8 - Kafe

63 28 0
                                    

Info penting:
Buat pemain Raka aku ganti ya kalian bisa lihat di chapter sebelum nya, alasan aku ganti soalnya yang pemain dulu kurang cocok sama sifat nya. Jadi di cek dulu yaa sebelum lihat kelanjutan nya.

--------------------

Oke!,udah dua hari nggak ada kabar dari Pak Mus tentang orang yang akan medampingi nya saat acara peresmian gedung itu.

Selen sudah tidak sabar karena bagi nya waktu sangat lah berharga meskipun itu hanya 1 detik. Dan sedangkan ia sudah membuang waktu nya sangat lama demi menunggu orang yang ia juga tidak tau siapa.

(ya walaupun kadang-kadang Selen agak molor waktu😂😂)

Lantas saat istirahat berlangsung Selen mulai berjalan sendirian ke arah ruang band yang letak nya tak jauh dari kelas nya. Sesampai nya di depan ruang band, ia mulai mengetuk pintu ruangan tersebut dan membuka pintu secara perlahan-lahan.

"Permisi,Pak!", seru Selen.

"Ooohh, kamu toh iku,Nduk. Ada apa?", balas Pak Mus.

"Gini pak saya mau nanya. Ini udah sekitar 2 harian tapi kok saya belum ada info tentang orang yang bakal dampingi saya saat acara nanti pak? Jadi nya saya belum latihan takut kalo di undur-undur terus nanti saya malah ngga siap pak."

"Oiyaaa,Bapak baru ingat. Kemarin itu bapak mau ngasih tau kalo acara peresmian gedung di undur, tapi ternyata bapak ada urusan di luar kota.", Selen sedikit terkejut karena acara nya di undur.

"Kenapa di undur pak? Terus kira-kira sampai kapan ya pak?", tanya Selen.

"Karena teman bapak ini kan orang yang penting dan dia ada urusan di luar negeri yang ngga bisa di tunda jadi terpaksa acara nya di undur. Kalau sampai kapan bapak juga kurang tau, yang jelas sampai urusan nya selesai.", jelas Pak Mus.

Selen terdiam dan akhirnya Pak Mus melanjutkan bicara nya. "Gini saja kamu tidak usah mikirin itu, nanti kalau acara peresmian dilanjutin bakal bapak kasih tau kamu lagi ya,Nduk!", saran Pak Mus.

"Iyaa,Pak. Ya sudah kalau begitu pak saya balik ke kelas dulu terima kasih informasi nya,Pak.", kata Selen sambil menyalami guru nya itu.

"Nggeh,Nduk!", seru Pak Mus sambil membalas salam Selen.

Selen langsung meninggalkan ruang band menuju kelas nya. Namun saat di perjalanan seperti biasa ia selalu mendapati tatapan sinis dari para ciwi-ciwi alayers, Selen juga tidak tahu apa yang salah dari diri nya. Selem pun mengabaikan tatapan itu dan melanjutkan jalan nya.

•••

Saat Selen sudah berada di depan kelas nya ada yang menarik tangan Selen. Lantas Selen menoleh ke arah orang yang menarik tangan nya itu.

"Eh si beruk kesayangan gue baru nonggol!", seru Selen penuh kegirangan.

"Tumben banget dah baru nonggol jam segini biasa nya juga 15 menit sebelum bel istirahat udah koar-koar kayak beruk kelaparan?", tanya Selen heran, namun Selen memikir ulang kataan nya tadi.

Lalu Selen melanjut kan omong nya tadi."Bukan kayak lagi deng, tapi persis kakak adek!", kekeh Selen.

Raka pun hanya tertawa geli mendengar kekehan Selen. "Enak aja muka ganteng begini lo bilang persis kayak tuh monyet.", kata Raka sambil menaikan sebelah alis nya.

"Emang lo ngga tau gue sebener nya siapa?", tanya Raka.

Tanpa berpikir panjang Selen pun langsung menjawab pertanyaan Raka tadi. "Beruk kan lo!".

SELENIC - (nyctophilia, aku menyukai malam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang