17❗

6.3K 656 705
                                    

WARNING 🔞

SEKALI LAGI AKU INGATKAN, INI CHAPTER SMUT YA!! SO PLEASE, IF IT'S NOT YOUR CUP OF TEA THEN LEAVE IT AND DONT REPORT!!

"Mau makan ramyeon bersama?"




















"A-apa?"

Seongwoo semakin meremat kuat ujung sweaternya saat menatap eskpresi Daniel yang berubah. "Mm.. maksud aku kalo kamu gak sibuk—tapi kalo kamu sibuk gapapa. Kamu bisa balik sekarang. Makasih udah nganter aku." Ujar Seongwoo yang sudah berniat berbalik meninggalkan Daniel.

"Aku mau"

Seongwoo menghentikan langkahnya dan kembali menoleh menatap Daniel. "Eung?"

Daniel mengangguk diiringi dengan senyumannya. "Makan ramyeon berdua—aku mau"

Seongwoo pun hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman tipis sebelum akhirnya berjalan lebih dulu dari Daniel. Daniel yang sudah mengiyakan tawaran Seongwoo dengan cepat keluar dari range rovernya lalu berjalan mengekori Seongwoo dari belakang. Ia sengaja tidak berjalan disamping Seongwoo karena masih khawatir Seongwoo tidak nyaman dengan sikap sok akrabnya. Menatap punggung Seongwoo sedekat inipun sudah sangat membahagiakan baginya.

Setelah berjalan kurang lebih 3 menit akhirnya mereka sampai didepan pintu apartemen Seongwoo. Seongwoo berhenti tepat didepan pintu tersebut dan berbalik menatap Daniel yang saat itu juga masih menatapnya.

"Tutup mata." Perintah Seongwoo pada Daniel.

"Hah?" Daniel sedikit kaget dengan permintaan Seongwoo—apa harus mereka melakukan itu didepan pintu apartemen?

"Disini?" Tanya Daniel lagi memastikan dan hanya dibalas anggukan oleh Seongwoo.

Daniel kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lorong apartemen. Memang tidak ada orang saat itu, tapi apa harus Seongwoo menciumnya ditempat terbuka seperti ini? Setelah memastikan situasi aman, Daniel pun kembali menatap Seongwoo yang sudah menaikkan salah satu alisnya—menunggu respon dari Daniel.

Daniel menelan ludahnya sebelum memejamkan kedua matanya. Ia sedikit memajukan bibirnya menunggu Seongwoo untuk—




Pip

Suara pintu apartemen yang terbuka cukup berhasil mengembalikan kesadaran Daniel. Daniel membuka matanya dan sudah melihat Seongwoo memasuki apartemen lebih dulu. Daniel berdehem saat menyadari apa yang terjadi ternyata tidak seperti ekspektasinya.

"Kamu gak masuk?" Tanya Seongwoo dari dalam.

"I-iya Wu." Sahut Daniel bergegas masuk dan kembali menutup pintu tersebut. Daniel berjalan canggung ke arah sofa yang memang hanya menjadi sofa satu-satunya diruangan itu. Tidak banyak yang berubah. Hanya kitchen set yang berhadapan langsung dengan ruang tv itu terkesan lebih hidup jika dibanding dulu—6 bulan lalu. Apa Seongwoo jadi sering memasak selama ia pergi?

Daniel langsung mengalihkan tatapannya saat melihat Seongwoo sudah berjalan ke arahnya dengan dua gelas teh ditangannya.

"Thanks." Kata pertama yang diucapkan Daniel sesaat setelah Seongwoo menyerahkan cangkir teh itu ke tangan Daniel.

"Ta—"    

"Ma—"

"Kamu dulu aja." Ujar Daniel mengalah.

Seongwoo berdehem canggung sebelum memberanikan diri menatap Daniel. "Makasih udah nganterin aku."

"Makasih mulu sih dari tadi, bosen aku dengernya." Sahut Daniel dengan kekehannya.

Friendzone | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang