Saling support dan mendukung untuk kemajuan masing-masing. Begitulah pada akhirnya mereka disebut sebagai sepasang kekasih. Terikat pada status pacar. Meskipun pada kesehariannya mereka tidak selalu bersama.
Usia Rindu dan Gilang terpaut enam tahun. Gilang adalah mahasiswa tingkat akhir di universitas yang cukup terkenal di kota mereka. Di tingkat akhir ini tentu saja Gilang cukup sibuk mengurus kuliahnya. Tugas akhir, KKN dll yang sangat menyita waktu Gilang. Rindu pun tidak keberatan dengan kesibukan Gilang. Maklum saja, ini tahun pertama bagi Rindu memakai seragam putih abu-abu. Dunia baru, teman baru, kesibukan baru cukup mengalihkan perhatian Rindu. Sehingga Rindu tidak merasa kesepian karena jadwal Gilang yang sangat padat.
Pada suatu siang
Ting tung. Notif WA dari Gilang


"Yiing, udh maem?"

Entah sejak kapan Gilang yang awalnya memangil Rindu dengan nama, berubah menjadi sayang, dan sekarang jadi siyiing.

"Belom. Kamu?"
"Belom jugak. Hari ini gak ada ekskul kan? Maem siang bareng yuk."
"Haah?? Serius? Emang kamu gak praktek mas?"
"Ada jadwal sih sampe sore nanti. Cuman lagi capek banget aku. Mau ijin ajalah. Daripada nanti ambruk kecapean"
"Aduhh manja banget, sejak kapan kamu kalah sama capekk. Hahaha"
"Ayolah. Ini otak lagi full banget. Butuh refresh sebentar. Temenin makan siang yaa?"
"Iyadeh, ntar aku pamit ibuk. Biar ibuk nggak usah jemput"
"Oke. Nanti aku juga ijin ibuk, ngajak kamu makan siang."

Meskipun masih terheran dan nggak percaya, tapi Rindu nggak harus mikir dua kali untuk nerima ajakan Gilang. Langka banget Gilang bisa keluar dari penjara kampusnya di siang hari. Bahkan terkadang kalau jadwal praktek atau tugas tugas menumpuk, nggak jarang Gilang terkurung sepanjang hari di dalam sana. Pernah dulu sekali, Rindu cemburu. Tidak percaya pada jadwal atau tugas-tugas yang harus Gilang kerjakan.
Akhirnya Gilang mengajak Rindu ke kampusnya. Jam 8 malam waktu itu. Suasana kampus masih sangat ramai. Beberapa berkumpul di selasar ruangan dengan posisi nggak karuan.

"Yang kaya gitu biasanya pada nugas, kalau yang di perpustakaan sana tadi biasanya yang lagi pada ngerjain skripsi atau tugas akhir, nah yang di kampus satu sana bengkel. Biasanya yang sift malam."

Rindu hanya terdiam mendengar penjelasan Gilang. Rata-rata mereka disana laki laki semua. Ada beberapa perempuan. Hanya beberapa. Mereka membaur dan hampir susah dibedakan karena memang mahasiswi tingkat satu harus berambut pendek.
Gilang sempat mengenalkan Rindu pada beberapa temannya. Dan yang membuat Rindu kaget, sepertinya teman teman Gilang tidak asing dengan namanya. Sepertinya mereka sudah banyak mendengar cerita tentang Rindu. Dan sejak saat itu Rindu membuang semua kuatir dan cemburunya. Tidak adil rasanya, Gilang yang sudah cukup lelah dan penat dengan jadwalnya harus ditambah lagi beban pikiran karena Rindu yang kekanak-kanak an. Cemburu yang tidak ber alasan. Hanya karena waktu Gilang untuknya menjadi berkurang.
Apalagi dulu Gilang pernah bercerita, dosennya pernah berpesan.

"Kalau masuk di kampus ini, jangan pacaran dulu. Kasihan pacarnya nanti. Jarang dapet waktu."

Makanya tidak sedikit teman-teman Gilang yang memilih untuk menjomblo. Jomblo terhormat mereka menyebutnya. Padahal sih di mata Rindu, mereka lebih layak disebut jomblo mengenaskan. Mukanya muka kesepian. Butuh kasih sayang dan kebanyakan pikiran soal itungan. Hihihi.

(soul)mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang