2

70 6 0
                                    

Cahaya matahari menampakkan diri sepenuhnya pagi ini, bahkan awan putih pun tak berani menutupinya. Difa sedang duduk menunggu teman-temannya di kursi dekat kelas. Kebetulan hari ini ada kegiatan tengah semester jadi murid-murid pasti akan datang lebih lama dari jam biasanya. Difa duduk dengan teman yang lain yang tidak terlalu akrab dengan Difa. Sesekali mereka tertawa dan Difa hanya menimpali dengan senyuman yang membuat pipinya bolong. Lesung pipit maksudnya.

Sudah pukul 09.00 tak ada satupun teman-teman akrab Difa yang datang. Dia mengabari Uni salah satu temannya tapi tidak dibalas. Ah, "Uni susah sekali untuk dikabari" katanya. Uni jarang memegang Handphone. Bisa sampai seminggu Handphone nya tak ia sentuh sama sekali. Ia letak begitu saja di bawah bantal tempat tidurnya. Rasanya Handphone tidaklah penting. Difa mematikan data selulernya lalu beralih menuju menu musik. Difa mengambil Headset lalu memasangnya ke telinganya.

09.30 sungguh, Difa benar-benar sendirian. Tak ada teman akrab nya yang datang. Difa berniat untuk bergabung dengan teman-teman yang lain, tapi Dia mengurungkan niatnya itu. Karena bisa saja dia dikatakan "Datang waktu lagi nggak punya kawan doang."
"Lebih baik sendiri. Toh, sendiri lebih menyenangkan tak ada yang ganggu, tak perlu menggosip,tak terlalu banyak uang keluar untuk ke kantin" pikirnya.

Acara Porseni sudah dimulai 10 menit yang lalu. Difa beranjak ke kantin membeli air mineral dan Tahu isi makanan favoritnya. Saat kembali, dengan tangan berisi Sebotol air mineral, plastik kresek yang isinya Tahu isi seseorang menabrak Difa. Alhasil Tahu isi Difa jatuh semua, botol mineralnya juga jatuh. Difa yang kesal langsung melihat siapa pelakunya. Dia melihat Wanita berambut ikal yang panjang tergurai dan memakai bando pita yang warnanya yang terlalu norak menurut Difa  berdiri tepat dihadapannya. Difa tidak pernah melihat Orang ini sebelumnya. Atau mungkin dia yang memang terlalu jarang memperhatikan orang-orang yang lewat disekitarnya,
"lagi pula untuk apa orang-orang yang lewat diperhatikan?"Pikirnya.
Difa memang orang yang tidak mau basa-basi. Belum sempat Difa berbicara, wanita yang menabraknya tadi langsung memarahi Difa.
"Eh,jalan itu pakai mata!!!" Bentak gadis itu
"emang yang bilang jalan pakai dengkul siapa?" Timpal Difa dengan raut wajah dinginnya.
"Gatau diri banget sih Lo!!"
"Emang Lo udah tau diri ya?"
Wajah wanita itu memerah. Suasana kantin menjadi sunyi seketika. Mata Orang-orang yang berada di kantin tertuju kepada mereka berdua. Difa melihat bet nama wanita itu "Gisella Widiana" nama yang tertera pada bet nama wanita itu. Karna Difa Tak ingin berurusan dengan orang itu,ia segera mengambil tahu isi yang jatuh tadi lalu memasukkannya kembali ke plastik kresek dan membuangnya ke tempat sampah. Difa berlalu begitu saja dari wanita itu.




Haiii teman-teman😊
Selamat membaca semuanya:)
Saya harap kalian suka ya :)


Salam Kasih,
Grace

AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang