Daniel yang sejak sejam lalu masih bergulum dengan selimutnya kini sudah terlihat bangun dan mulai merapikan kasur yang ia tempati bersama Seongwoo tadi malam. Entah kenapa meskipun ukuran kasur di apartemennya jauh lebih besar, tapi kasur kecil milik Seongwoo jauh lebih nyaman. Bahkan jika boleh memilih Daniel ingin selalu tinggal bersama Seongwoo setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan jika bisa setiap detik. Seongwoo sudah seperti rumah bagi Daniel. Seongwoo selalu menjadi tempat Daniel pulang, sejauh apapun ia pergi.
Jika di ingat – ingat, ini sudah tahun ke-8 mereka bersama. Sejak dulu mereka sudah seperti ini, menghabiskan waktu bersama, melakukan apapun bersama, bahkan sudah sering tidur bersama. Tapi selama itupun mereka tidak pernah melakukan hal yang berada diluar batasan hubungan mereka, sekalipun keduanya sama sama ingin, tapi Daniel tidak pernah sekalipun melakukan hal lebih dari sekedar mengecup kening Seongwoo. Ia selalu mencoba melawan keinginannya demi Seongwoo. Ia tidak ingin merusak kepercayaan yang Seongwoo berikan. Ia ingin menghargai apa yang ia miliki.
Selesai dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya, ia langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia ingat sejam lagi ia harus pergi menjemput Seongwoo.
👨❤️💋👨
👨❤️💋👨
👨❤️💋👨Seongwoo masih berdiri mematung pada posisinya saat ini. Ia masih tidak percaya dengan apa yang netranya tangkap beberapa detik lalu.
“Seongwoo?”
Suara bariton itu berhasil memecah lamunan Seongwoo dan membuatnya kembali ke alam dimana ia berada saat ini.
Minhyun mengerutkan keningnya menatap bingung dua insan yang di luar dugaannya ternyata sudah saling mengenal itu.
“D-dia seniorku dulu pas di SMA.” Sahut Seongwoo mencoba menjawab pertanyaan tidak langsung Minhyun.
Minhyun mengangguk paham dan langsung menjabat tangan lelaki tampan berusia 30an yang masih setia berdiri diantara mereka saat ini . “Maaf membuat anda berdiri disana terlalu lama, Pak. Silahkan duduk.” Ujar Minhyun mempersilahkan.
Sung Hoon yang merasa dipersilahkan itupun hanya mengangguk tersenyum dan langsung mendudukkan diri disalah satu kursi yang sudah mereka siapkan. “Maaf juga sudah membuat kalian menunggu lama.”
“Tidak sama sekali. Justru kami sangat berterima kasih Pak Sung Hoon sudah bersedia meluangkan waktu untuk kami wawancarai.” Sahut Minhyun formal.
Sung Hoon yang mendengar kalimat kaku Minhyun hanya terkekeh. “Berhenti berbicara formal, Minhyun. Bukankah kita sudah saling mengenal sebelumnya?” Ujar Sung Hoon sambil sesekali melayangkan tatapannya ke arah Seongwoo yang terlihat berusaha menghindari tatapannya.
“Ah terima kasih banyak, Pak. Tapi saya mohon maaf sebelumnya, mungkin hanya Seongwoo yang akan mewawancarai anda hari ini. Saya harus pergi karena ada hal lain yang harus saya urus di kampus.”
Iya, jadi memang sebelumnya Minhyun sudah mengatakan pada Seongwoo untuk melakukan wawancara sendiri hari ini, karena tiba-tiba Minhyun ada keperluan mendesak yang harus ia urus di kampus. Dan Seongwoo sudah menyetejui hal itu, karena ini tugas bersama, maka ia harus menggantikan bagian Minhyun saat ia sedang berhalangan.
“Tentu saja, tidak masalah.” Sambung Sung Hoon santai menanggapi permintaan maaf Minhyun.
Setelah berpamitan, Minhyun pun langsung pergi meninggalkan dua sosok manusia yang sebenarnya sejak tadi sudah saling menghindari pembicaraan itu.
“Mau pesen makan dulu?” ujar Sung Hoon memecah keheningan.
Seongwoo hanya menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone | OngNiel
Fanfiction"Terus sekarang gimana?" "Yaudah, kita jalani dulu aja.." ⚠ BxB ⚠ Top!Niel ⚠ Bot!Ong