2 - Perpisahan Kedua Malaikat Kecil

142 45 8
                                    

"Hiks hiks hiks, Selen ngga mau ditinggal Nichol, Selen pengen nya sama Nichol terus, Selen cuma punya temen Nichol, Selen sayang sama Nichol. Nichol ngga sayang sama Selen?", ucap Selen sambil memeluk sahabat nya itu dengan nada yang begitu lirih.

"Nichol sayang kok sama Selen", ucap Nichol untuk menenangkan Selen.

"Terus kenapa Nichol ninggalin Selen!! hiks hiks hiks"

"Nichol cuma mau pergi sebentar sama Mama, Papa nanti bakal balik kok. Nichol bakal janji ngga akan pernah ninggalin Selen"

"Nichol janji kan bakal balik dan ngga akan ninggalin Selen lagi?", tanya Selen sambil menaikan jari kelingking

"Iya,Nichol janji", ucap Nichol sambil menaikan jari keliking nya lalu menggeratkannya di sela sela jari kelingking Selen.

"Jangan ingkari janji nya Nichol loh ya. Kalo ingkari janji Selen ngga akan pernah mau ketemu Nichol lagi", ucap Selen sambil melotot ke arah Nichol.

"Iya, Selen. Jadi sekarang Selen ngga boleh nangis, apalagi suatu saat nanti ada yang nyakitin Selen bilang aja ke Nichol nanti biar Nichol beri pelajaran ke orang itu", ucap Nichol sambil berpelukan ke Selen mungkin itu akan jadi pelukan terakhir nya. Dan Selen hanya tersenyum tulus.

Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar Selen.

Tok...Tok..Tok...

"Nichol, Ayo waktu nya kita berangkat, Sayang", ucap Jourine-Mama nya Nichol

"Iya,Ma. Bentar"

Lalu Jourine menghampiri mereka berdua. Jourine mengusap-usap kepala Selen dengan lembut dan memeluk nya dengan hangat.

"Selen, kan sekarang udah besar ngga boleh nangis lagi ya kesian itu air mata nya. Air mata Selen itu terlalu berharga buat orang jadi jangan nyampe jatuh lagi ya", ucap Jourine dengan penuh ketulusan.

"Iya,Ma. Tadi Nichol juga udah bilang kok ke Selen biar ngga nangis lagi", ucap Nichol. Jourine hanya tersenyum melihat kedua anak itu.
("Semoga aja kalian bisa bertemu kembali"), batin Jourine

Seteleh mereka mengucapkan kata-kata terakhir untuk pisah. Akhirnya kedua orang tua Selen pun mengatarkan Jourine dan Nichol ke Bandara. Keberangkatan nya ke Belanda jam 11 Malam, dan alasan Jourine dan Nichol pindah adalah untuk menetap disana bersama Gurtione-Papanya Nichol.

Di mobil semua orang hanya diam dan Nichol sudah tertidur, akhirnya Liam- Papa Selen membuka pembicaraan.

"Jou, Apakah kamu berat untuk meninggalkan Indonesia?", ucap Liam

"Tentu saja, Apalagi Nichol... Aku merasa bersalah karena sudah memisahkan bulan dengan bintang", ucap Jourine lirih sambil mengusap kepala Nichol.

"Ngga usah menyesali keputusan mu,Rin. Keputusan mu udah betul kok untuk membantu Gurtione disaat susah-susah nya, dia lebih perlu kamu,Rin. Kalo mereka jodoh pun ngga akan kemana", ucap Lena-Mama Selen membatu menenangkan Jourine.

Pasti kalian berpikir  'masih kecil kok udah bahas jodoh-jodoh?', karena kedekatan Selen dan Nichol bagaikan bulan dan bintang yang saling beriringan.

"Semoga saja kedua malaikat ini dipertemukan lagi, karena Selen sudah ku anggap sebagai anak ku sendiri, Len. Jadi aku merasa sedih telah kehilangan satu malaikat ku", tanpa disadari Jourine menitikan air mata nya.

----------

Setelah membutuhkan waktu cukup lama yaitu satu setengah jam karena jarak rumah Selen jauh dari Bandara, akhirnya mereka sampai ditujuan. Liam membantu menggendong Nichol sampai di depan ruang check-in, Liam segera memberikan Nichol ke Jourine.

"Terima kasih ya kalian sudah banyak membantu ku suatu saat nanti pasti aku akan balas budi kalian", ucap Jourine

"Tidak perlu dibalas, Rin. Kamu itu udah aku anggep keluarga sendiri terlebih seperti kakak ku. Semoga selamat sampai disana Rin.", ucap Lena sambil memeluk Jourine.

"Hati-hati Jou. Jika ada apa-apa langsung hubungi kita aja", ucap Liam. Jourine membalas nya dengan senyum yang tulus. Lalu Jourine pun segera memasuki ruangan check-in.

--------------------
Sekian dulu dari bab 2 inii. kalo ada typo tolong dimaafkan🙏🏼

Jangan lupa komen dan vote...💗💗💗
Stay tune trus...

SELENIC - (nyctophilia, aku menyukai malam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang